#19. Connected

455 50 2
                                    

Sibuk menjelajahi seluruh dapur untuk membuat sarapan, tidak mungkin aku meninggalkan rumah tanpa menyediakan sarapan untuk tamu yang sedang berada di apartemenku.

pip... pip...
Terdengar suara pintu depan terbuka, tidak perlu melihat, aku sudah tau siapa yang datang ke apartemenku pagi-pagi sekali.

"Oppa, kau sedang menyiapkan sarapan sepagi ini ?" Luci yang baru datang langsung memelukku dari belakang.

"Aku ada latihan jam 8, jadi harus membuatnya lebih pagi" Jawabku sambil melepaskan pelukan Luci, mengecup keningnya dan kembali bekerja.

"Harusnya kau tidak perlu repot-repot menyiapkan sarapan untuk mereka" Luci mulai membantuku menyusun peralatan makan di meja sambil mengomel.

"Tak apa, aku perlu memberikan kesan baik untuk keluargamu" Sambil mengelus kepala Luci aku membuka kulkas untuk mengambil beberapa makanan lainnya.

Kemaren sore, setelah sukses dengan pindahan apartemen baru Luci, spontan aku langsung menawarkan diri agar Luca dan Geno sementara untuk tinggal diapartemenku, walau berada digedung yang berbeda setidaknya tempat tinggal kami berada dikomplek yang sama.

"Mereka bisa tidur dihotel, Luca itu duitnya banyak" Celetu Luci tanpa menghentikan aktifitasnya menata meja makan.

Sangat spontan, jelas aku menawarkan diri karena tidak ingin Luci dan Geno tinggal di satu atap yang sama, kemaren sore jelas sekali kalau Luca lebih memilih tidur disofa apartemen Luci dari pada harus jauh-jauh mencari hotel.

"Apa kau sudah mandi ? tidak berangkat kerja ?" Tanyaku saat melihat Luci datang dengan piyama yang ditutupi kardigan.

"Aku mengambil cuti, Luca memintaku menemaninya hari ini" Jawab Luci singkat, tangannya mulai mencomot beberapa makanan yang sudah aku hidang diatas meja.

Setelah selesai menata meja, Luci membantuku untuk cuci piring dan membersihkan dapur, sederhana tapi moment seperti ini sungguh membuatku bahagia karena kami melakukanya sambil bercerita dan bercanda.

"Ehm... ehm... " Suara dehaman seseorang sukses membuat kami terkejut, tepat saat tanganku sedang sibuk menahan pinggang Luci karena gadis ini suka sekali mengelus perut dan mencubit pipiku.

Pov : Luciana

Aku menatap sinis kepada dua orang yang sedang menikmati sarapanya mereka, tanpa rasa malu Luca mengomentari setiap makanan yang masuk kedalam mulutnya, kurang asin lah, kurang micin lah, atau kurang pedas.

"Makanan dikorea memang seperti itu, sehat dan bebas micin" Komentarku kesal dengan segala protes yang dilontarkan Luca.

"Aishh, bagaimana kau bisa betah makan makanan seperti ini setiap hari, lidahmu pasti bermasalah" Lagi-lagi Luca protes begitu lantang, untung saja Yoongi sudah pergi lebih dulu.

"Jangan hitaukan kakakmu, makanan ini enak" Ucap Geno lembut mencoba menenangkanku yang kesal dengan perkataan Luca.

Aku hanya bisa tersenyum sinis menatap Geno "Baguslah, Yoongi Oppa sudah membuatnya dengan susah payah pagi-pagi sekali" Ucapku sukses membuat Geno tersedak.

100% aku yakin kalau Geno beranggapan aku lah yang membuat sarapan itu untuk mereka.

***

"Kita akan kemana ?" Tanyaku penasaran saat mobil yang dikemudikan oleh Geno berjalan menuju luar kota Seoul.

"Membereskan masalahmu, kau memang adik yang sangat merepotkan" Ocehan Luca tanpa menoleh kebelakang dan sibuk dengan ponselnya.

"Yaa!!! kapan aku minta kalian ikut campur" Pekikku kaget karena tidak menyangka kalau kedua pria ini akan langsung bertindak.

"Jangan berteriak, telingaku sakit, lebih baik kau tidur karena kita akan sampai 2 jam lagi" Luca balik meneriakiku sambil melotot, sungguh kalau bukan sedang berada di tol aku akan minta untuk diturunkan.

My Secret Love || Suga BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang