Sixteen: nothing

881 114 54
                                    

First of all, banyak yang mengira part kemarin sudah ending, tapi part ini adalah ending yang sebenarnya guys😄

So let's enjoy it!

***

3 tahun kemudian

"Seoul benar-benar sangat sibuk ya. Semua orang berjalan dengan terburu-buru."

Yerim tersenyum tipis mendengar ucapan sang ibu. Mereka baru saja turun dari kereta dan berjalan di koridor stasiun Seoul. Sudah cukup lama sang ibu meminta untuk berjalan-jalan ke Seoul. Maka hari ini Yerim berniat memenuhi permintaan ibunya tersebut.

Ini mungkin pertama kalinya Yerim menginjakkan kakinya di kota itu lagi. Kota yang pernah ia tinggali dulu saat ia berkuliah dan menjadi menantu keluarga Jeon.

Sudah tiga tahun berlalu, dan tidak banyak yang berubah.

Kota yang penuh dengan kenangan itu lantas membangkitkan euforia dalam diri Yerim.

Memunculkan rindu yang terkubur dalam-dalam di lubuk hatinya.

Setelah mengurus perceraian dengan Wonwoo dan meninggalkan Jungkook tiga tahun lalu, Yerim sama sekali tidak pernah berhubungan lagi dengan keluarga Jeon. Ia menghilang bagaikan debu. Ia memutus seluruh kontak dengan keluarga itu, termasuk dengan Jeon Jungkook.

Yerim tahu itu adalah yang terbaik. Di tahun pertamanya tanpa Jungkook, Yerim mengalami banyak derita. Ada banyak hari di mana ia tidak bisa tidur dan merasa gelisah sepanjang waktu. Terbiasa dengan pria itu membuatnya teramat kesulitan saat menjalani waktunya sendiri. Rasa cintanya yang masih begitu besar membuatnya selalu merindukan pria itu kapanpun dan dimanapun ia berada.

Tapi Yerim tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak menghubungi Jungkook sama sekali. Pria itu sudah menikah dan Yerim tidak ingin menganggunya lagi.

Yerim hanya terus mencoba menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan seperti membantu ibu dan ayahnya di ladang. Sebab hal itu dapat membuat dirinya merasa tenang dan bahagia. Saat ia bisa kembali ke tempat asalnya. Tempat di mana seharusnya ia berada.

Sejenak Yerim termenung, memikirkan kira-kira bagaimana rupa pria itu sekarang, bagaimana kehidupannya setelah ia pergi. Pria itu mungkin telah memiliki seorang anak kecil yang lucu. Yerim sungguh penasaran dengan kabar seorang Jeon Jungkook.

Meski Yerim mencoba untuk kembali menyadarkan dirinya, bahwa ia tidak akan memiliki kesempatan untuk dapat bertemu pria itu lagi.

Yerim sudah merasa jauh lebih baik sekarang. Dalam tiga tahun ia sudah mampu kembali menjadi dirinya yang dahulu, meski tidak sepenuhnya. Apa yang telah ia lalui juga berhasil membentuk sisi dirinya yang baru. Namun, Yerim tahu bahwa ia sudah cukup baik-baik saja.

Dirinya kini telah bekerja di sebuah perusahaan di pusat desa. Perusahaan rumahan yang kecil dan sederhana. Tapi itu adalah hal yang cukup bagi Yerim. Ia bersyukur dapat merasakan kehidupan normalnya lagi.

Bahkan jika nantinya ia tidak sengaja bertemu dengan Jungkook, Yerim yakin ia akan dapat mengatasinya. Yerim yakin ia akan dapat tersenyum pada pria itu dan menanyakan kabarnya, tanpa perasaan sedih di hatinya lagi.

Yerim kemudian hanya terus melangkah dengan sang ibu, berjalan di trotoar besar pusat kota Seoul, melihat toko-toko yang berjejer di sepanjang jalan, membeli kuliner pinggir jalan, menikmati indahnya pemandangan kota Metropolitan tersebut.

"Apa kau... Kim Yerim?" Seseorang yang nampak memperhatikan Yerim dari jauh selama beberapa menit mulai mencolek pelan bahu wanita yang kini tengah mengantri untuk membeli odeng di sebuah truk makanan pinggir jalan.

Yerim menoleh. Sedikit terperanjat kala menyadari siapa yang tengah menghampirinya itu.

" Chou Tzuyu?" Ucapnya terkejut.

***

Yerim tak menyangka akan bertemu dengan Tzuyu secara tidak sengaja di jalanan kota Seoul. Wanita yang ia ketahui telah menjadi istri Jungkook itu nampak tidak begitu berbeda dari yang pernah ia temui dulu.

Keduanya memutuskan untuk berbincang di salah satu kafe yang berada di sana. Yerim meminta sang ibu untuk berkeliling sendirian terlebih dahulu.

Yerim kembali menatap Tzuyu. Wanita itu masih nampak cantik dan anggun. Aura kemewahan juga terpancar dari seluruh penampilannya.

Tak heran, ia adalah istri dan menantu dari keluarga konglomerat Jeon.

"Lama tidak bertemu... kau langsung menghilang setelah kecelakaan itu, bagaimana kabarmu sekarang?" Tanya Tzuyu dengan nada bersahabat.

Melihat gerak geriknya, Tzuyu jelas belum tahu hubungan apa yang pernah dimiliki Yerim dengan suaminya itu.

"Kabarku baik. Bagaimana denganmu?" Balas Yerim sambil tersenyum.

"Kabarku juga baik... bagaimana dengan kesibukanmu? Sekarang kau sibuk apa?"

"Aku.. bekerja di perusahaan kecil yang berada di desa. Kalau kau?"

"Aku... membantu ayahku di perusahaan."

Ah benar, Tzuyu juga adalah anak pemilik perusahaan. Itu sebabnya ia melakukan perjodohan bisnis dengan Jungkook. Untuk memperbesar harta kekayaan keduanya.

"Ah.. begitu... lalu bagaimana kabar pernikahanmu?" Tanya Yerim memberanikan diri. Paling tidak ia dapat mendengar kabar Jungkook melalui Tzuyu.

Raut wajah Tzuyu sedikit berubah kala mendengar pertanyaan Yerim. Ia nampak tak menduga dan juga bingung.

"Yerim... nampaknya kau benar-benar memutus hubungan dengan seluruh keluarga Jeon ya."

"Pernikahan itu tidak pernah terjadi." Ujar Tzuyu dengan ganar.

"Apa maksudmu?" tanya Yerim tak mengerti.

Tapi kemudian Yerim bagai tersambar petir dan dunia terasa runtuh seketika begitu Tzuyu melanjutkan ucapannya.

"Jeon Jungkook ditemukan tak bernyawa di dalam kolam renang rumahnya tepat di pagi hari sebelum pernikahan kami. Ia kemungkinan berenang dalam pengaruh alkohol yang tinggi. Apa kau tidak pernah mendengar berita itu?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

In the end, all that's left is even less than nothing.

End.

***

Oke, ini udah end ya teman-teman. Mungkin akan ada part tambahan, tp untuk keseluruhan cerita, part ini adalah yang terakhir.

Aku mau ngucapin banyak terima kasih buat semua yang udah nyempetin baca cerita ini, juga memberikan dukungan melalui vote dan komen, aku sangat menghargai itu😀. Maaf kalau cerita ini masih penuh dengan kekurangan, atau kurang memuaskan bagi kalian.

Ini adalah first try aku buat cerita Jungri, dan dari awal rencananya cerita ini memang tidak akan terlalu panjang.

So, how's the story?

And how's the ending?

Feel free untuk sampein unek2 kalian🙂

Oiya, cerita ini memang diniatkan untuk memiliki ending yang sad. Jadi maaf karena belum bisa memberikan happy ending buat kalian, maybe next time😉

Barangkali ada yg punya ide untuk next story tentang jungrinya😂

Anywayy terima kasih banyak sekali lagi bagi semua pembaca cerita ini tanpa terkecuali😊 love you so much guysss!

Sincerely
Pfyjimsl

Less Than NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang