Halo semuanyaaaa!!!! Apa kabar kalian??
Aku rasa udah gak ada yang inget aku😅 karena udah lama banget aku gak memunculkan diri di wattpad. Tulisan terakhirku yg komplit itu tahun 2019. Jadi bener-bener udah lama banget aku ga upload tulisanku.
Jadi sekarang aku datang membawa cerita baru, dengan karakter yang baru juga.
Yup betul, kali ini aku pakai pairing JUNGRI for the first time! Yeheyyy! Karena aku suka Jungkook dan Yeri, jadi aku mencoba untuk menulis cerita menggunakan karakter mereka.
Disclaimer aja, cerita ini hanya fiktif dan murni imajinasi. Aku hanya meminjam nama dan tidak memiliki maksud lain. Tolong bedakan fiksi dan kenyataan ya guys~
Cerita ini tidak akan terlalu panjang, akan terus diup di malam hari, topiknya cukup sensitif, banyak adegan mature-tidak eksplisit- jadi pembaca harap bijak ya.
Last but not least, kalau suka ceritanya boleh support lewat vote dan komen, akan sangat berharga bagi aku!
Trims!
***
Jungkook duduk di tepi kasur sambil mengancingi kemeja tidurnya satu persatu. Sejenak ia pandangi cahaya yang mulai masuk dari sela-sela jendela kamar yang tertutup gorden.
Hari sudah pagi. Baru sekitar lima menit lalu ia terbangun dari tidurnya yang lelap.
Lantas ia beranjak. Berjalan menuju pintu untuk keluar dari kamarnya berniat menegak air putih.
Dirinya berjalan melewati kasur dengan tatapan lurus yang tidak berarti. Pikirannya nampak kosong meski nyatanya justru amat berkecamuk.
CKLEK
Pintu kamar kembali tertutup setelah Jungkook melangkah keluar dari kamar. Hening membalut.
Meski begitu tidak membuat wanita yang sedari tadi menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut itu merasa damai.
Dingin menjalar di tubuhnya karena AC yang sejak kemarin malam masih terus menyala. Ditambah ia yang memang tengah tidak memakai sehelai benangpun saat ini.
Gundah dan pening.
Begitulah kiranya yang ia rasakan. Matanya terpejam namun sesungguhnya ia tidak pernah benar-benar tertidur.
Entah sudah keberapa kalinya, namun rasanya tetap saja sama.
Pahit.
CKLEK
Pintu kamar kembali terbuka. Membuat si wanita meringis pelan di balik selimutnya.
"Apa kau sudah bangun..." Jungkook berjalan pelan seraya menutup pintu kamar dan menguncinya.
"..Kim Yerim?"
Mendengar namanya diucapkan membuat wanita itu sedikit gugup.
Pria itu menarik selimut yang menutupi wajahnya hingga sampai ke leher.
Mata Yerim kemudian membuka, mendapati wajah Jungkook berada tepat di hadapannya. Menatapnya datar.
Yerim tak tahu apa yang berada di pikiran pria itu. Ia tidak pernah tahu.
Meski begitu, perasaannya menjadi begitu kacau. Jungkook adalah pria paling sulit yang pernah ia hadapi.
"Tidak bisa begini."
Yerim menahan nafasnya saat Jungkook membuka suara. Masih dengan tatapan yang terlalu sulit untuk ditebak.
"Ikuti aku."
Jungkook kembali beranjak, kali ini menuju pintu kamar mandi yang berada di dalam kamar tersebut.
"Kau harus hamil." Jungkook kembali menoleh pada Yerim yang masih nampak tertekan di sana.
"Aku harus membuatmu hamil apapun yang terjadi."
***
Yerim tidak tahu bagaimana semua ini bisa terjadi. Ia menatap pantulan tubuhnya di cermin besar yang berada di kamar mandi. Mengingat-ingat apa saja yang pernah dilalui oleh tubuhnya itu.
Lima menit ia terdiam. Merenung panjang. Namun rasanya masih belum cukup. Sementara pria yang semenjak tadi mandi bersamanya di dalam kamar mandi itu mulai menghampirinya.
Yerim menatap nanar pada cermin yang kini menampakkan sosok Jungkook di sana. Pria itu memejamkan mata dan merengkuh tubuh polosnya dari belakang dengan begitu erat. Wajah pria itu nyaris terbenam di ceruk lehernya.
Pria itu menarik nafas panjang, menghirup wangi tubuhnya yang seolah begitu candu. Sementara Yerim masih tidak mengerti dirinya sendiri.
Apa yang tengah ia rasakan kala melihat pemandangan di hadapannya itu?
Hina? Tentu saja. Yerim tahu ia menanggung ribuan dosa atas apa yang tengah dilakukannya kini.
Pahit? Masih selalu menghantuinya.
Namun dirinya tidak ingin menjadi munafik. Jantungnya berdebar. Perlakuan pria itu padanya begitu menyenangkan.
Membawanya pada sebuah adrenalin yang sanggup membuatnya kecanduan. Tidak ingin lepas.
Lantas begitu Jungkook yang masih memeluknya itu mulai mengangkat kepala, Yerim menyambut dengan cepat. Wajahnya menoleh ke arah Jungkook, seiring bibirnya yang mulai bertaut dengan bibir pria itu.
Sekali lagi, Yerim tidak bisa lepas dari ini. Kala Jungkook memagutnya dengan begitu dalam. Yerim merasa begitu dipuja dan dicintai. Pria itu tidak ada tandingannya, dalam hal apapun.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Than Nothing
Fanfiction[Completed] Cinta yang terjalin di antara Jeon Jungkook dan Kim Yerim adalah sebuah keterlanjuran. Tragedi yang sesungguhnya. Saat Jungkook datang, segalanya telah berantakan bagi Yerim. Bukan tugas pria itu untuk memperbaiki kekacauan yang terjadi...