Kisah Gina yang memiliki hubungan rumit dengan teman semasa kecilnya.
Ia terikat dalam hubungan tanpa ikatan. Bagaimana bisa Gina terikat pada seseorang yang bahkan tidak pernah mengikatnya.
Bukan ia tidak bisa melepaskan diri, tapi melepas Gama sam...
Gama pagi ini bangun dengan perasaan gusar, pikirannya masih tertuju pada sweater peach yang ia lihat kemarin. Ia ingin menanyakan pada Aderald namun ia urungkan.
"Pagi...." Ucap Nataya yang baru saja keluar menggunakan pakaian lengkapnya, begitu juga dengan yang lain. Mereka berencana akan berkeliling sebentar hari ini sebelum besok bekerja untuk pertama kalinya.
"Diluar dingin banget anjir, tadi gue buka jendela tapi muka gue beku banget rasanya." Ucap Adrian.
"Iya gue liat tadi minus 2."
"Huh! Beda bener sama jakarta."
"Yee mana bisa di samain sama disana!" Dengus Gama.
Mereka berjalan beriringan menuju ruang makan, karena dari tempat mereka sudah terdengar dentingan yang menandakan sang pemilik apartemen sedang sibuk dengan peralatan dapurnya. Namun belum sampa mereka duduk, tubuh mereka seakan mendadak kaku ketika melihat siapa yang sedang berdiri disana.
"Gina?!" Pekik mereka bersamaan.
Gina. Ia disana. Berdiri dengan pakaian kasual da dengan rambut di ikat ke atas. Gina saat ini tampak berbeda dari Gina yang mereka lihat dua tahun lalu. Jika Gina yang sebelumnya selalu memotong rambutnya sampai sebahu kini bisa dilihat jika rambut Gina sudah panjang diperkiraan mencapai pinggang dan terlebih lagi warna rambut yang dulu hitam legam kini berubah menjadi bronze. Wajah Gina tidak berubah, masih cantik seperti dulu. Namun tubuhnya terlihat lebih kurus, tapi justru menambah kecantikannya.
Gama berdiri kaku, masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Sosok yang ia cari, sosok yang selama ini ia tunggu. Kini berada di hadapannya. Gina sangat cantik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gina? Astaga! Lo Gina?"
Mereka terdiam ketika Gina menoleh dengan pandangan datar, seolah tidak terkejut akan pertemuan mereka setelah sekian lama.
"Good morning. Please, sit. I'll be done in a bit." Ucap Gina santai kemudian melanjutkan kembali menata piringnya.
Mengapa Gina seolah tidak mengenal mereka.
"Loh? Kalian kenapa ga duduk?" Aderald datang dengan pakaian formalnya, terlihat ingin pergi bekerja.
"Morning, Dine."
Dine?
Gama kembali membeku ketika melihat Adelard mengecup pelipis Gina singkat, juga ketika melihat Gina tersenyum tipis pada pria itu. "Morning, B."
"Ayo duduk." Ucap Mia menginterupsi.
Mereka mengangguk walau dengan keterkejutan, wajah mereka masih terlihat linglung. Ini Gina. Berdiri di depan mereka. Namun kenapa justru rasanya asing sekali.
Gama melihat ke arah meja yang sudah tersedia banyak makanan. Toast dengan berbagai macam, pancake dan juga jangan lupa beberapa jus dan susu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.