Absen kamu dari kota mana
Yang sama harus bestianBtw untuk Visual Rinjani bayangin siapa aja yang kalian suka, aku bingung banget mau pake visual siapa.
*
Jamet ganteng siapa punya, angkat tangaaan!"Juna, balikin nggak topinya!" teriak Rinjani sudah terlanjur kesal kepada Juna yang justru memasang topi itu di kepalanya. Tetapi Rinjani tidak menyerah, sekarang dia mengangkat tangan dan mengambil topi hitam itu kembali.
"Topi gitu doang pe--"
"Itu punya gue."
Gerakan Rinjani yang hendak mengenakan topi itu kembali terhenti, tepat ketika Oliver menyeletuk tiba-tiba seraya melangkah ke arahnya. Tidak jauh berbeda, teman-temannya pun ikut termangu. Hanya Lexy yang mendadak khawatir, sebab baru kali ini ia melihat ekspresi marah dari wajah Oliver.
"Maksud lo?" Rinjani yang masih tidak mengerti tertawa sinis, ia menunjukkan topi tersebut di depan mata cowok itu. "Ini punya lo? Lagi mimpi lo, ya? Jelas-jelas topi ini gue pinjam dari orang lain di mal."
Oliver berdecak karena Rinjani menepis tangannya saat ingin merebut topi itu. "Balikin punya gue!"
"Gue liat dengan mata kepala gue sendiri kalau pemilik topi ini bukan lo! Jangan ngaku-ngaku deh!"
Semua orang di sini tidak terkecuali Rinjani tahu jika Oliver bukan orang yang bisa mengendalikan emosi. Terlihat dari bagaimana tangannya terkepal sangat erat ketika dia menatap Rinjani lekat. Selangkah demi selangkah ia mendekat. "Gue masih sabar karena lo cewek, Rin."
"Balikin aja, mungkin itu beneran punya Oliver." Suara Lexy terdengar ragu. Ia berdiri beberapa jengkal dari punggung Oliver. Bisa dibilang dekat karena Indra penciumannya dapat menjamah aroma musk dari parfum cowok itu.
Rinjani tidak terima, ia beralih menatap Lexy geram. "Lo sahabat gue bukan, sih? Kalau nggak bisa belain gue mending diam aja!"
"Buset, gara-gara topi doang." Arasyi tertawa miris tidak habis pikir. Ia sering melihat Oliver berwajah kesal, tapi baru kali ini mendapati cowok itu betulan emosi kepada perempuan.
"Tau tuh." Aiden ikut geleng kepala melihatnya. Sedangkan Juna, sudah pasti akan membela Rinjani.
"Lo kenapa, sih? Emosi gara-gara kalah main game malah lampiasin ke orang lain." Itu suara Juna.
"Lo diam! Ini nggak ada urusannya sama lo!" Oliver sudah benar-benar berang, apalagi ada orang lain yang ikut-ikutan, entah Juna atau Lexy, sekalipun gadis itu membelanya, ia tidak menyukainya karena di sini mereka tidak ada urusan sama sekali. Oliver hanya ingin topi milik Hiro dikembalikan, itu saja. Namun, agaknya Rinjani memang suka membuat masalah semakin panjang hingga kesabaran Oliver yang memang tipis terkikis sampai habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)
أدب المراهقين"Kamu tidak akan mati, kami akan menyembuhkanmu kembali." Segalanya bermula ketika dua Dokter muda mengadopsi Hiro dari panti asuhan. Hiro bahagia, karena dia pikir akan segera memiliki orang tua dan keluarga yang menyayanginya, sayangnya yang terj...