21. Bertahan Untuk Papa

19.4K 3.8K 1.8K
                                    

Buka part ini jam berapa?

Di part ini tolong hujatnya pakek cara yang slay oke💅💅💅💅

Di part ini tolong hujatnya pakek cara yang slay oke💅💅💅💅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hal pertama yang Anna lakukan setiap pagi setelah mengenakan pakaian khusus pelayan di rumah ini adalah menemui Hiro di kamar anak itu. Anehnya, Anna tidak mendapati anak majikannya pagi ini. Padahal biasanya, di jam seperti ini Hiro sudah selesai mandi dan berganti pakaian.

"Tuan?" panggil wanita itu sembari melangkah semakin dalam serta celingukan untuk mencari majikannya yang entah di mana? "Tuan Hiro di mana?"

Panggilan Anna masih tidak mendapat jawaban sama sekali.

Mungkin ia akan terus mencari Hiro di kamarnya bila dia tidak ingat jika anak itu juga suka ke kamar Oliver. Maka, dengan semangat menggebu-gebu, Anna melangkah menuju ruangan selanjutnya. Beberapa kali senyumnya terbit, dia sudah tidak sabar ingin memberitahukan jika mawar Hiro yang sempat layu, mulai menunjukkan tanda-tanda akan berbunga kembali. Anna yakin, anak itu akan sangat bahagia mendengar kabar ini.

Tetapi sesampainya di depan kamar Oliver, kening Anna berkerut karena pintunya tidak ditutup. Lalu dengan perasaan ragu, ia memasuki kamar salah satu anak majikannya itu. Dan betapa terkejutnya Anna begitu mendapati Hiro terkapar di lantai dengan mulut penuh darah. Matanya kosong, menatap langit-langit kamar, napasnya tersengal-sengal, sedangkan wajahnya pucat bukan main.

"Tuan!" Detik itu juga Anna berlari mendekati anak itu bersama perasaan khawatir yang meluap dalam benaknya. Anna duduk di lantai, mengguncang bahu Hiro beberapa kali. "Tuan Hiro kenapa?! Tuan bisa dengar saya 'kan?!"

Hiro tidak menjawab. Air matanya tidak berhenti mengalir sejak tadi. Semakin hari, sakit yang menderanya semakin tidak bisa dikendalikan. Sampai-sampai mengucapkan sepatah kata saja Hiro tidak bisa. Seakan ada sesuatu yang mencekik lehernya hingga sulit sekali untuk bersuara.

"Siapa yang melakukan semua ini Tuan?!"

Hiro terengah-engah.

"Tolong bertahan, Tuan. Saya akan menelepon Tuan Elios sekarang juga." Lagi-lagi wanita itu berucap panik seraya memandang Hiro berkaca-kaca. Hiro masih belum menjawabnya tatkala Anna hendak beranjak. Namun, sebelum wanita itu keluar dari kamar, Oliver sudah masuk kembali untuk menemui saudaranya, disusul Lacey yang ditarik paksa oleh pemuda itu.

"Bertahan ya, Mama bakal nolong lo sekarang," ujar Oliver saat sudah duduk kembali di sebelah Hiro, ia pikir Lacey akan menolong saudaranya setelah ia memohon berulang kali, nahasnya, sesampai di dekat Hiro, Lacey hanya diam menatap anak itu sambil tersenyum puas. Menikmati detik-detik menyakitkan yang mati-matian Hiro lewati sendirian.

"Nyonya, cepat tolong Tuan Hir--"

"Jangan memberi perintah seenaknya. Kamu hanya pelayan." Lacey sengaja berucap pelan agar Hiro yang masih bisa mendengarnya tidak curiga. Lebih lagi, anak yang tengah sekarat itu sedang menatap ke arahnya, seakan berkata jika dia sangat-sangat membutuhkan pertolongan. Tapi Lacey lebih suka melihat Hiro kesakitan seperti ini.

Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang