Ikan-ikan apa yang bikin seneng?
I can get you, xixi
Revisi√
⋆.ೃ࿔*:・
Setelah turun dari bianglala, Liam menggandeng tanganku lagi. Kali ini laki-laki itu membimbingku bergerak ke tempat yang agak lapang.
Lagi dan lagi, aku heran bagaimana Liam bisa mengetahui tempat ini, aku sendiri juga baru mengenal tempat yang ternyata adalah taman yang letaknya tak jauh dari bazar tadi.
Padahal duyung laki-laki itu baru pertama kali menapakkan kakinya didarat.
"Kamu mau melihat kembang api, gak?"
Pertanyaan yang barusan terlontar dari bibir Liam, membuat pikiran ku semakin berantakan.
Aku bahkan tidak terlalu fokus pada Liam yang kini mulai melangkah menuju para pedagang kembang api yang ramai dikerumuni orang-orang.
Beberapa menit setelahnya, Liam sudah kembali sambil menenteng satu buah kembang api ditangan kirinya, dan salah satu tangan kanannya melambai-lambai padaku, meminta untuk mendekat kearahnya.
Aku berdiri di samping Liam yang tengah berjongkok. Mangamati baik-baik cara Liam mendirikan petasan itu sehingga berdiri tegak lurus, lalu menyalakannya menggunakan korek hingga kembang api berwarna-warni mewarnai langit gelap diatas kami.
Liam mendongak lalu diikuti oleh ku, sama-sama terperangah melihat pemandangan menakjubkan dari kembang api yang lelaki itu nyalakan barusan.
Di ledakan kedua, warna yang semulanya merah berganti warna menjadi kuning. Kerlap-kerlip lampu dan bintang yang bertaburan di langit malam bahkan kalah sinarnya dengan kembang api yang meletus diudara.
Ledakan ketiga berwarna hijau, lalu keempat dan kelima memiliki warna yang sama berurutan seperti warna pelangi.
Di ledakan terakhir, suara yang dicipkan justru semakin keras, memekakkan telinga. Sehingga aku harus menutup kuping dengan kedua tangan rapat-rapat.
Puncak kembang api itu disambut meriah oleh orang-orang sekitar yang tidak kami berdua sadari ikut menonton indahnya pertunjukkan langit yang cukup singkat itu.
Aku tersadar ketika Liam mengguncangkan bahuku. Seakan tahu yang ia lakukan itu mengagetkan, tepukkan dibahu ku berubah menjadi usapan pelan yang menenangkan.
Liam sedikit merunduk untuk menatap sempurna bola mata ku. Usapan bahu itu kembali berubah menjadi sebuah rangkulan. Liam menyandarkan tubuhnya di samping tubuhku, ia agak sedikit membungkuk untuk menyamakan tinggiku dengan tinggi tubuhnya.
"Ouh... Jam berapa sekarang? Aku sudah merasakan kantuk," lirih Liam mengundang tawa dari ku.
Lihatlah, bukankah laki-laki itu yang paling bersemangat mengajakku bermain kembang api tadi? Dalam sekejap duyung yang entah mengapa bisa berubah menjadi manusia itu, kini terlihat seperti seekor anak kucing yang menggemaskan.
Aku mencubit hidung mancung Liam, gemas. "Memangnya kalau di lautan kamu tidur jam berapa?" tanyanya ku iseng seraya mendudukkan tubuhku diatas tanah yang kering bersama Liam. Bodoh amat dengan celana yang kami pakai akan penuh tanah nantinya.
"Aku dilautan tidak tertidur, Katrina,"
"Lalu kenapa sekarang kamu malah ngantuk? Harusnya enggak kan,"
Bukannya menjawab, Liam justru merebahkan tubuhnya ditanah. Sebelumnya ia menyuruhku untuk meluruskan kaki, sehingga kepalanya bisa ia letakkan di atas paha ku, menjadikan kakiku sebagai bantalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Merman
FantasyApa yang akan kamu lakukan ketika mengetahui bahwa laki-laki yang mengajakmu mengobrol di tepi pantai adalah seorang makhluk mitologi yang biasa disebut sebagai Merman. Takut? Atau justru berkenalan dengannya layaknya manusia biasa seperti yang dila...