𝙀𝙘𝙘𝙚𝙙𝙚𝙣𝙩𝙚𝙨𝙞𝙖𝙨𝙩 | 21

584 136 122
                                    

Sowon tidak tahu sudah berapa lama dirinya memperhatikan sang sahabat hanya diam menatap kosong pada lukisan yang baru setengah jadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sowon tidak tahu sudah berapa lama dirinya memperhatikan sang sahabat hanya diam menatap kosong pada lukisan yang baru setengah jadi.

Sudah dua hari berlalu, terakhir Sohyun terlihat ceria waktu dirinya menjemput sahabatnya itu. Namun, semuanya menjadi aneh setelah Sohyun mendatangi rumah ayahnya. Mulai hari itu Sohyun memilih untuk diam dan tak bertenaga, meski dirinya tetap melanjutkan pekerjaannya.

"Kenapa?" Tanya Chanyeol. Pria itu datang tergesa setelah dihubungi Sowon untuk datang dan melihat keadaan Sohyun.

Mata bulat Chanyeol menatap punggung Sohyun. Tatapannya kosong. Sebelah alis Chanyeol terangkat, ini pertama kali dia bertemu Sohyun setelah dari Jeju. Tokonya yang memiliki pesanan banyak untuk acara pesta, membuat si pemilik serta Chef harus lembur di toko nya.

"Sejak dua hari yang lalu dia seperti itu. Datang jam 9 pagi, pulang jam 4. Hanya diam dan duduk seperti itu selama tujuh jam. Tidak ke toilet, tidak makan siang."

Kening pria jangkung itu mengkerut, merasa aneh dengan sikap sahabatnya.

"Bahkan kalau aku mengajaknya ngobrol pun jarang di jawab."

"Kenapa bisa?"

Sowon mengangkat bahunya. "Setelah dia pulang dari rumah ayahnya. Dia menjadi seperti itu." Wanita itu menatap Chanyeol dengan matanya yang mulai berair, "Chanyeol, aku takut Sohyun kambuh. Aku takut kemarin ibu tirinya mengatakan yang aneh-aneh lagi."

Chanyeol menarik Sowon ke dalam dekapannya, tubuh sahabat bergetar. Pria itu mulai merasakan dadanya mulai basah karena air mata.

Chanyeol mengerti Sowon sangat takut kalau mental Sohyun kembali terguncang dan harus menjalani pengobatannya. Wanita itu tidak sanggup harus melihat Sohyun meminum beberapa obat berukuran besar setiap harinya, setiap malam tidur tak tenang sebab mendengar ngigau sahabatnya yang memohon untuk tidak memakinya terlalu kejam.

"Tenang. Sohyun orangnya kuat. Percaya padanya,"

"Tapi…"

Chanyeol mengelus punggung Sowon lembut, mencoba menyalurkan ketenangan pada sang sahabat.

"Tenanglah. Aku akan berbicara padanya. Keluarlah dulu, tenangkan pikiranmu." Melepaskan pelukannya. Chanyeol menundukkan sedikit kepalanya melihat wajah sembab Sowon, ia tersenyum jahil lalu tangannya mencolek hidung merah wanita cantik itu.

"Dasar cengeng."

"Sialan."

Setelah Sowon memutuskan untuk menenangkan diri di luar sana. Chanyeol mulai mendekati Sohyun yang masih terdiam di tempatnya dengan pandangan kosong pada lukisan nya yang setengah jadi.

"Hai." Sapanya.

Sohyun mendongak. Suaranya bagaikan sihir di telinga Sohyun, membuat wanita cantik itu langsung menoleh menatapnya.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang