❗Sekedar saran untuk tidak langsung scroll ke bawah setakut apapun kalian dengan berbagai dugaan yang akan muncul di kepala kalian saat membaca nanti, karena itu akan mengurangi efek kejutannya hihihi 🤭 ❗
Dua wanita dewasa yang sedang duduk berhadapan di dalam sebuah toko dessert sekaligus coffee shop itu tampak berbicara santai di tengah bisingnya pengunjung. Maklum saja, saat itu sudah jam pulang kantor dan juga jatuh di hari Jumat jadi banyak orang datang untuk menutup minggu sibuk mereka dengan penganan manis yang menyatu dengan pahitnya Espresso.
Salah satu di antara kedua wanita itu menyantap kue coklatnya dengan sangat lahap dan membuat wanita satunya terkekeh. Ia mengambil tissue lalu mengusap noda coklat diujung bibir wanita cantik di depannya.
"Udah mau punya anak dua tapi masih kayak anak kecil kamu tuh." Ejeknya. Yang diejek hanya menjulurkan lidahnya, merasa tidak peduli dengan apa yang dikatakan lawan bicaranya itu.
"BUNDA!!" Sebuah teriakan kencang membuat wanita yang sedang menikmati kuenya mendengus sebal. Sedangkan wanita berjas di depannya itu terkekeh.
"BUNDA BUNDA BUNDAAAAA!!!" Teriakan itu mulai mengambil alih perhatian seluruh pengunjung untuk menoleh ke arah pintu pantry.
"Kamu tau kan, kalau dia tidak akan berhenti teriak jika kamu tidak menghampirinya?" Wanita berambut pendek itu menggoda. Dia tertawa saat wanita di depannya itu memutar matanya, setengah jengkel dan setengahnya lagi malas mengakui karena ucapannya benar. Jadi ia pun berdiri dari duduknya dengan enggan.
"Tunggu sebentar ya," pintanya. Wanita lainnya mengangguk.
"Take your time." Balasnya sambil tersenyum. Ia pun mengekori langkah kaki wanita itu, perutnya yang sudah membuncit terlihat kontras dengan tubuhnya yang mungil. Namun cukup ia akui hal itu tidak memudarkan kecantikan dan juga keindahan tubuhnya.
"Pesanan atas nama Nyonya So Hee?" Seorang pria datang menghampiri dengan sebuah nampan berisi secangkir latte di atasnya.
"Oh iya benar." Wanita itu berkata. Ia pun membiarkan si Pelayan meletakkan pesanannya di atas meja setelah itu pergi. So Hee pun menyesap minumannya sambil memainkan ponsel. Ia terlalu serius membaca pesan dari seseorang hingga tidak sadar jika ada sosok lain yang menghampiri.
"Sendirian aja lo?" tanpa basa-basi sosok dengan mata monolid itu menepuk bahunya dan langsung duduk di kursi yang sebelumnya menjadi milik orang lain.
"Eh Gi, nggak, tadi gue sama Irene." Jawabnya dan meletakkan ponselnya ke atas meja.
"Oh terus mana Irene-nya?" tanya Seulgi sambil mengedarkan pandangan ke sekitar untuk mencari sosok yang sangat ia rindukan itu.
"Irene tadi ke... itu dia." So Hee menggerakan kepalanya ke arah pantry saat Irene muncul dari balik pintu. Wanita cantik itu terlihat membukakan pintu untuk seseorang baru setelah itu ia keluar dari area kasir.
"ABUUUNN!"
So Hee tersenyum saat seorang gadis kecil yang cantik berteriak riang sambil berlari ke arah mejanya. Ia mengikuti langkah kaki yang lincah itu sampai tubuh mungilnya melompat ke pangkuan Seulgi.
"Abun tadi aku habis bikin cupcake sendiri, liat deh, aku kasih sprinkle yang banyak!" Gadis itu bercerita dengan sangat antusias.
"Oh ya? waaah pasti enak banget dong." Respon Seulgi dengan wajah bangganya. Setelah itu ia memindahkan tubuh mungil itu ke kursi dan berdiri menghampiri Irene, istrinya.
"Hai cantik, I miss you." Ia mengecup pipi wanita tersayangnya sebelum mengambil kursi kosong lainnya untuk diduduki wanita yang tengah hamil tua tersebut.
Irene tersenyum malu karena dilihat oleh beberapa pengunjung dan pegawai café yang merupakan milik mama mertuanya itu. Namun ia tidak memprotes karena dirinya juga merindukan sang istri yang baru pulang setelah dua hari pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan.
"Aunty So Hee, you want some?" Si gadis mungil yang terlihat seperti Seulgi kecil itu mengulurkan cupcake buatannya -yang sebenarnya gadis itu hanya menghias bagian toppingnya saja- ke arahnya.
"Thanks princess, but I'm full" So Hee memasang wajah menyesalnya karena menolak tawaran gadis itu. Tapi beruntung, si kecil Kang tidak mempermasalahkannya, ia mengangguk paham dan melahap cupcake tersebut dengan riang.
"Perusahaan aman?" tanya Seulgi pada So Hee. Ia berdiri di belakang Irene dan memijati bahu sang istri dengan pelan.
"Aman Gi, ini tadi abis minta tolong Irene periksa beberapa kontrak penting sebelum deal," Jelasnya. Seulgi pun mengangguk paham. Istrinya itu memang mantan konsultan bisnis untuk sebuah perusahaan besar namun memutuskan untuk berhenti setelah melahirkan putri pertama mereka. Tapi tidak jarang ia mendapat tawaran freelance dari mantan-mantan kliennya untuk membantu mereka, seperti yang sekarang So Hee lakukan. Seulgi sendiri tidak mempermasalahkan hal tersebut asal Irene tidak kelelahan, apalagi sekarang ia tengah mengandung buah hati keduanya.
"Oh iya, gue tadinya juga sekalian mau ngasih sesuatu sih, pas banget lo dateng." Ujar So Hee sambil membuka jasnya dan meraih sesuatu dari balik saku dalamnya. Pasangan istri itu memerhatikan wanita yang kini sudah menjadi sahabat mereka itu dengan seksama, menunggu apa yang ingin ia berikan. Dan saat So Hee mengeluarkan sebuah kertas tebal yang dilapisi plastik, Irene serta Seulgi tersenyum senang.
Wanita itu akan menikah.
Baik Seulgi maupun Irene sudah bersiap memberikan ucapan selamat untuk wanita itu, sampai akhirnya So Hee meletakkan undangan pernikahannya ke meja dan membiarkan pasangan itu membaca dua nama yang tertera di sana.
"WHAT THE FUCK?!!!"
"KANG SEULGI!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Holla guyssss
Aku kangen banget sama kalian dan juga series ini. Maaf aku belum bisa ngasih kepastian apakah series 'menikah' akan dibuat atau tidak huhuhu karena aku juga lagi fokus buat nyelesain 'HAPPY'
Tapi tapiiiiii
Kemungkinan aku akan buat bonus chapter tentang SeulRene setelah mereka balikan. So, see you soon ya sayang-sayang akuuuu