#20. Step One

435 47 0
                                    

Pria tua dengan wajah blasteran Amerika-Asia yang menyambut kami bernama Mister Felix, pemilik beberapa perusahaan besar di Italy dan juga Amerika, dan beliau merupakan adik kandung dari almarhum ayahnya Geno.

Sejak mengenal Geno yang merupakan sahabat Luca, aku memang mengetahui bahwa ayahnya yang sekarang merupakan ayah tiri dari pernikahan kedua ibunya, tapi aku tidak benar-benar yakin siapa sebenarnya ayah biologis Geno.

"Waah ternyata aku dulu memang se-acuh itu" Gumamku sambil menikmati kopi panas dan duduk disebuah bangku taman dengan pemandangan hijau yang terbentang indah.

"Pasti bosan sekali mendengar para pria membicarakan bisnis" Aku sedikit terkejut ketika seorang wanita yang sudah duduk disebelahku mengajak bicara.

"Aah... tidak juga, aku hanya ingin menikmati pemandangan ini" Jawabku sedikit canggung kepada sosok wanita yang terlihat sangat lembut dan anggun.

"Namaku Aery, kau terlihat sangat muda, apa masih kuliah ?" Aery mengajaku berjabat tangan, jelas demi sopan santun aku harus membalas jabatan itu.

"Luci dan aku sudah bekerja, tapi terima kasih karena perkataanmu menbuat hatiku senang" Sambil memegang kedua pipiku yang terasa panas, sepertinya aku mulai bertingkah malu-malu.

"Kau sangat manis Luci, pantas saja Mic tidak bisa melupakanmu" Jelas pernyataan Aery langsung membuat senyumku luntur seketika.

Sejak bebas dari penjara dan terbang ke Italy, Mic hidup dibawah pengawasan M.Felix, memang tidak secara langsung dan dilakukan diam-diam sesuai dengan permintaan Geno, dirinya hanya tidak ingin Mic akan mencoba mendekatiku lagi.

Anehnya seiring berjalannya waktu M.Felix mulai memberikan perhatian yang berbeda kepada Mic, hingga pria itu berencana mengubah kehidupan kelam Mic agar bisa kembali menjadi pria sukses dan upaya itu berhasil.

Sejak awal Mic adalah pria yang cerdas, kalau bukan karena kasus kekerasan itu mungkin saja pria berdarah tionghoa itu sudah menjadi pengusaha sukses yang kaya raya, dan semuanya terbukti saat Mic berada dibawah didikan M.Felix.

"Apa kau dan Mic berpacaran saat di Italy ?" Spontan aku bertanya dengan wajah serius kepada Aery.

Aery tersenyum "Tidak, kami lebih seperti saudara, dia membantuku keluar dari keterpurukanku dan meminta M.Felix merawatku" masih dengan ke anggunan dan kelemah lembutan dalam setiap penjelasannya.

"Dia seperti sedang melalukan penebusan dosa" Gumamku pelan dengan wajah yang pasti tidak senang dan kembali memandang kedepan.

Sebelum duduk sendirian dihalaman belakang, aku juga ikut serta mengobrol dengan para pria, Luca dan Geno menjelaskan siapa M.Felix dan juga kehidupan Mic sebelumnya.

Sejujurnya aku sudah mengetahui seluruh kisah Mic melalu berkas yang diperlihatkan Yoongi, tapi informasi tentang M.Felix cukup membuatku terkejud saat itu.

"Bila nanti kau bertemu Mic, tolaklah dia dengan tegas, aku yakin dia akan mengerti" Lamunanku tiba-tiba buyar seketika.

"Apa ?" Aku menatap Aery dengan wajah keheranan.

"Setauku kau sudah memiliki kekasih" Jawab Aery sambil sedikit menuntun kepastian dari tatapan matanya.

"Aaa... kau benar, aku sudah memiliki pria dihati dan sisiku" Jawabku malu-malu, bahkan tangan ini tak kuasa bertingkah kikuk, menggaruk leher yang sebenarnya tidak gatal.

"Dia pasti pria yang baik, aku dapat melihatnya dari wajahmu" Aery tersenyum, sungguh kalau bukan karena cekungan pipi itu, dia pasti wanita yang sangat cantik apa lagi senyumanya itu.

"Kekasihku orang yang hangat, walau dari luar tampak begitu dingin dan acuh" Spontan saja aku menjelaskan bahkan Aery sama sekali tidak bertanya.

"Wah kekasihmu mirip sekali dengan seseorang yang aku kenal" Aery sedikit terkejut "Aku harap kekasihmu bukan pria yang gila kerja" Lanjut Aery sambil tertawa kecil.

aku hanya diam mebalas tertawa "Jadi, kenapa kau bisa disini ?, apa kau sedang sakit ?" Sangat penasaran hingga aku tidak bisa lagi menahan diri untuk bertannya.

Aery berhenti tertawa, dia tesenyum sendu dan terlihat jelas sebuah kesedihan dari sorotan matanya, aku sungguh merasa tidak enak dengan pertanyaan yang aku lontarkan.

"Memang tidak terlalu panjang, tapi butuh waktu untuk menceritakanya" Aery mengengam dan mengelus punggung tanganku sambil tetap berusaha tersenyum menatapku yang sebenarnya mulai terlihat kikuk.

Pov : Yoongi

Selesai latihan aku langsung pergi menuju studioku di kantor, terakhir Luci mengirimkan foto pemandangan hijau yang begitu indah, tapi saat aku bertanya gadis itu sama sekali belum membalasnya.

"Tidak mungkin Luca dan Geno hanya mengajak Luci untuk pergi berkreasi" Gumamku sambil melepas jaket dan topi kupluk yang aku kenakan.

Duduk di kursi putar menghadap layar monitor yang sudah menyala, hanya termenung tanpa melakukan apapun, tidak ada inspirasi atau niat untuk bekerja, sesungguhnya akhir-akhir ini aku kesulitan untuk membuat lagu, apa diri ini terlalu banyak beban pikiran ?.

Sebenarnya masalah Luci sangat rumit untukku, ditambah lagi pria itu mengetahui masalalu-ku dan mengenal baik Aery, aku bahkan belum sempat bercerita tentang mantan kekasihku itu kepada Luci.

Flashback On - Yoongi & Luca

"Mau aku belikan kopi Hyung ?" Tanya Yoongi saat mereka berada di lobi apartemen Luci.

"Tidak usah basa-basi, apa kau memiliki cara agar Mic tidak mengusik adikku lagi ?" Luca yang kedinginan memasukan kedua tanganya kesaku jaket, tapi tatapanya kepadaku tampak begitu tajam.

"Saat ini aku terus menjaganya Hyung, sambil memikirkan langkah apa yang harus aku ambil" Jawabku mencoba meyakinkan Luca yang terlihat kurang senang.

"Apa kau tau ke apa yang membuat selama ini Luci aman ?" ~ Luca.

"Aku tau Hyung" ~ Yoongi.

"Sepertinya kau bukan hanya pria yang jago menyanyi dan menari" Luca tersenyum sinis dan mengalikan pandanganya.

Saat itu aku sedikit sakit hati dengan sikap dan perkataan Luca kepadaku, kalau bukan karena pria ini adalah abang kandung Luci, aku ingin sekali menghajar mulutnya itu.

"Hyung, aku serius dengan adikmu, dan aku akan menjaganya" Ucapku tegas sambil menahan tangan yang sudah mengepal bukan karena kedinginan.

"Aku benar tidak menyukaimu Yoongi, tapi kau akan aku beri kesempatan" Luca kembali menatapku tajam "Kalau sampai gadis itu menangis lagi, aku tidak akan mengampunimu".

"Aku berjanji tidak akan membuat Luci terluka" Aku tantang tatapan itu dengan kebulatan tekatku.

"Dan satu lagi, aku sengaja mengajak Geno untuk menemaniku" Luca tersenyum menang "Aku hanya ingin memberitaumu".

Tidak tau bagaimana kini perasaan Geno terhadap Luci, yang jelas Luca sepertinya ingin membuat adik dan sahabatnya rujuk kembali, karena itulah aku tidak ingin kedua pria itu menginap di apartemen Luci.

Flashbakc Off ~ Yoongi & Luca

"Aaaaaaa....." Kau berteriak karena kesal sambil mengacak-ngacak rambutku, mencoba menenangkan diri sambil mengambil dan membuang nafas panjang setelahnya.

Ting... ting....
Ponselku berbunyi, sebuah pesan singkat dari Tn.Park itu sukses membuatku tercengang, tapi setelah itu aku menjadi tau apa yang harus aku lakukan terlebih dahulu.

~ 24 Maret 2022 ~

My Secret Love || Suga BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang