Park Jimin - Kim Taehyung
☆☆☆
“Itu tadi keren sekali, Jimin-ah!”
Seruan Taehyung yang tiada henti memuji tarian Jimin membuat si pemuda yang lebih mungil tersenyum lebar. Taehyung selalu seperti itu setiap mendapat kesempatan untuk melihat Jimin menari.
Saat ini sepasang sahabat tersebut tengah duduk di dalam toserba dan menghabiskan susu pisang yang sengaja Jimin beli setelah mereka kembali dari taman bermain. Keduanya berada di sana sampai sore hari.
“Padahal kau jarang sekali berlatih. Tapi tarianmu tadi benar-benar seperti orang yang sudah profesional.” Puji Taehyung lagi yang kali ini membuat Jimin agak berbangga diri.
Yah, Jimin tidak ingin sombong. Tapi sejak kecil dia sudah memiliki bakat menari dari ibunya. Nana juga pandai menari dan dia pernah mengisi posisi dancer utama di grupnya dulu. Jadi walaupun Jimin jarang berlatih, tubuhnya memang sudah sangat akrab dengan musik.
“Jika kau bukan anak presiden, kau pasti akan lolos audisi untuk grup idola seperti ibumu.” Tambah Taehyung yang kali ini membuat Jimin terkekeh kecil.
“Sayangnya aku tidak berminat untuk itu.” Respon Jimin acuh tak acuh. Walaupun hobinya adalah menari, Jimin sudah berpikir bahwa menari bukanlah ide yang bagus untuk mencari pekerjaan. Sesungguhnya dia bahkan berkeinginan untuk bekerja sebagai seorang polisi.
Tapi Jimin tidak pernah mengatakan kepada siapapun jika dia bercita-cita menjadi polisi. Terakhir dia mengatakannya adalah saat sekolah dasar dan respon seisi kelas langsung kompak menertawakannya. Mereka berpikir itu sangat mustahil mengingat porsi tubuhnya yang semuanya serba mungil.
“Jika aku memiliki bakat menari sepertimu, saat ini aku pasti sudah menggelar konser tunggal di berbagai negara.” Canda Taehyung yang membuat keduanya tertawa bersama.
Jimin dan Taehyung terlalu asyik menikmati waktu bersantai mereka sampai tidak sadar jika jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Baru saat Taehyung merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel, dia langsung melotot kaget saat mendapati puluhan pesan dan panggilan tak terjawab masuk dari ayahnya sendiri.
“Oh, gawat…”
Jimin menoleh dan menatap Taehyung yang balas melotot horor kearahnya.
“Sepertinya kita berdua akan mati.”
☆☆☆
Disisi lain tepatnya di apartement yang belum ada 24 jam dihuni pemiliknya, seorang pria yang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana jins panjang tengah sibuk di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi foto polaroid dan sebuah komputer dalam kondisi menyala. Suasana diruangan tersebut cukup suram karena tertutup dan tidak ada lampu yang menerangi. Pencahayaan hanya dibantu dari layar komputer yang menampilkan sebuah artikel tentang keluarga presiden Korea Selatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ⭐️ ] Lacrymosa
Fanfiction[ PDF : 35.000 ] I Can't Change Who I Am - Lacrymosa