Yerim dapat merasakan jika sejak awal Jungkook memiliki ketertarikan padanya.
Sejak Wonwoo membawanya untuk dikenalkan ke keluarga Jeon. Di makan malam pertama saat seluruh anggota keluarga berkumpul, Yerim merasa pria itu menatapnya dengan berbeda. Pria yang nampak dingin itu berhasil membuat Yerim sedikit berdebar, hanya dari caranya menatap.
Yerim bukan tidak menyadari jika Jeon Jungkook selalu memperhatikannya di setiap ada kesempatan. Ia bukan tidak tahu jika Jungkook sering mencoba untuk selalu berada di tempat yang sama dengannya, saat ia mengambil gelas di dapur, saat ia berenang di kolam renang rumah Wonwoo, saat ia bergabung ke klub olahraga keluarga Jeon. Bahkan saat Wonwoo tidak mampu untuk menjemputnya, pria itu selalu bersedia menggantikannya.
Jungkook selalu memunculkan presensinya di dekat Yerim sebanyak yang ia bisa.
Jungkook jarang berbicara padanya. Pria itu tak pernah mengatakan apapun, juga tak pernah mencoba untuk menggodanya sama sekali. Tapi terkadang perlakuannya pada Yerim membuat semuanya terlihat dengan jelas. Meski pria itu nampak begitu sulit untuk ditebak, tapi pada saat itu Yerim memiliki keyakinan akan satu hal.
Pria itu menginginkannya.
Kalau bukan karena si brengsek Wonwoo memiliki hubungan gelap dengan adik kandungnya sendiri, Yerim mungkin akan tetap berpura-pura tidak menyadari apapun, termasuk hasrat terpendam milik adik iparnya itu.
Yerim adalah yang terlebih dahulu membuat hubungan mereka menjadi sesuatu yang mungkin. Ia yang membuka jalan bagi seorang Jeon Jungkook untuk masuk ke dalam hidupnya. Juga mengizinkannya untuk menyalurkan gairah membara yang seharusnya tidak pernah boleh diluapkan itu.
Yerim masih ingat dengan jelas. Sesaat setelah ia mengalami salah satu dari sekian peristiwa traumatis dalam hidupnya semenjak ia menikah dengan Wonwoo, Jeon Jungkook datang menenangkannya. Memeluknya hangat.
Yerim tahu saat itu Jungkook hanya berniat untuk melindunginya. Pria itu tidak ingin melihatnya terus menangis.
Tapi Yerim memiliki pemikiran yang berbeda. Ia menyadari jika dirinya membutuhkan pria itu lebih dari sekedar untuk menenangkannya. Yerim merasa terseret oleh arus kegusarannya. Hatinya yang carut marut, putus asa akan kenyataan pahit yang dihadapinya, membuatnya menginginkan sebuah sentuhan yang dapat membuatnya terbuai penuh. Sebab ia benci menghadapi kenyataannya yang menjijikan.
Yerim menemukan yang ia cari pada Jeon Jungkook.
Kala ia menyembunyikan wajahnya pada dada bidang pria itu. Kala tangan hangat pria itu membelainya lembut. Kala hembusan nafas pria itu menerpa ceruk lehernya, membangkitkan panas yang mulai menjalar di tubuhnya.
Yerim tahu di detik itu, ia telah terbenam dalam sebuah kenistaan. Kala ia membiarkan pria itu menyentuhnya lebih dalam, lebih jauh, lebih tak terkendali.
Di saat ia seharusnya melarikan diri sebelum terlambat.
Setahun, dua tahun, hingga tiga tahun berlalu.
Yerim terjerat hingga tak bisa lepas. Ia tenggelam dalam keterlanjuran. Kala hubungan yang awalnya hanya didasari oleh hasrat dan gairah itu berubah menjadi sebuah hubungan saling membutuhkan. Kala dirinya sadar mulai ada cinta di hatinya untuk pria itu.
Cinta yang ternyata jauh lebih dalam dari yang pernah ia bayangkan.
Cinta yang sama membaranya dengan hasrat yang ia punya pada pria itu.
Cinta yang membuatnya bergantung sepenuhnya pada Jeon Jungkook.
***
Yerim membuka matanya dengan perlahan. Nampaknya hari sudah pagi. Ia kemarin tertidur setelah melamun panjang memikirkan hidup yang tengah ia jalani, juga hubungannya dengan Jeon Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Than Nothing
Fanfiction[Completed] Cinta yang terjalin di antara Jeon Jungkook dan Kim Yerim adalah sebuah keterlanjuran. Tragedi yang sesungguhnya. Saat Jungkook datang, segalanya telah berantakan bagi Yerim. Bukan tugas pria itu untuk memperbaiki kekacauan yang terjadi...