"Oh Tuhan, Kim Yerim! Lama tidak bertemu, mengapa kurus sekali?" Sapa seseorang begitu sampai dan mengambil duduk di hadapan Yerim.
Yerim kini tengah bertemu dengan kedua temannya di perkuliahan dulu, Im Nayeon dan Jung Chaeyeon. Wanita yang baru datang dengan sedikit heboh itu adalah Nayeon.
Sementara Chaeyeon sudah datang terlebih dahulu dan berbincang sedikit dengan Yerim.
Yerim hanya menanggapi komentar Nayeon dengan tersenyum tipis.
"Lama tidak bertemu, Nayeon." Sapanya kemudian.
Semenjak menikah, Yerim jarang sekali dapat berkumpul dengan teman-temannya. Semenjak mengalami hal yang tidak terduga dalam pernikahannya, Yerim merasa tidak mampu untuk pergi ke dunia luar, untuk kembali berbaur dengan teman-temannya.
Sebab Yerim merasa hidupnya teramat berubah total. Ia bukan Yerim yang dulu. Ia bukan lagi Yerim yang ceria dan bersemangat.
Yerim tidak ingin teman-temannya menyadari dirinya telah berubah. Sebab Yerim tidak memiliki keberanian untuk menceritakan seluruh masalahnya.
Hingga baru saat ini, pada akhirnya ia memutuskan untuk bertemu dengan mereka lagi setelah hampir tiga tahun lamanya.
"Hey. Kau terlihat kurus untuk ukuran seseorang yang menikahi konglomerat." Ceplos Nayeon lagi. Ia nampak begitu heran melihat kondisi Yerim tidak seperti yang ia bayangkan.
"Im Nayeon, tidak bisakah kau berkomentar yang lain? Jangan membuat suasana hati Yerim menjadi buruk!" Timpal Chaeyeon.
Sementara Yerim hanya menggeleng kecil.
"Aku tidak apa-apa, kok. Hanya nafsu makanku tidak sebesar dulu saja." Jawab Yerim kemudian.
"Mengapa? Coba ceritakan padaku. Apa kau kehilangan nafsu makan karena telah menikah? Apakah menikah memang seberat itu??" Tanya Nayeon lagi sambil mengecilkan suaranya.
"Hm. Sebagai seseorang yang sudah menikah, aku dapat mengatakan jika itu memang cukup berat." Bukan Yerim yang menjawab pertanyaan Nayeon kali ini, melainkan Chaeyeon.
"Kalau kau bagaimana, Yerim? Hm, mungkin sedikit lebih mudah ya bagimu. Setidaknya kau tidak akan pusing memikirkan soal uang, juga pekerjaan rumah. Kau bisa fokus pada suamimu saja. Bukankah begitu?" Celoteh Nayeon. Nayeon memang tipikal wanita yang asal ceplos, tetapi Yerim tahu wanita itu sebenarnya baik.
Nayeon hanya tidak mengetahui apa yang sudah ia lewati.
"Um, begitulah. Kurasa setiap pernikahan pasti memiliki kesulitannya sendiri-sendiri."
Meski jelas kesulitan dalam pernikahannya berada pada tingkat yang ekstrim.
"Benarkah? Aku jadi semakin takut untuk menikah."
"Lebih baik jangan dipaksakan. Kau nikmati saja masa lajangmu. Jika nanti sudah bertemu pria yang tepat, kau pasti tidak akan merasa takut." Ucap Chaeyeon.
"Ah... baiklah. Aku akan mengikuti saranmu."
"Lagipula, bukannya kau baru mendaftar untuk S2?"
"Itu benar. Aku akan melanjutkan kuliah lagi. Sesungguhnya aku sangat sibuk mengurusi hal tersebut. Aku menyempatkan diri bertemu kalian karena sudah sangat rindu!"
Chaeyeon seketika terkekeh. Ia lalu menunjukkan layar ponselnya yang mengirimkan sebuah pesan.
"Sekarang saja, ibu mertuaku sudah menanyakan kapan aku akan pulang sebab anakku menangis terus." Jelas Chaeyeon lagi.
"Ah, itu pasti benar-benar membuatmu merasa kerepotan ya."
"Merepotkan memang. Tapi karena aku sangat menyayangi anakku, semuanya tidak masalah. Aku tidak keberatan mengurusinya sama sekali." Ungkap Chayeon lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Than Nothing
Fanfiction[Completed] Cinta yang terjalin di antara Jeon Jungkook dan Kim Yerim adalah sebuah keterlanjuran. Tragedi yang sesungguhnya. Saat Jungkook datang, segalanya telah berantakan bagi Yerim. Bukan tugas pria itu untuk memperbaiki kekacauan yang terjadi...