13. Hear Me Out

119 16 1
                                    

Aku sedang duduk di kelas karena tiba-tiba dosen yang mengisi kelas hari ini mengabarkan bahwa beliau berhalangan hadir, sehingga kelas dibatalkan. Namun, aku tetap memilih duduk di kelas sambil mengerjakan tugasku dibanding harus kembali kerumah padahal baru 30 menit yang lalu aku berangkat, mungkin aku akan tetap di sini sampai kelas habis dan menemui kedua sahabatku yang juga sedang ada kelas di jam yang sama. 

Kebetulan di mata kuliah ini aku tidak sekelas dengan Alila dan Cilla. Dan lagi-lagi entah dari mana, Jenggala datang dan duduk di sampingku, teman-teman sekelas yang kebetulan seangkatan denganku dan masih ada di kelas tentu saja melihat ke arahku dan Jenggala, mungkin mereka bertanya-tanya kenapa Jenggala menghampiriku, padahal tidak ada Alila. 

Well, Alila dan Jenggala memang cukup terkenal di angkatanku, tentu saja karena mereka memang memiliki paras yang menawan dan aktif di beberapa kegiatan kampus. Dan karena mereka tidak menyembunyikan kedekatannya, sudah menjadi rahasia umum tentang kedekatan mereka.

"Kamu ngapain di sini?" tanyaku padanya, sambil melihat sekeliling di mana beberapa orang menatap penasaran.

"To see you." jawabnya sambil tersenyum.

Aku mencoba untuk tidak menghiraukan jawabannya, "Aku sama Alila nggak sekelas, dia di kelas sebelah."

"I say I want to see you, not Alila." ucapnya lagi.

Aku berusaha menutupi apa yang sebenarnya aku rasakan dan berpura-pura seolah apa yang dia katakan tidak berdampak pada diriku, "Stop that nonsense, Jenggala" 

Aku memilih kembali fokus dengan laptopku dan melanjutkan mengerjakan tugas dan dia masih duduk di sampingku sambil membuka ponselnya, seakan-akan tidak masalah dengan keberadaan orang-orang yang menatap ke arah kami, memang tidak banyak, namun cukup membuatku gerah.

"Kamu sebenernya ngapain di sini, Jenggala? Kamu nggak ada kelas?" aku mencoba bertanya lagi kepadanya.

"I tell you before, i want to see you dan kenapa kamu penasaran aku ada kelas apa nggak?" Ucapnya sambil tersenyum jahil.

Oh stop it, kenapa dia sangat berbeda hari ini? Kenapa dia seolah-olah sedang berusaha untuk dekat denganku? Stop Kisah, you need to stop.

Aku menghembuskan napas lelah, "Gak usah bercanda boleh nggak? Kamu ini sebenernya lagi ngapain?" Aku mencoba untuk menjaga kewarasanku.

"Hahahaha sorry-sorry gua kira lu nggak bisa sebel." dia tertawa, seakan-akan apa yang dia lakukan lucu. 

How dare you, Jenggala?

Dia menghentikan tawanya setelah sadar bahwa aku tidak menganggap apa yang dia lakukan tidak lucu.

"Eum sorry, maaf kalo bercandaannya gak lucu. Tadinya gua cuma lewat kelas ini kebetulan pintunya kebuka dan gua ngeliat lu duduk sendiri di pojokan, makanya gua samperin."

Aku hanya mengangguk sekilas, "Oh oke."

"Lu kenapa belum balik? Bukannya kelasnya dibatalin?" tanyanya lagi.

"Iya, aku lagi nunggu Alila sama Cilla sambil ngerjain tugas. Niatnya abis ini kita mau main ke rumah Alila." jawabku.

"Yaudah gua nunggu di sini juga deh, gapapa kan? Gua nggak akan ganggu lu nugas kok. Gua bosen, tiga curut itu lagi ada kelas juga." 

Aku menimbang sejenak, "Oke."

Aku mencoba kembali fokus dan tidak menghiraukan keberadaannya, sampai dia kembali berbicara, "Gimana kemarin Radin?"

Aku mengerut bingung,  "Radin? He's nice." jawabku tanpa menatap ke arahnya.

"You like him?" ucapnya.

"Hah?" kali ini aku menoleh ke arahnya.

"You like Radin?" kali ini dia bertanya sambil menatap tepat di mataku seolah-olah mencari jawaban lewat mataku.

"Kenapa kamu tanya begitu? Emangnya siapa sih yang bilang aku suka Radin?"

"Jadi bener, you like him." Dia menyimpulkan seolah-olah aku memang menyukai Radin. 

Bodoh, aku sukanya sama kamu Jenggala, aku bahkan gak pernah kepikiran untuk suka sama Radin.

"Kamu denger itu dari siapa?" tanyaku lagi.

"Ila." Jawabnya singkat.

"Kenapa Alila bisa bilang begitu? Aku nggak pernah bilang apapun ke dia dan Cilla tentang Radin." tanyaku bingung, jujur saja aku tidak tahu kenapa Alila bisa menyimpulkan begitu.

"Kita ketemu kemarin di kafe tempat kita rapat, dia nanyain tentang gimana tadi rapatnya, bla-bla-bla. And I said, Radin was taking you home. Dia bilang kalo lu udah mau dianterin pulang sama orang lain, apalagi cowok, berarti lu nyaman sama dia."

Terus gimana dengan kamu? kamu bahkan lebih sering nganterin aku pulang? Kamu gak sadar itu? Harusnya itu yang keluar dari mulutku, tapi nyatanya nggak mungkin.

"Oh jadi kemarin kalian ketemu abis aku dan Radin pulang." Hanya itu tanggapan yang aku berikan, fakta bahwa ternyata kemarin dia tidak pulang karena menunggu Alila ntah kenapa tetap membuatku sedih.

"KIKAAA." Obrolan kami terputus karena sapaan itu, ya Cilla dan Alila menghampiri aku dan Jenggala, rupanya mereka sudah selesai kelas.

Aku melambaikan tangan ke arah mereka sambil tersenyum, "Udah selesai kelasnya?" Aku kemudian merapikan barang bawaanku.

"Kamu ngapain di sini Gal? Sekelas sama Kika?" tanya Alila.

"Nope, aku gak sengaja liat Kika jadinya aku tanya kapan kamu keluar." jawab Jenggala dan dia memanggilku dengan sebutan Kika, bukan Kisah seperti biasanya.

"Oh kirain kamu sekelas sama Kika."

"Mau aku anterin pulangnya? Mau pada ke rumah kamu kan?" tanya Jenggala lagi.

"Kamu gak ada urusan abis ini?" 

"Nggak ada."

"Gimana Cil, Ka, mau dianterin Jenggala aja?" tanya Alila kepada aku dan Cilla.

"Wihh boleh dong, lumayan duitnya gak jadi kepake buat ongkos." Ucap Cilla sedangkan aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Okedeh."

Dan ya, kemudian kami pergi ke rumah Alila diantar oleh Jenggala, dan tentu saja tidak ada percakapan apapun antara aku dan Jenggala selama diperjalanan.

•••

Hope you guys like it <3

15/06/24
09.16

Kisah dan Segala Hal tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang