Karina - Steve
☆☆☆
Steve Allard, pria dengan tampilan misterius itu nampak sumringah setelah mendapat panggilan penting dari anak buahnya yang berdomisili di Korea Selatan. Mereka baru saja memberi kabar yang menurutnya bagaikan angin sejuk di tengah gurun sahara.
Ya, mereka memberitahu jika putra kebanggaannya, Justin Arley, sudah memulai misi utamanya.
"Anak itu tidak pernah mengecewakan aku." Gumam Steve dengan senyum miringnya yang nampak menakutkan.
Namun berbeda dengan suasana hati Steve, istrinya justru kebalikannya. Kabar jika Justin sudah berhasil memulai misinya membuatnya tak senang. Tentu saja, jika Justin berhasil, maka Lamosa benar-benar akan jatuh ke tangan anak itu.
"Sayang?" Karina mencoba untuk mengubah keputusan Steve. Dengan pakaiannya yang minim, ia memeluk suaminya itu dari belakang dan tangan yang mulai merambat ke bagian depan tubuh suaminya sendiri. "Bukankah ada baiknya jika Selena juga ikut andil dalam misi ini? Kau harus memberinya kesempatan juga."
Senyum di wajah Steve menghilang seketika, rautnya nampak datar saat melihat pantulan wajah Karina yang tengah mencecap bagian belakang lehernya.
"Misi ini terlalu besar untuk Selena. Bukankah kau seharusnya bersyukur jika aku sudah memberikan posisi bagus untuk anakmu di gudang utama?"
Karina menghentikan kecupannya pada leher sang suami. Sorotnya menukik.
"Selena bisa membuktikan jika ia lebih dari mampu. Dan dia juga putrimu, Sayang. Sejak mereka kecil, kau hanya melihat Justin. Sekalipun tidak pernah melihat Selena."
"Tentu saja aku hanya melihat Justin. Dia putraku satu-satunya. Dia harapan terbesar Lamosa." Tanpa mempedulikan perasaan Karina, Steve membanggakan Justin dihadapannya.
Ini bukan kali pertamanya Steve membanggakan Justin dihadapan Karina dan jujur saja saat ini Karina sudah muak. Karina menjauhkan tubuhnya dari Steve dan menatap bagian belakang tubuh pria itu dengan marah.
"Menurutmu apakah semua ini tidak keterlaluan?"
Steve menoleh sedikit.
"Kau begitu menyayangi Justin karena mendiang istrimu. Kau sangat mencintai ibu Justin dan tidak pernah mencintaiku. Apa kau akan terus memikirkan jalang itu walaupun aku sudah berada di sisimu?"
"Jaga mulut kotormu itu." Steve murka, tentu saja. Pembicaraan perihal ibu Justin adalah hal yang sensitif baginya jadi wajar saja jika ia tiba-tiba mencekik leher Karina.
Namun Karina tak bergeming. Dia justru menatap Steve dengan berani.
"Aku memberikan hidupku untuk mengabdi padamu. Aku bahkan tidak pernah mengeluh saat kau memilih tidur dengan wanita lain dibandingkan denganku. Tapi tidak bisakah kau bersikap adil pada Selena? Tidak bisakah kau melihat potensinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ⭐️ ] Lacrymosa
Fanfiction[ PDF : 35.000 ] I Can't Change Who I Am - Lacrymosa