33. Kesalahan Fatal

24.3K 3.4K 1.5K
                                    

Tidak sampai lima belas menit setelah Lacey menelepon, Elios sudah tiba di rumahnya dengan ekspresi marah dan tangan terkepal keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak sampai lima belas menit setelah Lacey menelepon, Elios sudah tiba di rumahnya dengan ekspresi marah dan tangan terkepal keras. Langkah pria itu sangat cepat hingga beberapa pelayan yang melihat langsung sadar jika majikan mereka sedang marah besar. Sontak mereka menunduk, berbeda dengan Anna yang memohon dalam hati. Berharap tidak ada korban karena perbuatannya kali ini.

"Sepertinya Tuan Elios benar-benar marah." Pelayan lain mulai berbisik.

"Biarkan saja, kita tidak perlu ikut campur dengan urusan mereka."

"Jangan sampai kemarahan Tuan Elios kali ini karena Tuan Hiro, aku tidak tega jika dia dihukum. Tuan Hiro benar-benar menderita memiliki orang tua seperti mereka."

"Shtt... kita tidak memiliki hak untuk mengomentari apa pun yang terjadi di rumah ini."

Pelayan itu mengangguk lesu. Sedangkan Anna berbalik dan pergi dari sana, dia menapaki tangga menuju kamar Hiro dengan langkah begitu cepat. Napas Anna terengah-engah sampai dia harus memegang lutut dengan kedua tangan saat tiba di sana.

Dan ya, Anna disambut oleh Hiro yang sedang meringkuk di lantai kamar bersama boneka kelinci kesayangannya. Anak itu bernyanyi kecil dengan suara terluka. Sesekali isak tangisnya sampai ke telinga Anna yang langsung menitikkan air mata.

Betapa jahatnya dia, mengorbankan anak selugu ini. "Maafkan saya, Tuan."

"KUMPULKAN SEMUA PELAYAN DAN PENJAGA DI SINI!" teriakan Elios membuat Anna tersentak. Bergegas wanita itu berbalik dan meninggalkan kamar Hiro untuk kembali ke lantai satu. Sedangkan anak itu masih terlalu larut dalam dunianya.

Setelah semua pelayan dan pengawal berdiri dengan kepala tertunduk, barulah Elios memerintahkan tiga orang kepercayaannya untuk menggeledah kamar pelayan dan pengawal satu per satu. Serta memeriksa segala tempat tanpa terlewat sama sekali.

"Pasti Oliver yang mengambilnya," tuduh Elios semena-mena yang langsung dibantah oleh istrinya.

"Tidak, Oliver tidak akan berani melakukan itu karena dia tahu, nyawa Hiro ada di tangan kita. Jika dia melakukan kesalahan sedikit saja, maka saudaranya yang terancam kehilangan nyawa."

Elios berdecak geram sembari menyugar rambutnya ke belakang. Para pelayan semakin waswas melihatnya. Mereka memang tidak tahu apa yang sedang Elios cari, tapi dari gelagat Elios mereka bisa menebak jika yang hilang itu adalah sesuatu yang sangat penting.

"Maaf, Tuan, sejauh ini kami tidak menemukan dokumen-dokumen itu di tempat manapun." Dua orang kepercayaan Elios kembali dengan ekspresi panik dan takut. Mereka bahkan tidak berani menatap sang majikan.

"Sialan!" Elios mengeratkan kepalan.

"Periksa CCTVnya." Lacey kembali memerintah. Ia tahu tidak ada CCTV di ruangan itu, tapi setidaknya mereka memasangnya di banyak tempat lain.

"Saya sudah memeriksanya, Nyonya, tapi seluruh CCTV di rumah ini mati sejak dua hari yang lalu. Saya tidak bisa melihat apa yang terjadi--"

Kalimat pria itu langsung terputus ketika Elios membungkamnya dengan pukulan sangat keras dan begitu tiba-tiba. Di saat yang sama, para pelayan dan pengawal yang kian takut, semakin menundukkan kepala dan meremas jemari mereka yang ikut gemetar.

Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang