15. Her Name is Greisy [15]

10.6K 2.7K 347
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rean menunggu Hydra yang ada di toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rean menunggu Hydra yang ada di toilet. Ekspresinya sangat gugup dan cemas. Sesekali dia akan menoleh ke pintu toilet yang tertutup, seolah khawatir kalau Hydra akan melakukan sesuatu yang bodoh.

Jimmy ini anak setan emang. Bisa-bisanya dia terus bikin cewek nangis. Rean mengutuk marah.

Di masa lalu, apa pun yang terjadi pada Greisy sama sekali bukan urusannya. Dia benar-benar tidak peduli. Dia tidak mau berurusan dengan seseorang yang tidak ada hubungannya dengan kepentingannya sendiri.

Tapi ... kali ini jelas berbeda. Greisy saat ini sudah dimasukkan Rean ke dalam wilayah perlindungannya sendiri. Walaupun saat akar masalah yang terjadi beberapa hari lalu membuat ibunya tampak tidak puas dengan perilakunya yang mendadak tidak terkontrol, ibunya hanya ingin Rean menjaga diri. Tapi tidak melakukan apa-apa pada akhirnya.

Pintu toilet dibuka. Seseorang melangkah keluar. Hydra menoleh pada seseorang yang berdiri di samping pintu. Begitu melihat Rean, bibirnya mengukir lengkungan hangat, "Lo di sini?"

Rean melihat mata Hydra sedikit bengkak. Pupilnya yang kuning terang kemerahan, begitu juga dengan hidungnya. Wajah Hydra masih sedikit basah, ada tetes demi tetes air yang mengalir dari dagunya.

Hydra baru saja mencuci wajah.

"Lo ... lo nggak pa pa?" Rean tidak pernah menjadi orang yang perhatian. Dia gugup dan kikuk. Tapi masih mengulurkan tangan setelah merogoh sapu tangan dari saku celananya, membantu Hydra mengeringkan wajahnya.

Gerakan Rean sangat hati-hati. Dia memperlakukan Hydra seperti porselen rapuh yang mudah pecah.

"Gue baik-baik aja." Hydra terkekeh. "Makasih udah peduli."

Biasanya ... Rean akan menyangkal kalau dia peduli pada cewek di depannya. Tapi kali ini dia hanya diam, keningnya berkerut dalam. Dia berkata parau, "Soal Jimmy ... lo nggak usah banyak mikir. Gue bakalan cari cara biar dia nggak bisa gangguin lo lagi selamanya. Oke?"

Hydra tertegun beberapa detik. Lalu menggeleng, "Jangan bikin lo lebih repot dari ini. Jimmy bukan orang yang mudah di hadapi. Gue sendirian, nggak peduli apa pun yang terjadi sama gue, itu nggak bakalan ngelibatin orang lain. Beda sama lo-"

She Is(n't) The Villain ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang