Hari yang ditunggu-tunggu oleh Mama moni dan Papa Pras pun tiba. Mereka sekarang sudah sah menjadi pasangan suami istri.
Pernikahan itu diadakan sangat tertutup yang dihadiri keluarga besar dan beberapa kerabat kolega.
Chaewon tadi sempet nangis terharu mamanya menikah lagi dengan laki-laki yang dia cintai. Chaewon cuma berharap semoga om pras yang kini sudah menjadi papa tirinya bisa menjaga sang mama dan yang pastinya setia.
"Selamat Ma dan Om– eh aku panggilnya om atau apa nih??" Tanya Chaewon
"Panggil papa dong, kan sekarang saya sudah resmi jadi suami mama kamu." Jawab papa dengan kekehan
"Oke deh, semoga papa bisa jaga mama ya. Chaewon cuma minta papa jangan sakiti mama, Mama itu berharga buat Chae." Ucap Chaewon membuat sang mama merintihkan air matanya.
"Pasti." Jawab Pras dengan mantap.
"Ayoo peluk dulu."
Ketiga orang itu saling berpelukan dan menghangatkan satu sama lain. Mereka terlihat bahagia beda dengan Kazuha yang hanya bisa menatap tajam pemandangan itu.
Jari jemarinya dengan kuat meremas baju, dia benar-benar tidak suka melihat pemandangan didepannya.
*
Setelah hampir seharian menyelenggarakan acara akhirnya acara pun berakhir.
Mama dan Chaewon mau tidak mau harus tinggal ditempat Pras. Dan Chaewon siap tidak siap harus menghadapi sikap Kazuha tiap harinya.
"Chae, kamar kamu didepan kamar Kazuha pintu warna putih." Ucap Papa
"Iya, Om eh Pa maksudnya." Chaewon tepok jidat karna lupa.
Papa cuma menggeleng sambil terkekeh pelan.
Chaewon segera naik ke atas menuju kamarnya, barang-barang dia katanya sudah dirapihkan oleh pembantu.
Chaewon mau buru-buru ganti baju dan tidur, rasanya hari ini capek banget.
Baru saja Chaewon mau masuk kedalam kamarnya tapi matanya tidak sengaja melihat ke dalam kamar Kazuha lewat balik pintu yang terbuka sedikit.
Jantung Chaewon tiba-tiba berdetak kencang melihat Kazuha yang sedang mengganti baju. Chaewon meneguk ludahnya sendiri melihat otot-otot punggung Chaewon.
"Hah?? Apaansi" Chaewon kembali menyadarkan dirinya sendiri.
Chaewon langsung masuk kamar dan berbaring di atas kasur.
*
Keesokan paginya untuk pertama kali mereka sarapan berempat.
Kazuha sebenernya gamau ikut tapi terpaksa karena papanya terus menyuruhnya.
"Papa harap kalian bisa akur ya, mau bagaimana pun juga kalian sekarang sudah menjadi saudara. Dan Kazuha kamu harus sopan sama Kakak kamu Chaewon." Ujar Papa
Kazuha melirik sinis Chaewon lalu kembali sibuk dengan sarapannya.
"Dan juga Chaewon Papa minta kamu banyak sabar menghadapi sikap Kazuha yang dingin."
Chaewon cuma senyum dan ngangguk.
"Walaupun kalian adik kakak tiri tapi kalian harus menjaga satu sama lain." Ujar Papa
Kazuha meletakkan sendoknya dan langsung meninggalkan meja makan.
"Selama tiga tahun ini dia memang seperti itu sikapnya, harap di maklumi."
"Salah saya juga tidak ada disaat dia sedang terpuruk." Lanjut papa
"Ga ada yang harus disalahkan disini, Pras. Semua ini sudah takdir, kita ga bisa menyalahkan takdir." Ucap Moni
Chaewon sekarang jadi penasaran kenapa Kazuha punya sikap dingin seperti itu. Menurut Pras hal ini terjadi sejak tiga tahun lalu, itu berarti sebelum tiga tahun lalu Kazuha bukan orang yang cuek dan dingin.
*
Kehidupan Kazuha selama tiga tahun terakhir benar-benar sangat membosankan, dia lebih banyak mengurung diri dan jarang bersosialisasi. Entahlah Kazuha terlalu malas untuk berinteraksi dengan orang banyak.
Kazuha keluar dari kamar sekedar untuk mengambil air minum dan cemilan di dalam kulkas.
Saat di dapur Kazuha malah bertemu Chaewon. Kazuha acuh aja terus ngambil barang dia yang dibutuhkan.
"Ciki punya aku itu." Ucap Chaewon melihat Kazuha mengambil ciki miliknya didalam kulkas.
Kazuha langsung meletakan kembali ciki tersebut dan malah mengambil buah apel. Chaewon yang liat itu jadi kasian juga.
"Ambil aja cikinya, aku bisa beli lagi."
Kazuha kembali mengambil cikinya lalu setelah itu mengambil air mineral dan melongos pergi tanpa sepata kata pun.
"Sumpah deh ada aja modelan manusia kaya dia." Gumam Chaewon
...
