13. LEWAT BATAS

44 2 0
                                    

Gina bukan tidak sadar jika sejak tadi Flo melayang kan tahapan tajam ke arahnya, Gina pun berusaha untuk tidak menghiraukannya, tapi kelamaan tatapan itu membuatnya risih. "Apa sih Flo."

"Lo tuh ya. Bisa bisanya ga cerita ke gue."

Gina menyatukan alis bingung. "Cerita apa sih."

"Ya tentang mereka. Itu mereka kan?"

"Mereka siapa?"

"Ih lo tuh ya. Greget banget deh gue." Flo menghentak hentakan kakinya ke lantai dengan keras sambil tangannya mengepal.

"Greget itu apa?"

"Eh?!"

Atensi mereka teralih kan oleh suara lucu dari Lily yang sedang duduk di sofa sudut kamar. Gadis kecil itu sedang bermain puzzle bersama dengan Ilenne, juga terkadang sibuk dengan buku cerita yang penuh dengan gambar anak.

Lily yang menatap Flo penuh penasaran, membuat Flo salah tingkah. Ia sedikit memiringkan kepalanya. "Greget itu gemes." Ucap Flo riang seolah menemukan kata yang tepat.

"Ooo... Berarti aku juga greget. Ya kan Mami aku greget banget kan?" Ucap Lily yang kemudian berdiri menyelipkan kedua tangannya di pinggang tak lupa berpose. Membuat semua orang yang ada disana memekik gemas. Lily dengan segala tingkahnya.

Flo yang awalnya ikut tertawa melihat kelucuan Lily pun tersadar. Ia kemudian menatap Lily yang masih berpose di depan Ilenne. "Ih. Kamu diem dulu deh ya buntelan sana main sama Aunty Ilenne. Hush hush."

"Why are you so noisy Tyna? Mami aku sakit Tyna jangan ajak Mami bicara terus." Ucap Lily yang menatap Flo dengan alis bertaut dan tangan yang bersidekap.

Bukannya tersinggung Flo yang ada tertawa melihat tingkah anak kecil di depannya ini. "Anak lo sist bener bener." Ucapnya sambil menggeleng gelengkan kepala.

"Lily. Itu bad words. Ga boleh nak bicara seperti itu sama Tyna."

"Em.. i'm sorry Mami." Lily menatap Gina dengan pandangan innocentnya.

"Not me darling."

Lily yang mengerti pun menatap ke arah Flo. "I'm sorry Tyna."

"Heum. Karena Tyna cantik dan baik jadi Tyna maafin." Ucap Flo pongah sambil menaikan dagunya. Kemudian kembali menatap Gina. "Sekarang jelasin kenapa lo ga cerita?"

"Daddy!" Peluk Lily senang karena mendapati sesosok pria bertubuh tegap yang baru saja memasuki ruangan.

"Loh kalian udah sampe?" Ucap Aderald yang terkejut mendapati Flo dan Lily di ruang rawat Gina.

"Halo B. Udah dari tadi keles. Lo dari mana?"

"Dari kantin." Aderald menjawab sambil berjalan ke arah Lily yang menatapnya dengan binar. "Halo sweetheart."

"I miss you Daddy." Ucap Lily sambil menenggelamkan wajahnya di leher Aderald dengan manja.

"I miss my baby too ofcourse." Aderald sedikit mengecup hidung kecil Lily.

"Muka kamu kenapa?" Tanyanya ketika melihat wajah Gina yang tampak kembali pucat. Kemudian ia menoleh ke arah Flo yang sedang berdiri kaku tak jauh darinya. Pasti gadis ini sudah bertanya yang macam macam.

"Flo...." Desisnya.

Flo panik. Ia merentangkan tangannya seolah menahan Aderald agar tak berjalan ke arahnya. "Hey. Jangan marah dulu. Gue cuma butuh penjelasan kenapa sister gue ini bisa masuk rumah sakit dan kenapa juga lo ngebiarin para cecunguk itu untuk tinggal di apartemen lo?"

TERIKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang