Eleven: 5/15

740 111 25
                                    

Jeon Jungkook sedang pergi untuk perjalanan bisnis, sehingga Yerim kini hanya berjalan pelan sendirian di pelataran rumah sambil menyiram tanaman-tanaman di sana.

Saat Jungkook pertama kali membawanya ke rumah itu, hal yang paling membuatnya senang ialah pelataran rumah tersebut dibuat seperti sebuah taman kecil dengan berbagai macam tanaman di sekelilingnya.

Bagian depan rumah yang baginya cukup besar itu terlihat sangat indah dan asri. Betul-betul seperti rumah impiannya dahulu.

Jadi salah satu rutinitas Yerim setiap pagi ialah menyiram tanaman dan bunga di sana sambil menikmati sinar matahari pagi yang cerah dan membuatnya bersemangat.

Yerim menatap salah satu bunga yang tumbuh di sana, bunga cosmos berwarna pink yang nampak begitu indah. Sesaat Yerim terhenti dari kegiatannya menyiram dan memilih berjongkok untuk menatap bunga tersebut dari dekat.

Yerim tersenyum tipis sambil menyentuh bunga berwarna pink itu.

BRAK

Hanya sepersekian detik kemudian, Yerim tersungkur begitu saja. Saat sebuah benda terbanting ke arahnya dan menghantam tubuhnya hingga membuatnya terkejut lalu terjerembap.

Tanpa tanda maupun aba-aba, langkah kaki seseorang menghampirinya cepat-cepat seraya menarik bajunya kasar dan memaksa tubuhnya untuk bangun. Sementara Yerim belum sama sekali dapat mengerti situasinya.

Barulah setelah ditarik dengan kasar dan berdiri ia dapat mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.

Yerim mendapati bahwa pelaku yang melakukan kekerasan padanya itu adalah sang ibu mertua yang kini berdiri di hadapannya.

PLAKK

Satu tamparan kencang melayang ke wajahnya hingga pipinya nampak memerah.

"Wanita jalang!" Kutuk ibu mertuanya dengan wajah memerah penuh emosi.

PLAKK

PLAKK

PLAKK

Sang ibu mertua terus-terusan menampar pipi kanan Yerim dengan kencang hingga tepi bibir wanita itu robek dan mengeluarkan darah.

Hingga di detik selanjutnya, yang dapat Yerim rasakan adalah jambakkan kuat pada rambutnya yang dilakukan oleh wanita paruh baya itu. Berkali-kali hingga kulit kepalanya terasa seperti terlepas.

Tubuhnya kembali didorong hingga tersungkur.

Sang ibu mertua kembali memukuli Yerim dengan tas bermerk yang nampak kokoh dan cukup berat yang dibawanya berkali-kali, diikuti dengan umpatan-umpatan kasar yang juga terus keluar dari mulutnya.

"Dasar wanita gila! Kau benar-benar benalu yang sesungguhnya!" Umpatan demi umpatan terus terdengar keluar dari mulut sang ibu mertua.

Yerim hanya terus mencoba melindungi kepalanya dari pukulan yang keras itu dengan kedua tangannya.

Selang beberapa saat, sang ibu mertua yang nampak dipenuhi emosi dan mulai letih itu menghentikan pukulannya. Nafasnya yang masih terus memburu serta wajahnya yang memerah menunjukkan bahwa ia masih sangat marah dan berang terhadap Yerim.

Yerim mencoba berdiri perlahan. Ia memberanikan diri menatap sang ibu mertua yang nampak begitu marah itu.

Tatapan tajamnya teramat menusuk bagi Yerim. Tatapan penuh kebencian itu membuat tubuh Yerim sedikit gemetar.

Di sisi lain, ia penasaran bagaimana sang ibu mertua bisa mengetahui rumah yang ditinggalinya tersebut. Ia dan Jungkook tidak cukup bodoh untuk tinggal di sebuah rumah yang dapat diketahui dan dijangkau oleh keluarga pria itu.

Less Than NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang