3. Seragam Sekolah Untuk Hiro

40.8K 6.4K 1.9K
                                    

Absen yang nunggu Hiro di sini

Di dunia ini, ada banyak sekali hal sederhana yang bisa membuat Oliver berdecak geram, salah satunya adalah; pintu kamarnya diketuk tiba-tiba ketika dia sedang merapikan dasinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dunia ini, ada banyak sekali hal sederhana yang bisa membuat Oliver berdecak geram, salah satunya adalah; pintu kamarnya diketuk tiba-tiba ketika dia sedang merapikan dasinya. Tentu saja dia akan mengumpat berulangkali apabila orang yang mengetuk pintu itu tidak bersuara.

"Oliver, tolong buka pintunya."
Alih-alih memaki, Oliver justru menggeleng dan terkekeh pelan. Ia mendekati pintu dan membukanya hanya untuk mendapati Hiro menyengir ke arahnya. Sekarang, wajah Oliver kembali datar tanpa ekspresi, dia tidak akan menunjukkan senyumannya kepada manusia ini.

"Ngapain lo ke kamar gue pagi-pagi?" Cowok itu bertanya ketus. Ia menatap Hiro yang mengenakan piyama abu-abu dengan saksama sambil lanjut merapikan dasinya.

"Boleh saya masuk ke kamar kamu?"

"Emang pernah gue larang lo?" Suara Oliver masih sangat ketus kendati ia bergeser dari pintu agar Hiro bisa masuk.

"Terima kasih, Oliver." Hiro melangkah ke arah ranjang Oliver dan menidurkan diri di sana. Pandangannya terfokus pada saudaranya yang sedang mengambil beberapa buku untuk dimasukkan ke dalam tas. "Kamu sedang buru-buru, ya?"

"Em," gumam Oliver sambil terus mencari apa yang dia butuhkan, cowok itu mondar-mandir di depan meja belajarnya "Ck, catatan gue di mana, sih?"

"Catatan apa, Oliver?" Hiro penasaran. Dia turun dan mendekati saudaranya.

"Kepo."

"Saya bisa membantu kamu mencarinya."

"Makasih. Catatannya udah ketemu," balas Oliver seraya memasukkan catatan itu bersama buku lain, sampai dia menutup tasnya, cowok itu tidak melirik Hiro sekalipun.

"Oliver."

Oliver menyangkutkan ransel hitam itu di bahu kanannya.

"Seragam kamu bagus sekali," puji Hiro pelan dengan kepala tertunduk. Oliver beku, sebab entah kenapa, suara Hiro terdengar menyedihkan kala itu. "Kadang-kadang saya ingin sekolah juga seperti kamu."

Oliver tidak tahu harus merespon bagaimana.

"Kamu punya banyak seragam sekolah yang sudah tidak kamu gunakan lagi 'kan?"

"Kenapa?" tanya Oliver sedikit menoleh.

Hiro tidak langsung menjawab, dia diam membiarkan hening menyekap mereka beberapa lama. Setelah genap satu menit, baru Hiro mengutarakan keinginannya.

"Saya pinjam boleh tidak? Saya mau mencobanya di kamar."

Lagi-lagi kalimat Hiro membuat Oliver terdiam di tempatnya berdiri. Ia mengepal tangan sambil memilin bibir, menahan sesak yang muncul di dalam dadanya secara tiba-tiba. Pada saat seperti ini, Oliver selalu menjadi anak durhaka karena terus memaki orang tuanya.

Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang