Jeon Jungkook / Justin Arley
☆☆☆
Namjoon memang sudah lama bekerja untuk Lamosa, tetapi baru akhir-akhir ini saja ia mengenal sifat dan karakter Justin atau sebut saja Jungkook. Selama menemani Jungkook menjalankan misi pentingnya di Korea, Namjoon sudah bisa menyimpulkan bagaimana watak putra kebanggaan Steve itu.
Di beberapa sisi Jungkook memang sulit sekali di tebak. Dia terlalu dingin dan tertutup. Namun ada pandangan baru perihal Jungkook yang ternyata mirip sekali dengan ayahnya. Jungkook sama keji nya dengan Steve, bahkan mungkin lebih.
Kesimpulan tersebut Namjoon ambil dimulai dari pembunuhan seorang model laki-laki itu. Sampai saat ini polisi Korea masih belum mengetahui jika Jungkook adalah dalang dari pembunuhan tersebut. Itu membuktikan betapa licinnya Jungkook dalam melakukan aksi sadisnya. Pria itu bisa bertindak sendiri tanpa bantuan Lamosa dan itu benar-benar mengejutkan Namjoon.
Lalu yang membuat Namjoon semakin yakin jika Jungkook adalah orang yang kejam adalah kejadian yang saat ini ada di depan matanya. Ya, Namjoon tengah menatap cemas lewat jendela ruang keluarga dimana ia bisa melihat sosok pemuda mungil yang terduduk di bawah derasnya air hujan.
Tadinya Namjoon sudah mengumpulkan niat untuk tidur setelah menemani Jungkook minum. Jungkook sebenarnya sangat toleransi dengan kadar alkoholnya. Tapi hari itu menjadi pengecualian. Jungkook minum terlalu banyak jadi ia sedikit mabuk. Namjoon sudah siap memejamkan mata sebelum mendengar suara Jimin yang menjerit-jerit dari lantai atas. Reflek Namjoon bangun lalu keluar kamar, berniat melihat apa yang terjadi. Namun ia justru dibuat membeku di ambang pintu tatkala melihat Jungkook menyeret Jimin dengan paksa menuju pintu utama.
Itu bukan sesuatu yang bagus jika menilik dari ekspresi keras yang ditunjukkan Jungkook saat mendorong Jimin keluar rumah. Namjoon yang melihatnya pun tak berani ikut campur. Ia hanya diam saat Jungkook mengunci pintu dan kembali naik ke lantai atas, meninggalkan Jimin diluar dan kehujanan.
Sekarang jam menunjukkan pukul 3 pagi. Itu artinya sudah 3 jam Jimin berada diluar. Namjoon memperhatikan dari balik jendela dengan cemas.
Pemuda manis itu pucat pasi. Bibirnya bahkan sudah membiru dan bergetar karena dingin. Posisinya terduduk memeluk kedua lututnya yang terluka. Seluruh tubuhnya menggigil dan sorot matanya sayu sehabis menangis.
Walaupun Namjoon tidak ingin berurusan dengan pemuda manis itu lagi, tapi tetap saja hatinya merasa ngilu saat melihat Jimin seperti itu.
Jimin masih bisa bertahan sebelum daya tubuhnya melemah karena sialnya hujan tak kunjung mereda. Bahkan kilat petir terus menyambar membuat Jimin kaget dan langsung menutup kedua telinganya, ketakutan. Bibirnya yang membeku nampak menggumamkan samar kata ‘ibu’ berulang kali.
Cukup sudah. Namjoon tidak tahan lagi.
Namjoon berbalik dan berjalan tergesa menuju lantai atas. Dia pergi ke kamar Jimin dan mengetuknya. Tapi karena tidak ada respon, Namjoon memilih langsung membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ⭐️ ] Lacrymosa
Fanfiction[ PDF : 35.000 ] I Can't Change Who I Am - Lacrymosa