"Kamu tidak akan mati, kami akan menyembuhkanmu kembali."
Segalanya bermula ketika dua Dokter muda mengadopsi Hiro dari panti asuhan. Hiro bahagia, karena dia pikir akan segera memiliki orang tua dan keluarga yang menyayanginya, sayangnya yang terj...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Oliver sudah menebak jika setibanya di sekolah suasananya akan sangat berbeda sebab, ia tidak mungkin menyapa teman-temannya seperti biasa. Jujur saja, semuanya terasa berat, tapi dia terlalu muak dengan cara mereka melihat Hiro.
Terutama Juna yang menyematkan kata 'idiot' kepada Hiro berulang kali.
Berbicara tentang Hiro, Oliver tidak sempat menyapanya pagi ini karena anak itu belum bangun. Ia tertidur sangat pulas sampai Oliver tidak tega membangunkannya. Padahal tadi, ia ingin meminta kalung Rinjani agar bisa dikembalikan kepada gadis itu dengan segera.
Kelas masih sepi saat ini, tidak ada seorang pun di sana selain Lexy yang duduk termenung di bangkunya. Tatapan gadis itu lurus ke depan, tapi ketika Oliver lewat di hadapannya, matanya mengikuti gerakan cowok itu hingga Oliver duduk di kursi paling belakang.
Oliver sadar Lexy memperhatikannya, tapi ia memilih untuk tidak peduli dan menyibukkan diri dengan melihat Video laut di ponselnya. Oliver terus menonton Vidio tersebut hingga murid lain masuk ke kelas. Termasuk Arasyi, Juna dan Aiden yang entah kenapa langsung berpaling ke arah lain begitu melihatnya.
Cowok itu menghela, lalu kembali mengabaikan mereka.
Tapi tidak begitu lama karena sesaat kemudian...
"Liv." Arasyi memanggil ragu-ragu, ketika itu juga Oliver menelungkupkan layar ponselnya. Ia melirik teman sebangkunya dengan ekor mata. "Ja-jangan liat gue kayak gitu dong, kita kan sahabat."
Oliver tidak menjawab. Di belakang Arasyi, Juna dan Aiden berdiri menundukkan kepala. Mereka benar-benar sudah merenung dan memutuskan untuk mengakui kesalahan mereka di hadapan Oliver secara langsung.
"Iya, Liv, harusnya gue nggak ngata-ngatain Hiro. Dia pasti tertekan banget selama pacaran sama lo." Juna menatap ujung sepatutnya sendiri. "Gue minta maaf ya, Liv. Tapi cowok lo beneran ganteng kok. Asli, lebih ganteng dari lo."
"Diam, setan," bisik Aiden pelan karena ia rasa mulut Juna tidak pernah bisa berbicara dengan benar. "Lo malah bikin dia makin marah."
"Salah mulu gue." Juna menghela pasrah. Kemudian betulan diam dan mengerucutkan bibir.
"Kalau lo maafin gue, gue beliin keripik kentang yang paling enak deh buat lo." Arasyi memberi penawaran terbaik yang dia punya sebab tahu jika Oliver tidak pernah bosan dengan makanan itu. "Nanti gue suruh Lexy bikinin juga buat lo. Lo kan suka banget sama masakan dia."