"bilang ada apa,kata 'gapapa' cewe tu beda makna, kalau ada yang sakit bilang ke saya"
"Beneran gw gapapa"ucap Airin meyakinkan dengan sedikit ngegas
Afnan menghela nafas panjang
"Yaudah ini dimakan, kalau gak sanggup habisin gapapa,gak usah di paksa"Airin mengamati makanan yang di sodorkan Afnan padanya, nampan yang berisi bubur di dalam mangkuk putih sedang
"Gak,gw gak suka bubur"tolak Airin mentah-mentah
"Sedikit aja"
"Gak"
"Yaudah ayo saya antar ke rumah sakit"
"Gak mau"
"Yaudah makan"
"Enggak!"
"Terus maunya apa"tanya Afnan sedikit geram
"Ya Lo"ceplos Airin langsung menutup mulutnya dengan kedu tangannya
Malu sekali,dimana harga dirinya
"Em ma-maksud gw e itu gw mau ke toilet,Lo bantu papah,gw gak sanggup"elak Airin
"Bohong"goda Afnan dengan wajah tengil,mata yang menyipit seperti tengah tersenyum dibalik masker
"Enggak dong,gw beneran cepetan bantu"
"Oke,tapi ada syaratnya"
"Ck,itu aja pake segala syarat"
"Gak boleh berdecak,Yaudah kalau gak mau"
"Yaudah gak usah,gw juga udah gak kebelet kok"
"Tuh kan beneran bohong"
"Semerdeka Lo aja deh"pasrah Airin kembali merebahkan tubuhnya tetap di cekal oleh Afnan
"Jangan tiduran dulu,ini makan terus minum obat baru tidur"
"Yaudah siniin"
Afnan memberikan nampan tersebut pada Airin,dengan malas Airin memakan bubur itu
Setengah bubur sudah Airin habiskan, Airin kembali menyodorkan bubur tersebut pada Afnan
"Nih,gak sanggup lagi gw"
"Yaudah ini makan obat nya"titah Afnan menyodorkan 1 butir pel putih pada Airin
Dengan patuh Airin memakan pel tersebut
Afnan menyendok bubur bekas Airin kedalam mulutnya tanpa rasa jijik
"Eh"sentak Airin kaget
"Hm kenapa"bingung Afnan
"Lo makan bekas gw"
"Hm"
"Lo gak jijik gitu"
"Kenapa harus jijik dengan istri sendiri lagian Sunnah Rasul"
Airin hanya manggut-manggut setelah itu ia hendak tiduran tetapi Afnan kembali mencekalnya
"Ada apa lagi sih"geram Airin
"Menurut Sunnah Rasul, setelah makan tidak boleh langsung tiduran, alangkah baiknya kita berhenti sejenak"
"Huff iya-iya"cemberut Airin
Afnan menggeleng kepala,lalu ia hendak bangkit untuk mengantar nampan kotor tersebut ke dapur
Airin yang melihat Afnan hendak bangkit refleks dia mencekal lengan Afnan ,membuat afnan menyerit bingung
"E-Lo mau kemana"tanya Airin menggaruk tengkuknya yang tak gatal,ia sedikit gugup saat ini
Afnan mengulum senyumnya,ntah kenapa ia rasa Airin saat ini ingin dimanjakan olehnya dan tidak ingin di tinggalkan hanya saja gengsi gadis itu terlalu tinggi
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Afnan
De Todo"kita adalah dua insan asing yang dipertemukan oleh takdir dan dipisahkan juga oleh takdir" -Airin Falleya Zorya- "Sejauh apapun healing mu tetap Ala bidzikrillahi tathmainnul-qulub pemenangnya" -Afnan Airlangga Alfarizi-