#04. The Past

946 63 0
                                    

Setelah menyadarkan diriku sendiri, bergegas bereskan barang-barangku dan bersiap pergi, dari sekian banyak lelaki yang aku temui, pria dihadapanku ini adalah orang palingku benci seumur hidupku.

"Kau mau kemana Cia ? kita kan baru bertemu. Kau akan meninggalkan aku seperti kemaren lagi" Kata Mickel sambil mengengam pergelangan tanganku.

"Lepaskan" Dengan sekuat tenaga aku melepaskan gengaman tangan Mickel "Aku tak ingin berurusan dengan orang sepertimu" Jawabku ketus sambil melangkah meninggalkan meja.

Mickel ikut berdiri dan memandangku "Aku dengar kau sudah putus dari Geno, akhirnya kau melepaskan satpammu itu" Lalu berbicara lantang ke arahku.

Aku mencoba menghiraukan kata-kata Mickel, langsung menuju lift nafasku terasa sesak saat pintu lift sudah tertutup sempurna, terbayang lagi kenangan-kenangan masa lalu yang sebelumnya sudah aku lupakan.

Membuka layar ponsel, aku langsung menghubungi seseorang yang paling aku butuhkan saat ini "Oppa, jam berapa kau akan kembali ?" Tanyaku dengan suara sedikit serak karena air mata yang mulai menetes.

***

"Bang lo lagi apa ?" Tak tahan menunggu Yoongi yang sepertinya tidak akan kembali dengan cepat, aku mencoba menenangkan diri dengan menelfon Luca.

"Lo ngak liat jam berapa sekarang ? kerja lah bego" Kata Luca diujung telvon dengan sedikit emosi.

"Bang... hiks..." Aku mulai menangis, kini posisiku sudah merungkuk diatas tempat tidur sambil ditutupi selimut "Gue takut bang..."

"Eeh... lo nangis ? lo kenapa dek ?" Tanya Luca heran dan sedikit panik.

"Gue ketemu dia lagi bang" Aku mencoba bercerita disela-sela menahan tangisku "Mickel", Tubuhku bergetar dan tanganku mulai mengigil saat aku mencoba menyebut nama pria itu.

"Dek... dek... tenang ya, lo dimana sekarang ?, pacar lo kemana ?" Terdengar Luca mulai panik diujung telvon.

Luca adalah satu-satunya orang dari keluarga yang mengetahui siapa sebenarnya Mickel, alasan dia membiarkan aku dekat dengan lelaki manapun dibelakang Geno adalah untuk memastikan adeknya memiliki seseorang untuk melindunginya, walau dirinya suka tidak enak hati karena Geno adalah sahabatnya.

"Yoogi Oppa kerja, aku dikamar hotel sendirian" Jawabku pelan setelah berusaha menenangkan tangisku sendiri.

"Jangan buka pintu kamar untuk siapapapun selain pacar lo ya" Kata Luca tegas setelah itu dia langsung terdiam beberapa saat "Jangan tutup telfonya, gue temenin lo dek" Kata Luca lembut, dia sangat tau kalau disituasi ini aku sama sekali tidak ingin sendiri.

Pov : Yoongi

Aku berjalan cepat menuju lift meninggalkan manager dan para staf yang sedang sibuk menurunkan barang-barang dari dalam mobil, ada kecemasaan saat mendengar suara Luci diujung telfon, saat gadis itu menelfonya tadi.

Saat masuk kedalam kamar aku melihat Luci sedang tertidur sambil meringkuk seperti sedang ketakutan, wajahnya memerah dan bawah matanya terlihat bengkak, itu jelas menandakan bahwa gadis ini habis menangis sejadi-jadinya.

Melihat layar ponsel yang masih tersambung dengan sebuah panggilan, aku mengambilnya perlahan dari tangan Luci dan mendekatnyaka ketelinga "Hallo, siapa disitu" sapaku dalam bahasa korea.

My Secret Love || Suga BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang