ayah pundung

5.6K 783 10
                                    

■■■

Raut wajah Sunghoon nampak kusut saat pulang bekerja hingga Jihoon menatap bingung sang ayah dengan posisi tengkurap sambil mengulum biskuit bayinya.

Sunghoon mengangkat tubuh sang anak dan memeluk erat Jihoon.

"Ayah sedih jagoan ... " Jihoon belum terlalu paham percakapan orang dewasa hanya punya satu solusi, menyerahkan biskuitnya pada sang ayah dan menyungging senyuman.

"Mam?" Sunghoon memakan setengah dari biskuit berbentuk bulat itu.

Jake datang dari dapur membawa secangkir teh dan susu milik Jihoon. Melihat raut wajah Sunghoon juga pria itu tidak berisik saat pulang bekerja Jake langsung paham.

Setelah menyodorkan teh pada suaminya lalu memberikan botol susu untuk anaknya Jake duduk disamping Sunghoon dan mengambil alih Jihoon. Sunghoon merangkul pinggang rampingnya, Jake menyandarkan kepalanya dibahu sang suami.

"Maaf ... " gumam Sunghoon.

"Gak papa Sunghoon ..... itu bukan rejeki namanya," tangan halus Jake digenggam erat oleh Sunghoon.

"T-tapi aku punya harapan kalau proyeknya berhasil kita bakal pindah ke lingkungan yang lebih baik buat anak kita," Jake menangkup rahang tegas Sunghoon dan mengecup bibir suaminya.

"Aku bilang gak papa, lagian tempat ini bagus kok. Jihunie masih kecil ada banyak waktu buat nabung." Sunghoon melumat bibir pujaan hatinya.

Suasana jadi romantis seketika untung saja Jihoon sudah tertidur kalau tidak bisa ternoda mata anak itu gara-gara orang tua menebar kemesraan sembarangan, dan saling berbelit lidah.

Kemudian fokusnya kembali pada anaknya yang tertidur, "Jihoon ..... " lirih Sunghoon panjang.

"Gak papa astaga .... jihunie yang penting mamamnya banyak," Sunghoon tahu kok kalau anaknya suka sekali makan.





.

"Ayah pundung jagoan .... ayo kita ganggu papa."

Jihoon kembali di ajak menjahili papanya yang sibuk memasak didapur, balita itu ikut-ikut saja asal ayah yang kena marah.

Namun saat Sunghoon membuat Jake terkejut Jihoon mencium dagunya kemudian mendusel manja didadanya, bahkan menepuk pelan lengan Sunghoon menggunakan tangan mungilnya.

Sunghoon mematung menatap tak percaya anaknya itu, mungkin sekarang perasaannya semakin membaik, tapi tepukan lembut bayi ini membuat sisa sedih dalam hatinya menguap entah kemana.

"Jagoan?"

"Yayah?"

"Jagoan?"

"Yayah?"

Terus saja seperti itu hingga Jake menepuk meja pantri kencang drama apalagi yang dilakukan dua orang ini, mana mata Sunghoon berkaca-kaca seakan kagum melihat bayinya.

Sunghoon tersenyum canggung pada Jake kemudian mendekap erat tubuh mungil balita yang mengenakan baju berwarna serba jingga itu, jujur saja pakain Jihoon semuanya warna cerah bahkan ada warna hijau stabilo asal kalian mau tahu.

Tapi tetap tampan kok orang setiap dipakaikan warna pink pasti Jihoon merengek, Sunghoon saja ikut protes.

"Dimana kacamata jagoan?" Jake menghela nafas Sunghoon memang sedikit aneh semenjak ada Jihoon, mana bawa-bawa itu lagi.

"Deket ranjang kita, laci paling bawah. Jangan nakalin anak aku ya?" Sunghoon buru-buru kembali ke kamar.

Jake menatap punggung lebar suaminya dan menghela nafas lega, akhirnya Sunghoon melupakan kekecewaan dan kesedihannya.







.








Hello Baby!! [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang