6. Hiro Bersalah

27.3K 5.1K 483
                                    

|hey! Terima kasih ya, sudah menunggu bagian ini dipublikasikan. Terima kasih juga sudah mencintai Hiro|

Selamat membaca💞

***

"Jangan lupa berkunjung ke rumah kami kalau ada waktu, cuma kamu sama Lacey yang belum pernah bertamu ke rumah baru kami."

"Iya, akan saya usahakan." Elios membalas dengan kalimat seadanya, sementara matanya terus menerawang, mencari Hiro yang sudah tidak bisa dijamah pandang. "Sekarang saya permisi dulu. Ada hal penting yang harus saya lakukan."

"Jangan heran, Elios memang sesibuk itu." Pria bernama Jonathan itu mengangkat bahu sambil memandang Elios yang melangkah kian jauh dari mereka. Gerakannya cepat, seolah ada hal darurat yang harus segera dia selesaikan. Namun, baik Jonathan ataupun istrinya, mereka tidak banyak berkomentar karena ikut pergi dari sana setelahnya.

"Di mana anak itu?" Elios bergumam seraya menoleh ke segala arah. Napasnya berembus kasar, sesekali ia berlari untuk memastikan keberadaan anak angkatnya yang hilang entah ke mana. Elios berhenti dan meremas rambutnya geram. "Sial!"

Kemudian Elios berjalan mengitari Mall dengan langkah masih secepat tadi, di saat yang sama, ia mengetikkan sebaris pesan kepada sopir yang membawa mereka ke tempat ini. Meminta pria paruh baya itu ikut serta mencari anaknya.

"Hiro, Hiro, di mana kamu, Hiro-nya Papa?" tanya Elios lagi pada udara kosong di sekelilingnya. Lalu menilik arloji yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Sudah jam dua, tapi ia masih membuang waktu untuk anak itu.

Lelah mengitari Mall, Elios memutuskan keluar setelah instingnya mengatakan bila Hiro tidak ada di sana. Panas matahari langsung menyapa kala itu, hingga pandangannya sempat terganggu, tapi tidak begitu lama karena beberapa detik setelahnya, Elios bisa menemukan orang yang sedang dia cari kebingungan di tengah jalan.

Di saat yang sama, laju beberapa mobil sempat terganggu karena harus berhenti mendadak agar tidak menabrak remaja itu. Tidak hanya satu, tapi beberapa kendaraan terpaksa harus menepi gara-gara Hiro. Sementara di atas trotoar di seberang, beberapa gadis memandang Hiro dengan binar mata kagum yang kentara, seperti sedang melihat idola mereka keluar dari layar kaca. Berbeda sekali dengan Hiro yang tidak tahu harus apa selanjutnya.

Dia... Ketakutan.

Sekaligus menyesal karena nekat mengejar gadis yang membawa kabur topi kesayangannya.

"Papa...." Bahkan ketika ketakutan besar muncul dalam benaknya, yang Hiro panggil adalah Papa dan akan selalu Papa. "Hiro takut...."

Sesuai dugaan, orang yang Hiro butuhkan selalu datang di saat yang tepat. Seperti sekarang, ia bisa menemukan Elios berdiri di pinggir jalan dengan wajah penuh kekhawatiran. Mata Hiro sontak melebar, ketika itu juga ia berlari menemui Papanya tanpa peduli pada kendaraan yang nyaris membuatnya celaka.

Hiro sedikit pun tidak menebak jika ketika sampai di hadapan Elios, ia justru ditarik sangat keras untuk masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir beberapa meter dari tempat Elios berdiri tadi.

"Lagi-lagi kamu membuat saya marah." Demikian kalimat ketus Elios saat mereka sudah berada di dalam mobil. Hiro membeku dengan kepala menunduk kaku, ia tahu telah melakukan kesalahan, maka sudah sepantasnya mendapat hukuman besar. "Hari ini adalah kali terakhir kamu ke luar rumah, saya tidak akan membiarkan kamu ke luar lagi sampai kapan pun."

Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang