papa pergi

6.5K 928 29
                                    

■■■

Jihoon sesegukan menangis dipelukan Sunghoon hampir satu jam lebih bayi itu menangis sambil bergumam papa dan mendusel didada sang ayah, pipi Jihoon memerah karena terlalu lama menangis hidungnya juga begitu. Sunghoon tidak tega, tapi mau bagaimana lagi Jake sedang ada urusan dikantor terkait pengunduran diri yang pria cantik itu ajukan, dan kebetulan Sunghoon libur hari ini.

Ini sudah lima hari sejak surat pengunduran diri Jake diproses pihak perusahaan dengan penuh penimbangan, Jake adalah karyawan terbaik satu divisi bukan tanpa alasan pria itu memiliki kinerja yang baik kalau saja tidak mengundurkan diri pasti Jake pasti naik jabatan akhir bulan ini.

Tapi Jake memilih mengikuti perkataan Sunghoon dan merawat Jihoon saja dirumah, lagian Jake sebenarnya tidak terlalu berminat kerja kalau bukan untuk kebutuhan hidupnya.

Sunghoon membawa Jihoon keluar rumah setelah memakaikan bayi itu baju tebal sesuai amanat Jake, "Iya jagoan kita cari papa, jagoan .... sudah berhenti menangis, ayah tau kamu sangat menyayangi papa," bayi itu terus menangis Sunghoon merasakan jika kasih sayang Jihoon pada mereka sangat besar, berarti ini yang Jake lakukan setiap pagi.

"Papa gak pergi jauh cuma sebentar jagoan," Sunghoon berjalan santai keluar gerbang dan berjalan sekitar komplek.

Tangis bayi itu berhenti seketika kemudian bertepuk tangan riang melihat hal yang menarik perhatiannya, Sunghoon mencium sekilas pipi gembul Jihoon dan dibalas gelak tawa dari bayi itu.

"Berarti papa sering ajak jagoan begini?" Jihoon tersenyum.

"Yayah mam! Mam! .... " Sunghoon tertawa pelan mendengar apa tadi bayi ini mau makan lagi? padahal sudah makan sangat banyak beberapa jam yang lalu.

"Mam terus liat pipinya mau jatuh ayo olahraga jagoan," Jihoon menukikkan alis tanda kesal.

"Mamam! Mam! Ppaapaa ..... " tawa pria itu meledak kala pekikkan khas bayi Jihoon terdengar sangat kesal,

"Yayah mamam! Mamam! Pappaaa .... " kepala botak bayi itu sengaja dibenturkan ke dada bidang sang ayah dan tergelak merasa hal yang ia lakukan sangat menyenangkan.

"Papa pergi jagoan, katanya gak mau punya gendut suka makan kayak jagoan," Jihoon membulatkan matanya lucu tak lama manik itu berkaca-kaca.

"Papppaaa ..... papa! Papa! Yayah pappaaa..... " apakah bayi punya trauma juga? Sunghoon merasakan ketakutan saat mereka tinggalkan, sangat menyedihkan ketika salah satu mereka pergi walaupun cuma sebentar saja.

Sunghoon berjongkok kemudian menaruh bayi kecil itu duduk dipundaknya dan terus memegang tubuh mungil itu agar tidak jatuh.

Jihoon memekik girang saat sang ayah berjalan mengelilingi perumahan, tangan kecil itu begitu erat memegang rambut hitam legam sang ayah, dan terus tertawa bahagia.

"Jagoan jangan banyak bergerak kalo jatuh bukan kamu yang mati tapi ayah yang mati duluan," ucap Sunghoon was-was.

Lalu mobil putih yang Sunghoon yakini milik Jake membunyikan klaksonnya, hingga Jihoon terdiam dan menatap lamat mobil itu,

Bayi memakai baju serba kuning itu sangat kontras dengan Sunghoon yang mengenakan pakaian hitam, mereka berdua tampan, namun bukan itu masalahnya, melainkan kenapa bayinya ada dipundak Sunghoon? Bagaimana kalau jatuh? Jake tidak habis pikir.

Sunghoon kembali berjongkok dan menurunkan Jihoon dari pundaknya.

"Yayah nda! Nonono ..... " entah sudah beberapa suku kata yang Jihoon katakan hari ini, tapi sanggup membuat rasa sayang Sunghoon semakin besar pada anaknya.

"Astaga gembel darimana ini? Kenapa aku baru liat? Sini masuk nanti aku kasih sumbangan." Jihoon membulatkan matanya dan terisak pelan melihat sosok cantik dibalik kaca mobil itu, Jihoon mengulurkan tangannya pada sang papa.

.

Aku minta maaf lahir batin man teman ku .... maafin yaa ....

Hello Baby!! [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang