Irene merasa ini adalah pertama kali ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Bunyi klakson dan juga umpatan pengendara lain untuknya tidak dihiraukan. Ia menggenggam erat kemudinya, takut jika sedetik saja ia melemahkan pegangan, maka gemetar yang ia tahan sejak tadi akan mengacaukan kestabilan kemudinya.
Ia pikir adalah keputusan yang tepat untuk mengaktifkan mode senyap pada ponselnya untuk semalam saja. Gadis cantik itu melakukannya karena tidak ingin meladeni apapun bentuk pertengkaran yang sedang terjadi antara dirinya dan sang kekasih. Irene hanya ingin tidur nyenyak tanpa harus membaca kata-kata atau mendengar ucapan penuh amarah dari So Hee yang tidak pernah mau mengalah.
Namun begitu ia membuka mata di pagi hari dengan perasaan tidak enak, dirinya tahu sesuatu yang buruk mungkin saja terjadi di saat ia terlelap.
Dan benar saja, hal yang tidak pernah ia bayangkan telah terjadi dan kini ia menyesalinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Begitu tiba di kediaman keluarga Kang, air mata Irene langsung tumpah ruah. Ia tidak bermimpi. Deretan mobil yang terparkir di sekitar rumah besar itu serta rangkaian bunga yang berjajar rapi adalah pertanda bahwa berita itu benar.
Ia memarkir mobilnya di deret paling akhir dan langsung keluar dengan perasaan yang berat. Dia belum siap jika harus melihat kesedihan di wajah Mama Kang, yang selama ia mengenalnya, tidak pernah sekalipun wanita itu memasang raut selain ceria.
Dan juga Seulgi. Apakah ia mampu berhadapan dengan gadis itu tanpa rasa bersalah. Seulgi mungkin memang tidak ada di saat ia kehilangan Ayah, namun gadis itu selalu menjadi penghiburnya saat ia merindukan Ayah.
Tapi sayang, Irene justru gagal membalas perlakuan si Monolid bahkan sejak hari pertama ia kehilangan.
"Ma..." Irene menghampiri Mama Kang yang sedang duduk di samping peti papa Kang. Wanita itu tersenyum kecil, tidak mampu menutupi kesedihannya yang begitu mendalam, namun Irene tahu ia tetap mencobanya.
"Maaf aku baru bisa datang sekarang. Bunda sama Papa mungkin datang nanti siang karena lagi di Bali" Irene menjelaskan situasinya. Selain kecerobohannya yang membisukan ponselnya, alasan ia tidak bisa datang tepat waktu itu karena ia hanya sendiri di rumah. Bunda, Papa Yoo, dan Karina sedang pergi ke Bali untuk menghadiri pernikahan salah satu keluarga Yoo. Ia seharusnya juga ikut, namun ia lebih memilih untuk mendampingi So Hee ke acara salah satu perusahaan keluarganya. Dimana setelah acara itu mereka justru bertengkar karena So Hee lebih banyak mengobrol dengan para tamu dan hampir mengabaikannya selama sisa acara.