#38. Day with you

413 43 5
                                    


Padahal suhu diluar masih cukup dingin, tapi entah kenapa suasana kamar ini menjadi begitu panas, ini bukan pertama kali aku dan Luci berada didalam satu kamar, tapi karena perkataanya tadi siang telah membayangi pikiranku.

"Oppa apa kau mau mandi duluan ?" Tanya Luci enteng, tapi bagiku itu kini bukan sesuatu yang wajar untuk didengar.

"Ha ? Mandi ?" Tanyaku kaget.

"Kenapa ? Bukankah tadi siang sangat gerah" Jawab Luci yang sibuk mencari baju ganti didalam lemari pakaianya.

Aku memilih untuk tidak melanjutkan percakapan dimobil tadi dan mengalihkannya dengan pembicaraan lain, cukup terkejut bagiku karena Luci membahas perihal seperti itu duluan, padahal aku sudah bertekat tidak akan pernah melakukanya sebelum sah menjadi suami.

"Aku duluan Oppa" Ucap Luci yang keluar kamar membawa baju ganti dan handuk, dan membuatku termenung sendiri.

Dulu memang hal seperti itu wajar dilakukan, aku tidak munafik karena memang pernah membayangkan melakukan itu dengan Luci, tapi mengingat dia bukan berasa dari Korea Selatan beserta traumanya, aku bertekat memenuhi permintaanya saat di LA dulu.

Menyerut es dan mencampurnya dengan berbagai sirup manis, aku memilih pergi kedapur untuk menyiapkan camilan dingin, berdiam diri dikamar tidak baik untuk pikiran dan batinku.

"Oppa membuat apa ?" Tanya Luci yang baru saja selesai mandi dengan rambutnya yang masih terbungkus handuk.

"Duduklah, aku membuat es serut" Jawabku sambil meletakan dua mangkuk es diatas meja.

Hampir saja aku terhipnotis sepenuhnya saat melihat sosok Luci dibaluti busana rumah terusan selutut, gadis ini benar-benar terlihat sangat imut dengan baju bergambar mickey mouse itu.

"Oppa tidak mandi ?" Tanyanya lagi sambil duduk menikmati camilan yang aku siapkan.

"Setelah ini, apa ada flim yang ingin kau tonton ?" Tanyaku menbuka pembicaraan.

"Mm... ada drama yang aku tonton tayang sore ini" Jawabnya sambil mengigit sendok.

"Mau nonton bersama ? Aku janji akan diam selama menonton" Jawabku yang kaget karena bisa langsung mengerti dengan tatapanya yang menusuk.

Pov : Luciana

"Eounie, kau terlihat akrab dengan Jin Oppa ?" Tanya Cika setelah kami berpapasan dengan Seokjin di lift.

"Tentu saja, kami pernah mengerjakan projeck bersama" Jawabku masih memandang lurus.

"Pasti menyenangkan kalau aku juga bisa dekat dengan Suga Oppa" Gumam Cika sambil tersenyum sendiri.

"Walupun kau fans mereka, bekerjalah dengan profesional" Jawabku mengingatkan kembali Cika.

"Padahal sendirinya tidak, malah sibuk mengingatkan orang" Ucap Cika cendrung berbisik, tapi aku jelas bisa mendengarnya.

Aku memutuskan untuk mengabaikan Cika terlebih dahulu dan menyelesaikan pekerjaan kami, hal yang baru aku tau ternyata Cika sangat cakap dalam diskusi dan juga bernegosiasi, ternyata gelar sarjana di Bisnis bukanlah hanya sekedar gelar.

"Kalau kau bekerja sebaik ini sebelumnya, kau pasti akan cepat diangkat sebagai pegawai tetap Cika" Pujianku setelah rapat selesai.

"Apa nanti aku juga akan dapat project yang berubungan langsung dengan BTS ?" Tanya Cika blak-blakan.

"Mungkin saja, selama kau bisa tetap bersikap profesional" Jawabku sembari membereskan hasil rapat dengan pihak managemen Hybe.

"Mungkin aku bisa tidur dengan Suga Oppa bila sudah akrab denganya" Ucap Cika frontal yang membuatku cukup terkejut.

Aku bingung harus menanggapi bagaimana, rasanya kesal saat ada seorang wanita yang berkeinginan tidur dengan kekasihku, tapi saat ini bukan tempatku untuk marah padanya.

"Kenapa Eonnie ?" Tanya Cika dengan wajah polos kepadaku, "Ups maaf, kau bukan orang Korea, pasti perkataanku barusan tidak lazim ditelingamu Eonnie" Lanjut Cika dengan nada sedikit mengejek.

"Memang kenapa ? Aku juga bukan orang sekolot itu" Balasku sambil melangkah pergi meninggalkan ruang rapat.

"Oh yaa ?? Apa kau sudah pernah tidur dengan kekasihmu ?" Tanya Cika antusias yang juga mengukutiku keluar ruangan dan jalan menuju lift.

"Itu bukan sesuatu yang perlu aku bahas bersamamu" Tegasku yang mulai kesal dengan Cika.

"Oh ya ?" Kami memasuki lift yang kosong saat itu, "Apa kau tau Eonnie ? Dikorea bila pria tidak pernah mengajak kekasihnya tidur bersama, berarti cintanya tak sebesar itu" Lanjut Cika mengoceh didalam lift.

Aku hanya diam menanggapi ocehan omong kosong Cika, entah apa maksud anak ini membahas hal seperti itu, dia mungkin ingin mengorek sesuatu atau bisa jadi sudah mengetahui sesuatu.

Beruntung aku telah mengetahui siapa Cika sebenarnya, karena bisa jadi aku akan terbuai dengan pancinganya hingga tanpa sengaja menceritakan hal yang tak patut aku ceritakan kepadanya.

"Oh Luciana ?, tumben kau berkunjung saat jam kerja ?" Sapa salah satu manager BTS yang pasti sangat mengenalku.

"Hallo manager, aku datang karena urusan pekerjaan dibagian managemen" Jawabku sambil memberikan kode.

Pov : Yoongi

"Ayo lakukan Oppa, aku ingin melakukan hal itu bersamamu" Ucapan Luci itu terus terniang dikepalaku, membutku yang sedang mandi jadi benar-benar mulai memikirkan hal-hal kotor.

"OPPA !! Aku ingin membuat camilan, apa kau juga mau ?" Teriakan Luci dari luar kamar mandi yang menyadarkanku.

"IYAH !!"

Jujur saja, saat ini isi kepalaku penuh dengan hal-hal kotor yang membuatku malu untuk menghadapi Luci, ditambah raut wajahnya yang terlihat sangat polos saat mengatakan itu.

"Oppa ayo, dramanya akan segera mulai" Sambil menepuk sofa tanda aku harus segera duduk disampingnya.

Padahal aku bersusah payah membersihkan isi pikiranku sendiri, tapi ternyata drama yang ditonton Luci merupakan cerita percintaan dewasa dengan konflik yang berat.

Awalnya aku melirik Luci yang tengah fokus dengan dramanya, lama kelamaan mataku beralih dari tv ke wajah polos Luci yang sama sekali tidak berepresi apapun saat adegan dewasa muncul.

"Bagaimana bisa gadis ini mengajakku duluan ? Sedangkan saat menonton dia hanya diam" Ucapku dalam hati.

"Oppa tidak menonton ?" Tegur Luci saat iklan yang membuatku kaget.

"Tidak begitu menarik, lagian ini sudah episode 7" Ngelesku yang tanpa sadar mengalihkan pandangan asal.

Luci hanya diam duduk bersimpul sambil menatapku bingung, jujur saja waktu itu aku sama sekali tidak bisa membaca isi pikiran gadis ini, dia terlihat sangat tenang dari biasanya.

"Kenapa kau menatapku begitu ?" Tanyaku risih.

"Apa Oppa sudah tak mencintaiku lagi ?" Tanya Luci yang jelas membuatku kaget.

"Hei, kenapa bisa kau berfikir begitu ?" Tanyaku panik.

"Kenapa saat aku ajak tidur bersama, Oppa seperti tidak menginginkanya" Ucap Luci tanpa bekedip.

Deg...
Aku fikir dia sudah melupakanya atau menyerah, kenapa malah membahas hal yang sama saat dimobil tadi siang ?, jelas membuatku tak nyaman.

Aku mencengkram lembut kedua pundak Luci "Perasaanku tak ada hubunganya dengan itu" Jawabku lembut.

"Dulu aku memang masih sedikit takut, tapi setelah masalah dengan Mic selesai, aku rasa traumanya perlahan juga menghilang" Ucap Luci yang menundukan kepala, aku bahkan bisa melihat telinga hingga wajahnya memerah.

~ 19 Juli 2022 ~

My Secret Love || Suga BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang