01. Hello

277 20 0
                                    

Langit malam memang tidak pernah gagal menenangkan kegundahan dalam hatiku. Ia selalu kokoh dan cantik.

"Kok belum tidur, Dek?" ucap seseorang membuyarkan lamunanku, bunda. Entah sejak kapan bunda berdiri di depan pintu kamarku.

"Hehehe, masih mau liat bintang, Bun. Bunda sendiri kenapa belum tidur?"

"Ini Bunda mau balik ke kamar buat tidur. Terus liat lampu kamar kamu masih nyala, jadi Bunda masuk deh."

"Iya sebentar lagi aku tidur kok, Bun. Tenang aja."

"Yaudah jangan lama-lama ya liat bintangnya? Besok kamu masih harus ke kampus ada kelas pagi, nanti kecapean kalo begadang."

"Siap, Bun," Aku tersenyum memandangnya yang menghilang kala pintu kamarku kembali tertutup.

...

"Selamat pagi, Kika," sapa Jievan sambil merangkul bahuku saat kami bertemu di koridor menuju kelas.

"Pagi juga Jijie jelek. Tumben semangat banget, abis dapet uang jajan tambahan ya dari mami?" tanyaku sambil terkekeh geli.

"Nggak tuh, sok tau nih."

"Ih kan nebak. Cilla mana? Nggak bareng?" tanyaku lagi karena biasanya Jievan dan Cilla berangkat bareng mengingat rumah mereka yang bertetangga.

"Katanya sih mau berangkat bareng ayangnya jadi nggak nebeng."

Aku menganggukkan kepala mengerti, "Tapi tumbenan dia nggak heboh di grup semalem. Biasanya dia paling heboh kalo ngomongin tentang Callan."

"Nggak tau tuh."

"WOI PAGI-PAGI UDAH RANGKULAN AJA, KAN GUA JUGA MAU," teriak seseorang membuatku dan Jievan menoleh.

"Berisik lu jelek, pagi-pagi udah teriak-teriakan aja kayak di hutan," sinis Jievan.

"Pagi Henan jelek," ucapku kepada Henan, orang yang tadi berteriak.

"Pagi juga Kikaku yang cantik," jawabnya seraya mencubit pipiku. Sama seperti yang dilakukan Jievan, dia juga merangkulku membuatku seperti sedang diapit oleh dua tiang mengingat badan mereka yang tinggi.

"Kalian berdua tuh sadar nggak sih kalo bahuku berat nahan tangan kalian yang besar-besar itu?" sinisku.

Mereka berdua hanya tersenyum seperti tidak merasa bersalah dan tetap merangkulku sampai tiba di kelas. Aku hanya bisa menghela napas pasrah, berdoa saja semoga bahuku tidak pegal-pegal setelah ini.

...

"Lu tau nggak sih, masa tadi pagi tuh Callan cakep banget pas jemput gua. Rasanya pengen gua tarik masuk rumah terus gua kunciin gak usah masuk kelas biar gak ada yang liat kegantengan dia selain gua," heboh Cilla saat aku, dia, dan Alila sedang menikmati mie ayam di kantin. Jangan tanyakan di mana perginya Henan dan Jievan karena aku sendiri tidak tahu mereka ke mana, paling bersama teman-teman lelaki mereka.

Aku menatap horror ke arah Cilla, "Kalo kamu sampe ngelakuin hal itu, aku yakin Callan akan takut ketemu kamu lagi. "

Cilla hanya tertawa mendengarnya, "Tenang, dia nggak akan takut sama gua soalnya gua pake pelet."

"Lu sinting," cetus Alila.

"Biasalah orang jatuh cinta," balas Cilla santai. "Lu bukannya tadi juga berangkat bareng sama Jenggala, La?" tanyanya kepo.

Kisah dan Segala Hal tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang