𝙀𝙘𝙘𝙚𝙙𝙚𝙣𝙩𝙚𝙨𝙞𝙖𝙨𝙩 | 22

723 137 174
                                    

Hari berlalu cepat, tak terasa tahun telah berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari berlalu cepat, tak terasa tahun telah berganti. Malam natal dan tahun baru Sohyun lakukan bersama ibunya- Nara di kediaman wanita itu bersama para sahabatnya yang tak lain Sowon dan Chanyeol. Memang setiap tahun Sohyun akan merayakan malam natal dan tahun barunya bersama sang ibu, bukan bersama ayahnya. Sohyun tidak ingin membuat hari spesial itu menjadi hari yang menyakitkan untuknya.

Tidak ada yang spesial pada malam natal dan tahun baru ini. Semua nampak sama seperti tahun yang lalu. Hanya saja Sohyun merasa ada yang kosong di dalam hatinya. Sunyi sekali sampai membuat Sohyun merasa aneh. 

Setelah pertemuannya dengan Taehyung malam itu. Sesuai keinginannya, Sohyun menemui ayahnya dan meminta membatalkan perjodohannya dengan Taehyung. Sohyun mengatakan jika mereka sepakat untuk berhenti. Tidak ada yang bisa dijalani dengan hubungan yang telah diatur, apalagi mengingat Taehyung memiliki seorang yang telah menemaninya selama 10 tahun. Sohyun berpikir, ayahnya akan menolak mengingat persiapan telah mencapai 70%, tapi nyatanya tidak. Ayahnya tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa. Saat itu, Sohyun merasa beruntung dan menyesal pada ayahnya. Bagaimana pun jauh di dalam hati pria itu juga menginginkan putrinya menikah dengan Taehyung.

Ketika Sohyun mengatakan hanya ingin berteman. Taehyung menepatinya. Dia menjadi sosok teman yang bisa diajak mengobrol, diajak makan siang bersama, juga diajak berdiskusi. Taehyung selalu menyempatkan waktunya ketika Sohyun membutuhkannya. 

Malam itu ketika Sohyun menyesap coklat hangatnya dan menikmati detik-detik pergantian tahun sendirian di loteng rumah ibunya, dia tersenyum saat mengingat rentetan kejadian yang masih bersemayam di kepalanya selama setahun ini. Ada begitu banyak kebahagian juga duka, setahun yang dilalui memiliki banyak rintangan, Sohyun tak menyangka dia berada disini dan melaluinya. 

“Sedang memikirkan apa?” tanya Chanyeol mendekati Sohyun. 

Sohyun berbalik dan menyunggingkan senyum. Kepalanya menggeleng perlahan, netra coklatnya bergerak mengamati sesuatu yang dibawa sahabatnya. “Apa itu?”

Chanyeol mengangkatnya lalu berkata, “oh ini, selimut. Ibu memintaku membawakan ini untukmu.”

“Ibu atau kau, aku tidak yakin jika ibu yang memintanya.” Goda wanita itu. Sohyun mengenali ibunya, wanita paruh baya itu mencintainya, tapi untuk memperlihatkan perhatiannya di depan orang lain, sungguh bukan tipe ibunya. Ibunya memilih untuk melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Sohyun sempat menanyakannya, dan katanya ibunya malu.

Chanyeol menggaruk tengkuknya dengan canggung. Sepertinya kebohongannya diketahui oleh sang sahabat. “Ini pakai, udaranya dingin.” Katanya sambil memasangkan selimut di pundak Sohyun. Wanita itu menahan senyum, tak lupa berterima kasih. 

Setelah memakaikan Sohyun selimut, Chanyeol mengeluarkan smartphonenya dan mengetik beberapa kata di layarnya. Sambil menyesap susu hangatnya Sohyun bertanya, “ada apa?” 

“Ini, Yihyun mengucapkan selamat tahun baru.”

“Oh, kalian masih bertukar pesan?” ingin sekali Sohyun mengabaikan, tapi sifat alaminya terlalu penasaran.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang