tanpa ayah

4.6K 684 52
                                    

■■■

Jihoon bermain sepeda didepan rumah sendirian tanpa ada teman karena memang anak itu sedikit pendiam, banyak anak-anak yang ingin berteman sayang sekali Jihoon menolak. Katanya dia mau main sama ayah saja dan tiba-tiba saja anak itu berhenti mengayuh sepedanya.

Melihat pergerakan anaknya berhenti Jake menatap bingung, tidak lama bahu kecil itu bergetar.

Jake daritadi mengawasi Jihoon sambil merapikan tanaman hiasnya mulai mendatangi anaknya, "Kenapa jihunie nangis?"

Mata Jihoon penuh air mata dan dia makin sesegukan, "Ayah lama papa hikss .... huni lindu main cama ayah ... " Pantas sudah tiga hari Sunghoon pergi perjalanan bisnis, dan jarang mengabari Jihoon karena banyak urusan.

Dan yang pasti Sunghoon juga merindukan Jihoon.

"Ayah~ huni lindu hikss ... " kasihan sekali Jake mencium pipi gembil itu.

"Kita beli es krim mau? Jalan-jalan siapa tau ketemu kakak chae," Jihoon mengangguk setelah itu Jake kembali masuk rumah untuk mengambil dompet dan memeriksa setiap pintu maupun jendela terkunci.

Jihoon mengayuh sepeda beroda yang baru ayahnya belikan dua bulan yang lalu disusul sang papa dibelakangnya, anak itu memakai APD lengkap agar jatuh dari sepeda meminimalkan luka. Jake memperbaiki helm sang anak yang miring lalu ikut membantu Jihoon menggerakan sepedanya dengan mendorong dari belakang.

"Ayah huni lindu .... " Jake menggeleng maklum yakinlah sekitar beberapa jam lagi Sunghoon akan menghubunginya.

"Emm huni gak sayang papa ya?" Anak itu memekik kesal.

"Cayang papa cekali banyak cekali ..... "

■■■

Menikmati es krim dibangku taman bersama papanya Jihoon membulatkan matanya melihat balon udara, "Papa balon! Huni mau juga!"

Jake tertawa pelan, "Sama ayah ya? Kita belum minta ijin sama ayah mau naik itu, terus nanti ayah marah gimana?' Jihoon jadi cemberut lagi.

Tidak lama ponsel Jake berdering ternyata Sunghoon yang meneleponnya, Jihoon sudah memekik kesenangan dan melonjak girang ditempat.

"Ayah huni lindu hikss .... " Jihoon mengambil ponsel papanya dan menempelkan ke pipinya setelah itu menangis sesegukan.

Dari ponsel Jake dengar Sunghoon tertawa renyah melihat pipi gembul itu memenuhi layar, "Ayah gak bisa liat jihunie kalo gitu .... "

Jihoon menatap bingung papanya lalu matanya membulat lucu ketika wajah tampan sang ayah terpampang dilayar ponsel, anak itu kembali menangis pilu dan mencium layar ponsel.

"Ayah lama hiksss .... huni main cendili ... ayah tinggalin huni! Hikss .... pulang ayah huni lindu cekali ... " Sunghoon menyendu kala melihat wajah imut itu tampak sangat bersedih.

"Jagoan .... ayah cari uang biar jagoan bisa beli mainan sama pesawat beneran, ayah kerja biar jagoan bahagia gak kekurangan apapun, hey liat ayah? Ayah pulang dua hari lagi, mengerti jagoannya ayah?" Suara tegas nan lembut itu membuat Jihoon tenang rasa rindunya terobati.

"Ayah nda lama lagi? Ayah pulang telus main cama huni? Telus keljain papa telus beli es klim?" Jake mendengus pelan, namun tak ayal mengecup pelipis anaknya.

Sunghoon mengangguk, "Iya ayah pulang sebentar lagi, jagoan kerjain ayah sendirian dulu ya? Nanti kalo papa marah bilang ayah."

Beberapa hari tanpa Sunghoon anak itu tampak murung dan menyendiri, terus menempel pada Jake tidak mau lepas jika saat dia bangun tidur tidak ada atensi papanya Jihoon akan menangis dan susah ditenangkan.








.

Masih ada yang baca ini?









Hello Baby!! [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang