Fourteen: 2/15

808 114 9
                                    

Jeon Jungkook benar-benar tidak main-main dengan ucapannya. Pria itu membuktikan bahwa ia tidak pernah membual.

Sebab kali ini, Yerim dibuat begitu tergemap sebab ucapan pria itu beberapa waktu lalu benar-benar terjadi.

Yerim kini tengah mengemudikan mobil sendirian. Ia pergi mengunjungi dokter tanpa seorangpun tahu, bahkan Jeon Jungkook sekalipun.

Setelah memastikan bahwa alat tes kehamilan yang ia coba tadi pagi menunjukkan dua garis, Yerim segera mengatur janji temu dengan seorang dokter.

Tujuannya? Karena Yerim ingin menggugurkan kandungan tersebut sebelum kehamilannya diketahui oleh siapapun.

Di perjalanan pulang, Yerim masih terus mengemudi dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak menyangka Jungkook akan melakukan hal seperti ini padanya. Pria itu benar-benar melakukan segala cara untuk membuatnya tetap tinggal. Pria itu sepertinya tidak akan mau melepaskannya sampai kapanpun.

Tetapi Yerim masih akan mencoba untuk meninggalkan pria itu. Kehamilannya bukanlah sesuatu yang dapat mencegah dirinya untuk meninggalkan Jungkook.

Bahkan meski nantinya kandungan itu tidak jadi ia gugurkan, Yerim memutuskan untuk tetap pergi dari sana, karena ia sudah benar-benar lelah.

TNING TNING

Ponselnya berbunyi, membuatnya melirik layar pada mobil yang sudah tersambung dengan ponsel miliknya.

Layar tersebut menampilkan nama Jeon Jungkook.

Yerim menarik nafasnya sejenak, mempersiapkan diri sebelum mengangkat panggilan tersebut.

KLIK

"Kau di mana?" Suara datar pria itu mulai terdengar.

"Aku... pergi ke pusat perbelanjaan. Sebentar lagi akan segera pulang." Jawab Yerim berbohong.

Terdapat jeda keheningan selama beberapa detik setelah ucapan Yerim barusan.

"Kembalilah ke rumah sakit. Aku tengah menemui Dokter Park. Aku tahu kau hamil."

KLIK

Jungkook menutup telepon sepihak tanpa memberikan Yerim kesempatan untuk mengelak.

Sesaat kemudian Yerim menelan ludahnya. Semudah itu Jungkook mengetahui kebohongannya.

Seketika air mata yang sudah ia tahan agar tidak meluncur itu mulai turun dengan deras. Yerim mulai menangis hingga sesegukan sambil mengemudikan mobilnya.

Ia merasa terpenjara. Ia merasa terperangkap tanpa bisa melarikan diri kemanapun juga. Hal itu membuatnya amat tertekan.

Meski ia tahu ia yang memulai segalanya. Ia lah yang membuat situasinya menjadi seburuk ini. Ia tahu dirinya tidak bisa menyalahkan siapapun.

Tetapi Yerim sudah betul-betul lelah. Ia ingin segalanya berakhir. Benar-benar berakhir.

Yerim kini memilih untuk menepi sejenak untuk menenangkan dirinya.

Sesaat ia mencoba mengingat darimana segalanya berasal. Bagaimana semua situasi ini menimpanya. Sejauh ia berpikir, Yerim hanya menemukan satu jawaban.

Ponselnya telah kembali berdering. Meski kali ini bukan nama Jungkook yang muncul di layar melainkan Wonwoo, bajingan itu. Jawaban dari pemikirannya barusan. Penyebab semua ini terjadi.

KLIK

"Ayah meminta bertemu." Tanpa satu kata sapaanpun pria itu berbicara.

Yerim terdiam sejenak.

"Aku sedang dalam perjalanan ke rumahmu. Bilang pada Jungkook aku harus menjemputmu."

KLIK

Wonwoo menutup teleponnya sepihak, lagi-lagi Yerim tidak dibiarkan untuk mengatakan apapun.

Less Than NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang