#35. Idol Girlfriend

485 38 0
                                    

Aku bangun lebih awal, saat membalikkan tubuh tampak sesosok pria berkulit pucat sedang terlelap tidur tepat disampingku, bila orang tua atau Luca tau mereka pasti mengamuk kerena aku membiarkan pria tidur sekasur denganku saat ini.

"Saat tidur kau benar-benar seperti pria korea bisa Oppa" Ucapku cendrung berbisik sambil sedikit membelai pipi gembul milik kekasihku.

Perlahan aku bangkit dan turun dari kasur, memindahkan lengan Yoongi yang menjadikan tubuhku seperti bandal guling, aku benar-benar tidak ingin menganggu tidurnya pagi ini, sudah cukup semalam dirinya harus begadang menahan ngantuk saat menemaniku.

Kriing... kriiing...
Aku langsung bergerak cepat mengambil ponsel di nakas dan berlari keluar kamar, dan berharap Yoongi tidak terganggu dengan aktifitas yang tiba-tiba barusan.

"Masih tidur Luci ?" Pertanyaan pembuka seorang wanita berusia 60an di ujung telfon.

"Tidak bu, aku sudah bangun, ini mau bersiap"

"Sudah jam 9, kau tidak bekerja ?"

"Disini masih jam 7 ibu, lagian hari ini aku diizinkan libur karena lembur saat weekend.

Membicarakan hal-hal sepele seperti menu makanan, pekerjaan dan juga kegiatan sehari-hari, Ibuku sebenarnya cukup sering menelfon dipagi hari, hanya aku saja yang jarang memngangkatnya karena masih mengantuk atau sibuk bekerja.

"Kemaren nak Geno mampir kerumah bersama abangmu" Ucap Ibuku membuka pembahasan lain dalam obrolan.

"Apa yang dia lakulan ?"

"Hanya bermain, apa kau bertengkar dengan Geno ?" tanya Ibuku yang sepertinya penasaran akan sesuatu.

"Tidak bu, kami baik-baik saja" Ucapku cepat demi menghindari pertanyaan lain yang nantinya akan menyulitkanku.

"Cepatlah pulang, kasihan kalau Nak Geno terus menunggumu" Ucap Ibu lembut dengan sedikit penekanan.

Inilah yang paling membuatku resah tiap menerima telfon, baik Ibu maupun Ayahku tidak ada uang tau detail kehidupanku sejak merantau ke Yogya, selain menutupi kasus Mic, Luca juga tidak memberitau orang tuaku tentang akhir hubunganku dengan Geno.

"Ibu, aku harus mengerjakan sesuatu, aku akan segera telfon kembali" Ucapku yang mendengar suara dari dalam kamar.

Buru-buru aku menutup telfon dan mengecek keadaan didalam kamar, walau aku yakin Yoongi tidak mengerti tapi aku berharap pria Korea itu tidak mendengar percakapanku dengan Ibu.

"Kau bangun awal ?" ucap Yoongi tepat saat aku membuka pintu kamar dan memeriksa keadaan, pria itu masih berbaring diatas kasur sambil membenarkan posisi tubuhnya.

"Aku harus mencuci, apa mau aku buatkan sarapan ?" tanyaku yang masih berdiri diambang pintu.

"Tidak usah, biarkan aku tidur lebih lama" Ucap Yoongi dengan deep voicenya dan kembali menarik ujung selimut.

Jelas setelah konser berakhri Yoongi membutuhkan istrirahat lebih banyak, dan tidur merupakan salah satu caranya untuk memulihkan  kembali tenaganya yang telah terkuras selama konser berlangsung.

Pov : Yoongi

Saat bangun aku mendapati suasana begitu hangat dan matahari terlihat sangat terik, aku memerika waktu di ponselku dan telah menunjukan pukul 3 sore, aku telah tertidur cukup lama hari ini.

Kamar Luci tidak begitu besar, tapi dia memilih kasur besar karena aku sering menginap diapartemenya, kadang aku berfikir kenapa wanita ini terus membiarkanku berbuat sesuka hatiku, itu membutku menginginkan hal lebih kedepanya.

Saat keluar kamar aku mendapati Luci sedang sibuk menonton drama di ipadnya menggunakan headset, sepertinya dia memutuskan untuk melakukan aktifitasnya dengan tenang agar tidak mengganggu tidurku.

"Aaa Oppa sudah bangun ?" Sapa Luci yang langsung meletakan ipadnya.

"Maaf aku malah tidur seharian di rumahmu" Jawabku yang sibuk mengacak-ngacak rambutku yang sudah malai panjang.

"Tak apa Oppa, sana bersihkan dirimu, aku akan memanaskan makan siang" Ucap Luci yang langsung bangkit, sempat mengecupku cepat sebelum melangkah menuju dapur.

Aku dapat melihat gadis itu mengeluarkan makanan dari bungkusan, itu berarti dia memesan untuk makan siang, dan aku memutuskan untuk membersihkan diri sebelum ikut makan siang.

"Luci, apa ada yang bisa aku lakukan ?" Tanyaku sembari menikmati makan siang bersama dan sederhana.

"Biar aku yang mengurusnya Oppa" Jawab Luci penuh percaya diri.

"Tapi ini kan terjadi karena salahku, aku berharap kau tidak kerepotan mengurusnya" Ucapku yang penuh dengan rasa kawatir.

kehadiran Mic semalam sudah membuatku marah, dia yang berjanji untuk menjauh dari kami malah muncul lagi dan mengganggu Luci, ditambah berita buruk yang dibawanya.

"Oppa, tapi kan targetnya sekarang aku, jadi biarkan aku yang mengatasinya" Ucap Luci meyakinkanku dengan senyumnya.

Dulu Luci tampak seperti gadis yang rapuh, tubuhnya yang kecil dan sifatnya yang sangat ceria membuatku ingin selalu melindunginya. Tapi sekarang dia semakin dewasa, dengan segala permasalahan yang menimpa hubungan kami.

"Aku sungguh bersalah padamu Luci" Ucapku yang dengan rasa terpuruk belum bisa memikirkan apapun untuk penyelesaian.

"Oppa, bagaimana kalau akhir pekan kita mengunjungi Aery, dia masih diKorea kan ?" Ajak Luci dengan keyakinanya.

"Kau ingin kita pergi bersama ?" tanyaku bingung.

"Iya,  apa kau masih memiliki perasaan padanya ?" Tanya Luci dengan wajah cukup serius kepadaku.

"Tidak... tidak sama sekali, aku hanya merasa bersalah, padanya dan juga padamu" Ucapku yang malu dengan masa lalu itu.

"Aku baik-baik saja Oppa, kau kan sudah menjelaskan semuanya" Ucap Luci sambil memberikan sepotong lauk diatas sendok nasiku.

Aku tersenyum dan melanjutkan acara makan siang kami yang sudah sangat terlambat, beruntungnya kini aku memiliki kekasih yang memiliki pemikiran positif. Walau mungkin dia marah dan kecewa, dia selalu mau mendengarkan penjelasanku dulu sebelum menghakimi.

Pov : Luciana

Berita yang disampaikan Mic semalam sungguh mengejutkanku, beruntung aku mengetahuinya lebih cepat walau sebenarnya aku sudah mengalami hal-hal buruk sebelumnya, aku bahkan lebih kawatir tentang Yoongi yang sepertinya terus merasa bersalah.

"Oppa, ayo kita jalan-jalan, aku bosan dirumah" Ucapku menyudahi makan siang kami.

"Sore-sore ini ? Kita keluar ?" Tanya Yoongi bingung.

"Iyah, seperti saat pertama kali Oppa menemaniku tamasya sendirian" lanjutku sembari membereskan meja makan.

Yoongi tampak ragu, jelas dia kawatir bila ada papazari atau bahkan sasseng yang menemukan kami, secara baru kemaren konser berlangsung jadi pasti dia dan member lainya sedang di awasi media.

"Kalau Oppa takut, dirumah saja" Ucapku cepat dan langsung menuju dapur untuk mencuci piring.

Yoongi datang menghampiriku sambil memelukku dari belakang, aku bahkan harus berkenti bekerja kerna sulit bergerak.

"Luci maaf ya, aku tidak bisa berkencan denganmu seperti pasangan normal lainya" Ucap Yoongi yang menenggelamkan wajahnya di pundakku.

Tanganku penuh sabun, aku juga tidak bisa berbalik untuk menghadap Yoongi.

"Sudahlah Oppa, aku kan tau siapa kau sebelum memutuskan pacaran" aku masih berdiri terpaku ditempat yang sama.

"Tapi kau tidak akan mengalami hal-hal yang akan menyusahkanmu bila tidak bersamaku" Ucap Yoongi yang masih dengan posisi yang sama.

Aku hanya diam, memang sejak tiba diKorea karir pekerjaanku menjadi sangat berkembang, tapi entah kenapa ada saja yang terjadi hingga membuat kehidupanku yang dulu damai menjadi sangat ramai.

~ 16 Juni 2022 ~

My Secret Love || Suga BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang