11. Another Day

139 16 2
                                    

Pada akhirnya di sini aku sekarang, di perjalanan menuju mall untuk menemani Jenggala membeli kado Jasmine, kembarannya. Ya, pada akhirnya aku menemaninya.

Ini terjadi karena Alila. Tadi sewaktu aku, Alila, dan Cilla di kantin, Jenggala menghampiri Alila. Dia mengatakan kepada Alila hari ini dia jadi untuk membeli kado Jasmine sehingga tidak bisa mengantar Alila yang kebetulan juga ada urusan.

Entah ide darimana, Alila justru menyuruhku untuk menemani Jenggala membeli kado Jasmine. Katanya selera Jenggala kurang bagus dan kasian dia nggak punya teman untuk menemani. Alila juga mengatakan bahwa Jenggala akan aman jika pergi denganku karena aku tidak genit dan ada niatan untuk merebut Jenggala.

Lucu, andai dia tau bahwa aku menyukai Jenggala. Dia pasti tidak akan mengatakan itu, justru dia akan membenciku.

"Jadi, udah ada gambaran mau beliin kado apa buat Jasmine?" tanyaku kepadanya.

Dia menggaruk kepalanya bingung, "Nggak tau, nggak ada ide apa-apa hehe."

Iya juga, itu kan alasan dia mengajakku untuk mencari kado Jasmine.

"Jasmine suka apa?" tanyaku.

"Dia suka apa aja, apalagi yang warna biru." Jawabnya.

"Tahun kemarin emang kamu ngadoin Jasmine apa?"

"Tas, itu juga biasanya beli bareng bunda."

Aku tersenyum mendengar jawabannya, "Sekarang mau coba beli kado sendiri ya, nggak ditemenin bunda."

"Iya, soalnya bunda udah nggak ada." Ucapan yang lantas mengalihkan pandanganku ke arahnya. Dia terlihat biasa saja, tapi matanya memancarkan kerinduan dan kesedihan.

Jenggala, aku harap kamu selalu bahagia

"Maaf ya, aku nggak tau." ucapku merasa tidak enak.

"Nggak papa, santai aja. Yaudah yuk turun."

Kami kemudian turun dari mobil dan masuk ke mall untuk memilih kado yang cocok untuk Jasmine.

•••

Setelah membeli kado untuk Jasmine dan makan malam di salah satu restoran yang ada di mall ini, kami memutuskan untuk pulang.

"Kira-kira Jasmine suka nggak ya sama kadonya." ucapku.

"Suka, gua yakin dia pasti suka. Mana semuanya kesukaan dia lagi. Gua nggak kepikiran ngasih giftbox yang isinya macem-macem gitu, thanks ya udah bantuin gua." balas Jenggala.

"Sama-sama, seneng juga bisa bantu kamu."

"Dan sorry juga lu jadi harus nemenin gua sampe malem gini, nanti biar gua yang bilang ke bunda lu kalo tadi lu pergi dulu sama gua." Ucapnya.

"It's okay."

Tak lama dari itu ponselku bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Bunda.

"Angkat aja." Ucap Jenggala.

"Hallo Bunda, iya ini aku lagi di perjalanan pulang. Aku baik kok bunda---"

Saat aku sedang berbicara dengan bunda, Jenggala menepikan mobilnya. Aku menatapnya bingung.

"Boleh gua ngomong sama bunda lu?" tanyanya.

"Ya?" Aku sejujurnya tidak menyangka dia akan mengatakan itu.

"Gua mau ngomong sama bunda lu sebentar, boleh?" tanyanya lagi.

Masih bingung, namun dengan ragu aku menyerahkan ponselku kepadanya. Dia menerimanya sambil tersenyum dan menggumamkan terima kasih.

"Hallo tante, perkenalkan saya Jenggala temenya Kisah. Maaf ya Tante saya ngajak Kisah keluar sampai malam, maaf juga nggak izin ke tante sebelumnya. Iya tante ini lagi menepi sebentar, nanti langsung saya anter Kisah pulang. Iya aman tante, makasih juga tante. Nanti kapan-kapan saya main ke rumah tante. Oke tante."

Dia berbicara dengan bunda di telpon dan aku hanya diam memperhatikan interaksinya dengan bunda di telpon. Aneh, dia cowok pertama di sekitarku yang berkenalan dengan bunda. Dan yang lebih aneh, aku merasa ada perasaan hangat yang menjalar ketika melihat dia terlihat nyaman berbicara dengan bunda di telpon.

"Nih." ucapnya seraya menyerahkan ponselku.

"Your mom is very kind." Lanjutnya sambil menjalankan kembali mobilnya.

"Yes, she is. Honestly, kamu nggak perlu segitunya, Jenggala. Aku seneng bisa bantu kamu dan lagian aku juga udah bilang ke bunda sebelumnya."

"Gapapa, gua cuma merasa perlu aja bilang langsung ke bunda lu."

"Makasih ya udah izin ke bunda." ucapku.

Dia menoleh ke arahku, "Gua kali yang harusnya bilang makasih." Kemudian dia kembali fokus mengendarai mobilnya sampai depan rumahku.

"Jenggala, ini." aku menyerahkan totebag ke arahnya.

"Itu apa?" tanyanya bingung.

"Happy birthday ya, Jenggala. Semoga kamu selalu sehat, bahagia, dan segala hal baik selalu ada di sekitar kamu." Ucapku sambil mendekatkan totebag yang kupegang ke arahnya.

Dia masih terpaku, lalu kemudian tersenyum. Matanya yang membentuk bulan sabit membuatku ikut tersenyum, lucu.

"Makasih ya Kisah, kayanya nggak ada lagi yang bisa gua bilang selain makasih." ucapnya setelah menerima totebag pemberianku.

"Sama-sama, semoga suka ya sama kadonya."

"Pasti." Jawabnya.

Tadi, sewaktu dia fokus untuk memilih kado Jasmine, aku diam-diam membelikan topi untuknya. Untungnya dia tidak sadar, jadi semuanya berjalan lancar.

"Gua jadi makin nggak enak sama lu. Lu udah nemenin gua beli kado, masih juga ngasih kado." Ucapnya.

Aku tertawa pelan mendengar ucapannya, "Gak usah merasa nggak enak. Aku juga kebetulan lagi nggak ada keperluan apa-apa, jadinya bisa nemenin kamu."

"Sekali lagi, thanks ya." Dia menatapku sambil tersenyum manis. Ya, kalian bisa membayangkan gimana perasaanku saat itu.

Aku menganggukkan kepala, "Oke sama-sama. Yaudah aku masuk dulu ya. Once again, happy birthday Jenggala. Makasih juga udah nganterin aku pulang, byee." Aku kemudian turun dari mobilnya dan memasuki rumah setelah melambaikan tangan ke arahnya.

Hari ini, aku menghabiskan waktu dengan Jenggala. Walau berusaha aku tahan, nyatanya rasa sukaku kepadanya kian berkembang tanpa aku sadari.

•••

Jenggala's POV

Gua masih diam di dalam mobil, di pinggir jalan dekat rumah Kisah. Gua mencoba mencerna apa yang barusan terjadi. Gua membuka totebag yang diberikan Kisah. Topi. Topi yang sempet menarik perhatian gua waktu kita membeli kado buat Jasmine. Gua bahkan nggak sadar dia beli topi itu buat gua.

Tanpa sadar gua tersenyum sambil ngeliat hadiah dari Kisah. Aneh, gua nggak pernah ngerasa begini sebelumnya. Aneh, nggak pernah ada orang sebaik dan setulus dia sebelumnya. Aneh, karena gua nggak pernah seseneng itu dikasih hadiah ulang tahun sebelumnya. Dan aneh, karena ada perasaan hangat yang gua rasain waktu dia ngucapin happy birthday dan ngasih hadiah buat gua.

"Gua kenapa..."

•••

Hai hai hai, akhirnya aku update lagiii!!! semoga kalian suka sama chapter ini. Makasih udah nungguin dan baca cerita ini, see you di next chapter. Love you <3

24/02/24
23.41

Kisah dan Segala Hal tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang