#09

1.2K 147 12
                                    

Selena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selena

☆☆☆

Selena meletakkan gelas berisi anggur merahnya saat sorot lentiknya menangkap sosok kakaknya yang berjalan ke arahnya dengan wajah datar. Gadis belia dengan visualisasi bak manekin hidup itu nampak tak terganggu sedikitpun walaupun di sambut dengan ekspresi tak mengenakan dari Justin.

“Lama tidak bertemu, Justin.” Sapanya yang dibalas dengusan merendahkan dari Justin.

“Tidak perlu basa-basi. Apa maumu.”

Selena terkekeh, merasa sedikit marah juga. “Jangan seperti itu. Bagaimanapun juga kita ini saudara.”

“Kita tidak seakrab itu untuk disebut sebagai saudara.” Ralat Justin dan itu benar. Sejak kecil mereka hidup layaknya orang asing walau berada dalam satu atap.

Selena dan ibunya tidak pernah menyukai kehadiran Justin, begitu juga sebaliknya. Tetapi Steve mengatakan jika Justin masih membutuhkan sosok ibu setelah ibu kandungnya meninggal. Sayangnya Steve memilih wanita yang salah.

Karina tak pernah sedikitpun menganggap Justin adalah putranya. Jadi tak ada alasan bagi Justin untuk menganggap mereka sebagai keluarganya. Karina hanya terobsesi dengan kekayaan yang dihasilkan Lamosa dan ia berkeinginan liar untuk memiliki semua itu lewat putri kesayangannya, Selena.

Yang pasti tidak akan semudah itu, tidak jika Justin masih hidup.

“Ayah tidak memberitahumu?” Selena mengeluarkan sebuah paspor dan menunjukkannya kepada Justin. “Dia mengirimku kemari untuk mengambil bagian dalam misi. Aku bahkan sudah mendapatkan identitas baru, jadi mulai sekarang panggil aku Kang Seulgi.”

Justin nampak geram. “Tanpa kau ikut campur, aku bisa menyelesaikannya sendiri.”

“Kau tidak berubah, ya? Masih menjengkelkan.” Kekeh Selena sebelum memasukkan kembali paspornya ke balik mantel merah darahnya.

Setelah itu, Selena menatap tubuh Justin dari atas sampai bawah, menilai penampilannya yang memakai setelan serba hitam. Matanya lalu berhenti di wajah Justin dan sorotnya nampak tertarik.

“Perasaanku saja atau kau semakin tampan, huh?”

Justin tak bergeming saat tiba-tiba Selena mendekat dan meraba dadanya. Ia masih tak bergerak saat Selena merengkuh pipinya dan melesakkan bibir merah merekahnya di atas bibir Justin yang dingin. Selena terkekeh lagi dengan sikap pasif Jungkook.

“Mulai sekarang kita adalah partner. Bekerjasamalah denganku untuk urusan misi. Atau kita juga bisa bekerjasama untuk urusan ranjang?”

[ ⭐️ ] LacrymosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang