2. Kesayangan Papa

47.4K 7K 2.8K
                                    

"Banyak sekali orang jahat di luar sana ya, Pa?" Adalah pertanyaan Hiro setelah Elios menceritakan peristiwa perampokan yang terjadi di jalan raya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Banyak sekali orang jahat di luar sana ya, Pa?" Adalah pertanyaan Hiro setelah Elios menceritakan peristiwa perampokan yang terjadi di jalan raya hari ini. Tentu saja, semua cerita itu dibuat olehnya sendiri untuk membuat Hiro semakin takut keluar dan bertemu banyak orang.

"Sangat banyak." Elios menjawab dengan senyum lebar sambil merapikan selimut yang menutupi tubuh Hiro. Sesuai janji, ia akan menemani anak itu hingga tertidur malam ini.

"Tapi Oliver berani sekali, dia selalu bermain di luar dengan orang asing." Hiro menerawang langit-langit putih ruangan. Bibirnya menampilkan seulas senyum kala itu. "Kadang-kadang Hiro juga mau seperti Oliver, Pa. Hiro mau main di luar, Hiro mau pergi sekolah, Hiro mau memakai seragam sekolah yang sangat rapi. Hiro tidak pernah memakainya sekali pun."

Diam-diam Elios memejamkan mata rapat dan mengepal tangan, menahan gejolak marah yang muncul dalam dirinya. Namun, di depan Hiro, sebisa mungkin Elios menahan emosi agar tidak semakin mendidih. "Pasti Oliver bercerita tentang sekolah, ya?"

"Tidak, Pa, Oliver hanya mengajak Hiro ke pameran seni lukis, Hiro punya rencana pergi ke sana besok, boleh ya, Pa?"

"Hiro-nya Papa," panggil Elios lembut sambil memainkan rambut anak angkatnya. Lekas, Hiro menoleh untuk melihat wajah pria itu. "Hiro masih ingat tidak apa yang orang-orang di panti asuhan itu lakukan sebelum Hiro menjadi anak Papa?"

Hiro langsung kelu ketika memori masa lalu kembali memenuhi kepalanya. Sudah bertahun-tahun Hiro mencoba menyingkirkan ingatan tersebut, tapi baik Elios atau Lacey, mereka tidak akan membiarkan gambaran menyakitkan itu enyah dari kepalanya. Seperti sekarang, ketika Hiro hendak tidur nyenyak, ia dipaksa menggali memori kotor itu lagi.

"Berapa tahun Hiro tinggal di panti asuhan itu? Tiga tahun, ya? Papa sudah lupa." Nyatanya Elios tidak lupa, ia sudah menggali informasi tentang Hiro sejak lama, pria itu bahkan tahu jika Hiro ditinggalkan di panti asuhan sejak lahir oleh orang tuanya yang menjadi buronan polisi. Yang kemudian memilih bunuh diri karena terlanjur depresi.

"Lima tahun." Hiro menjawab pelan, wajahnya yang ketakutan membuat senyum miris Elios terbit. "Sebelum Papa datang, mereka pukul Hiro, mereka kurung Hiro di gudang dengan tikus, mereka memberi Hiro makanan basi, mereka mau bakar Hiro... Pa... Mereka jahat sekali, mereka tidak peduli ketika Hiro menangis, mereka malah menertawakan Hiro ramai-ramai."

Yang Hiro katakan benar adanya, ia sudah mengalami kekerasan fisik sejak usianya masih sangat belia. Di panti asuhan itu, semua orang menganggapnya hina dengan alasan yang tidak Hiro ketahui. Mereka menyebutnya anak koruptor, tapi Hiro masih terlalu kecil untuk mengerti arti dari 'koruptor' itu sendiri.

Ia dihina, dipukul, kerap tidak diberi makan dan disuruh tidur di gudang gelap yang dipenuhi hewan mengerikan. Hiro hanya punya satu pakaian, tidak seperti anak lain yang selalu mendapat baju baru saat ada orang yang menyumbangkan. Jatah Hiro senantiasa hilang tanpa jejak.

Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang