Jimin - Jungkook
☆☆☆
2 hari 2 malam sudah Jimin tak sadarkan diri. Kondisi tubuhnya masih tidak stabil. Demamnya naik turun, tak menentu. Saat sedang panas-panasnya, ia memanggil-manggil ibunya penuh keputusasaan dengan mata terpejam rapat. Saat sedang turun, keringat akan memenuhi seluruh tubuhnya dan itu justru lebih mengkhawatirkan.
Saat kondisi tubuhnya memanas, Jimin sering kehausan karena terus meracau. Walaupun kedua matanya masih sulit untuk dibuka, tapi ia masih bisa menerima air minum yang Jungkook berikan untuknya. Itupun hanya dua kali tegukan saja paling banyak.
Namjoon sudah mengingatkan hampir seratus kali kepada Jungkook untuk melibatkan seorang dokter, namun responnya masih sama. Jungkook masih mengandalkan obat penurun demam yang ia paksakan masuk ke mulut Jimin saat pemuda itu kehausan. Saat ditanya alasannya kenapa, Jungkook hanya mengatakan jika membawa seorang dokter ke tempat mereka akan mengancam keberadaan mereka saat ini.
Masuk akal memang, tapi membiarkan Jimin seperti ini terus juga sangat berbahaya. Namjoon tau sedikit soal demam. Jika kondisinya semakin parah, Jimin bisa saja tak tertolong.
Tapi apa yang bisa Namjoon lakukan jika menyangkut keputusan Jungkook? Pria yang lebih muda darinya itu adalah atasannya. Namjoon dipekerjakan untuk melayaninya.
Akhirnya dia hanya bisa berharap semoga apa yang ia takutkan tidak benar-benar terjadi. Dia terus bersabar menunggu Jimin sadar dan sembuh. Sama halnya seperti Jungkook yang sudah dua hari dua malam terus berada disisi Jimin, tidak makan dan tidak tidur.
Ya, Jungkook tidak pernah meninggalkan Jimin sedetikpun. Bahkan ia menahan diri dari rasa lapar dan rasa kantuk demi memantau kondisi Jimin. Ia hanya pergi ke toilet beberapa kali, itupun tidak sampai 10 detik sebelum ia kembali lagi ke sisi ranjang dan memandang wajah Jimin yang tampak tidak tenang dalam tidurnya.
Jungkook ada di sana untuk merawat Jimin. Dalam diam, ia terus terjaga dan menyediakan apapun yang Jimin butuhkan saat ini. Ia bahkan tidak lagi memikirkan rencana kedepannya untuk misinya yang tinggal beberapa hari lagi. Jungkook hanya ingin Jimin segera pulih.
Penantian Jungkook akhirnya terjawab sudah. Esok harinya suhu tubuh Jimin sudah normal, pemuda itu juga sudah bisa membuka matanya. Tatapannya sayu saat membuka mata untuk kali pertamanya setelah dua hari terpejam dan langsung menangkap wajah datar Jungkook dalam retinanya.
Karena belum sepenuhnya menyadari situasi dan masih mengumpulkan kesadaran setelah demam panjangnya, kedua mata Jimin yang baru terbuka langsung terpaku pada wajah Jungkook yang duduk di sisinya dengan balutan kemeja serba hitamnya itu. Jungkook juga memandangnya dengan dingin namun disaat bersamaan juga menghanyutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ⭐️ ] Lacrymosa
Fanfiction[ PDF : 35.000 ] I Can't Change Who I Am - Lacrymosa