Bab 19 √

376 69 7
                                    


Happy 5k reading Prince Merman!
Dan mendapatkan peringkat #3 di genre Teenager pada tanggal 26/okt/23
≧▽≦

Maaf udah lama gak update. Aku saranin buat baca ulang bab 18 dulu ya, atau enggak baca preview di bawah inii ;

"Suhu tubuh kamu gak panas, tapi kayaknya otak kamu rada koslet deh, Kat. Mana ada Merman atau Siren didunia ini? Kamu cuma terlalu banyak nonton film Disney,"

Aku menunjuk luka di kakiku. "Luka cakar, Kyle. Luka cakar ini ulah Siren, mana mungkin aku sempat-sempatnya mencakar kakiku sendiri saat tenggelam?"

⋆.ೃ࿔*:・

Sudah satu minggu berlalu setelah liburanku bersama Kyle ke pantai, aku sudah mulai menerima semua yang terjadi kepadaku hari itu dengan baik.

Tepatnya pada luka cakar yang ada di kaki ku gegara di lukai oleh Siren jahat ─anehnya, ketika sampai rumah dan memakai kalung pemberian Liam pada saat kami berkunjung ke Bazar perlengkapan natal di pusat kota, luka cakar itu sembuh dengan sendirinya dan lebih cepat dari yang aku duga.

Selama itu pula, hidupku baik-baik saja. Sungguh. Bahkan aku sempat ikut kerja part time di salah satu cafe milik teman Kyle yang letaknya tak jauh dari perumahaan.

"Hey, bukankah shift mu akan berakhir sebentar lagi?"

Aku mengangguk pada Darren, si bos muda pemilik cafe. Darren biasanya datang untuk mengecek kondisi cafe hanya setiap akhir pekan, dan kebetulan hari ini, adalah jadwal shift ku.

"Do you have a time?" ucapnya.

Aku yang baru saja selesai mencatat salah satu pesanan pelanggan langsung menoleh seutuhnya pada lelaki yang kini tengah memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Berdiri menjulang hingga membuatku cukup untuk mendongak menatapnya.

"For you? Always."

Aku meminta izin untuk ke ruang ganti bersamaan dengan waktu shift ku yang sudah habis di jam lima sore. Lalu kembali dengan celana jeans dan kaos polos berwarna putih melekat di tubuh.

Darren tersenyum simpul melihatku berjalan kearahnya, lelaki itu melangkah keluar dari Cafe sehingga aku mengikutinya dari belakang.

Sebelumnya aku memang sudah sering sekali terlibat interaksi kepada Darren yang notabenenya adalah Bos di cafe ku berkerja dan salah satu teman dekat Kyle. Lagipula Darren memang orang yang ramah dan gampang bergaul dengan orang baru.

"Masuk,"

Darren membukakan pintu mobil sedan yang ku yakini adalah mobil miliknya. Aku sempat terdiam. Ragu-ragu memasuki mobil tersebut setelah Darren berlari kecil memutari mobil dan ikut duduk tepat di sebelahku.

"Kamu mau bicarain apa sih?" tanyaku kebingungan.

"Tentang sesuatu. Tapi gak disini ngobrolnya,"

Mobil sedan hitam itu perlahan keluar dari area parkir cafe, dan melaju diatas kecepatan rata-rata, membawaku ke suatu tempat yang begitu asing.

"Kamu mau culik aku, ya?"

Darren tertawa kecil, setelah itu dia kembali fokus menyetir. Mengabaikkan ucapanku yang mungkin menurutnya terdengar menggelikan.

"Darren, aku serius. Kamu mau bawa aku kemana sih?"

Ucapanku tidak kunjung dibalas sebelum akhirnya mobil yang aku tumpangi memasuki sebuah perumahan elit dengan bangunan-bangunan rumah yang klasik tetapi terlihat begitu mewah dan megah.

Prince Merman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang