jihoon bisa bicara

7.6K 1K 33
                                    

■■■

Sunghoon terus memeluk Jihoon dari makan malam hingga mereka akan tidur Jake saja jengah jadinya bayi kecil itu juga nyaman sekali dalam dekapan hangat Sunghoon, apalagi Jihoon rindu berat seharian ditinggalkan bekerja oleh sang ayah.

Bayi itu mengoceh dan menggigit pundak Sunghoon.

Baju pria itu basah akan liur Jihoon, namun Sunghoon malah tersenyum sangat lebar.

"Jihunie ayo sama papa ya? Ayah capek sekali," Tubuh kecil Jihoon didekap makin erat oleh Sunghoon setelah mendengar perkataan Jake, "Ayah gak cape jagoan." Jihoon mengangkat tangannya pada Jake gestur meminta gendong.

Sunghoon menarik tangan mungil itu dan menyembunyikan Jihoon sampai bayi itu tergelak.

"Ayah cape jihunie liat mata ayah merah hihi .... " Jake tertawa berhasil menggoda Sunghoon, pria itu mengusak matanya memakai tangan mungil Jihoon.

Jake memeluk lengan Sunghoon agar pria itu melonggarkan pelukan pada bayinya, "Apa sayang? Jihunie hangat ya sama ayah? Rindu sekali ya? Eh tadi Sunghoon jihunie liat pintu terus nunggu kamu datang, terus bibirnya kayak bebek, gak lama nangis sedih sekali ... " Jake menceritakan pada ayah muda itu tentang kelakuan anak mereka.

Rasa hangat memenuhi relung hati Sunghoon melihat dua orang paling berharga dalam hidupnya ini menunggu pulang, dan memeluknya erat seakan mempercayakan seluruh kebahagiaan mereka pada orang sepertinya Sunghoon yang hanya punya apa-apa didunia ini selain Jake dan Jihoon.

Jake bersandar nyaman pada bahu Sunghoon, dan dia terus mengajak bayinya bicara.

Tatapannya kini pada Sunghoon seorang pria yang menyebut diri sendiri ayah untuk Jihoon bayi kecil bernasib malang tak beda jauh dari mereka berdua, iya mereka sama dirumah ini sama-sama ditinggalkan orang tua bahkan sebelum mengenal wajah orang yang menghadirkan mereka ke dunia ini.

Jake kini tahu hati Sunghoon paling dalam sangat hangat, sebelumnya Jake orang pertama dapat tatapan itu dan sekarang Jihoon juga mendapatkannya.

"Ayah harus katakan terima kasih pada ayah dan ibumu yang membuangmu untuk kami." Ucap Sunghoon bangga, Jake mencubit lengan Sunghoon.

"Dasar, tapi papa juga harus berterima kasih, tapi papa gak mau balikin jihunie, iya kan yah?" Sehangat itu keluarga mereka padahal baik Sunghoon atau pun Jake sama-sama awam dalam hal ini.

Jihoon memegang wajah cantik papa-nya dan tersenyum sangat imut, bayi itu semakin menggemaskan dengan pakaian piyama yang sama seperti Sunghoon dan Jake kenakan, piyama biru tua ditambah beanie hat hasil kegabutan papa cantiknya.

Tubuh mungil Jihoon sekarang tak lagi kedinginan apalagi malnutrisi, ayah dan papanya tidak akan membiarkan itu terjadi yang ada Jihoon berlimpah makanan yang dibelikan ayah setiap pulang kerja dan masakan lezat papa.

"Yayah!!" Sunghoon dan Jake membeku mendengar kata-kata penuh semangat itu.

Sunghoon menatap tak percaya bayi kecil itu, "Yayah? Jagoan tadi memanggil yayah? Jake jagoan memanggilku!!" Jihoon tergelak dalam dekapan sang ayah.

Berbeda dengan Jake yang cemberut menatap sendu bayinya.

"Jihunie gak manggil papa ... "

"Yayah mam!! " Habis pipi Jihoon dicium ayah dan papanya.

"Padahal baru mam, sini cium papa dulu," Malah Sunghoon yang mencium bibir pria cantik itu dan terkekeh pelan.

"Itu milik ayah jagoan, jangan berani kamu," ancam Sunghoon pada sang anak.

Jake malu sekali dia menyembunyikan wajahnya dibelakang punggung Sunghoon.

"Ppaapaaaa ..... "

.






Hello Baby!! [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang