Aderald menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Matanya memejam erat dengan hati yang bergemuruh, tubuhnya pun ikut melemas. Dia baru saja mendapatkan panggilan dari Erena--Mamanya. Mereka terlibat percakapan yang membuat Aderald harus tetap bertahan di kantornya.
"Kita ga bisa terus mengindar, cepat atau lambat ini memang akan terjadi sayang."
"Ma.."
"Jangan egois Bumi! Jangan terus menerus bertindak seperti seorang pengecut! Apa kamu rela terus menerus mengekang Lily? Dia tidak bisa melakukan kegiatan untuk anak seusianya."
"Ini semua demi kebaikan Lily Ma.."
"Kamu hadapi itu sekarang atau Mama yang akan bertindak."
Setelah itu sambungan terputus, Aderald tau jika itu bukanlah hanya sebuah gertakan. Aderald paham betul bagaimana perilaku Erena. Ia memandang pigura kedua orang bergender sama sedang tersenyum ke arah kamera. Mengelusnya pelan. Tidak terasa satu bulir air mata jatuh membasahi pipinya.
Drtt drtt
"Halo?"
"Gue Adrian. Lo lebih baik pulang sekarang, Lily dan Adine ga baik baik aja."
Aderald tidak menjawab, ia langsung berlari keluar dari ruangannya tentu dengan dada yang bergemuruh hebat.
****
Nataya mematung di ujung ruangan ketika melihat bagaimana Adrian menenangkan seorang perempuan. Tadi tidak lama Gina jatuh pingsan Ilenne datang juga dengan keadaan yang bisa dibilang tidak baik baik saja, ia datang dengan luka di pelipisnya.
Saat itu mereka baru saja keluar dari cafe, namun Ilenne menyadari jika seseorang mengikuti mereka, akhirnya Ilenne meminta Flo untuk berpisah dan secara sembunyi sembunyi untuk pergi menggunakan taksi. Akhirnya Ilenne berjalan sendiri dengan mobil yang di kendarainya, dan benar saja belum sampai pertengahan jalan mobil yang di kendarai Ilenne di tabrak dari belakang oleh seseorang tidak dikenal menyebabkan benturan di kepalanya, beruntung tidak ada luka serius yang ia dapatkan. Begitu juga Flo yang mengira bahwa dirinya sudah aman, tapi ternyata dirinya dan juga Lily masih mendapati jika mereka masih diikuti oleh seseorang yang tidak mereka kenal, itu lah sebabnya ia masuk ke dalam ruang apartemen berbeda. Aderald juga sengaja membelin apartemen di sebelahnya untuk keperluan seperti ini. Semacam pengecoh.
Hati Nataya berdesir melihatnya. Bagaimana Adrian mengobati luka Ilenne dengan telaten, juga sesekali menenangkan perempuan itu. Mengingat hubungan keduanya yang akhir akhir ini menjadi renggang membuat hati Nataya menangis. Rasanya sakit sekali melihat kekasihnya memberikan perhatian pada orang lain yang biasanya hanya tertuju padanya.
Sedangkan Gama masih setia duduk di pinggir ranjang menunggu Gina bangun, dengan tangan Gina yang tidak pernah lepas dalam genggamannya. Gama semakin tidak mengerti dengan keadaan saat ini, sebenarnya apa yang sedang terjadi? dan Gina..
Kehidupan apa yang sudah gadis ini jalani?
"Gin.. Sebenernya apa yang terjadi sama lo?" Lirih Gama pelan tepat disamping telinga Gina.
BRAK!
Mereka semua menoleh ke arah pintu yang di buka. Disana, Aderald berjalan ke arah ranjang dengan wajah yang amat tidak bisa diartikan. Sedih, khawatir, ketakutan, marah. Semuanya seolah menjadi satu.
Gama sedikit menggeserkan tubuhnya untuk memberi ruang pada Aderald. Entahlah, rasanya Gama tidak ingin memperkeruh suasana hanya demi tetap berada disamping Gina.
"Ya Tuhan..." lirih Aderald sambil mengelus wajah Gina.
Kemudian mereka semua terkejut melihat reaksi Aderald yang menurut mereka terlalu berlebihan. Terlebih Aderald menunduk, wajahnya seolah menyelam bersamaan tepat disamping Gina.
Flo yang berada disudut kamar pun berjalan perlahan ke arah Aderald, ia menyentuh pundak Aderald yang langsung dibalas genggaman oleh sang empu. Dengan posisi tangan Aderald yang memeluk wajah Gina, juga tangan kirinya yang mengenggam erat tangan yang bertengger di pundaknya. Seolah mereka sedang menyalurkan kekuatan satu sama lain.
****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
TERIKAT
Teen FictionKisah Gina yang memiliki hubungan rumit dengan teman semasa kecilnya. Ia terikat dalam hubungan tanpa ikatan. Bagaimana bisa Gina terikat pada seseorang yang bahkan tidak pernah mengikatnya. Bukan ia tidak bisa melepaskan diri, tapi melepas Gama sam...