Part 6

774 42 0
                                    

Sherly membenarkan posisi tempat duduknya. Lalu dia mengecek tas untuk mencari handphone. Dia ingin tahu sudah jam berapa sekarang. Kenapa mereka lama sekali tiba di pantai. Padahal hari ini dia ingin melihat matahari terbenam. Sekarang sudah tidak bisa lagi. Hari sudah gelap.

Kening Sherly mengernyit ketika jam masih menunjukkan pukul empat sore. Beda dengan keadaan di luar yang gelap gulita. Sekiranya di luar sudah jam delapan malam.

"Ini baru pukul empat kok. Kenapa sangat gelap. Ini kami juga berada di dalam hutan? Apa kita pergi ke pantai melewati hutan ya?" tanya Sherly pada angin lewat.

"Kayaknya kita tidak perlu lewat gunung deh. Kenapa bisa nyasar ke sini," jawab Sherly sendiri pada pertanyaannya.

Sherly masih linglung dan kebingungan. Oleh karena itu dia memilih membangunkan Mark dari tidurnya. Daripada kebingungan sendiri tidak ada jawaban. Mungkin Mark bisa meluruskan apa yang sudah terjadi.

"Mark! Mark ayo bangun," panggil Sherly menepuk Mark dengan pelan.

Sherly sekali-kali melirik ke arah luar jendela ketika membangunkan Mark. Perasaannya jadi semakin tidak enak. Suasana sangat sepi dan mencengkram. Membuatnya merinding.

"Mark! Ayo bangun," panggil Sherly lagi.

Mark bukannya terbangun, dia malah membalikkan badan memunggungi Sherly. Dia terganggu dengan suara Sherly yang mengusik tidurnya. Dia masih sangat mengantuk.

"Mark! Ayo bangun," ujar Sherly lebih keras namun belum membuahkan hasil.

Sherly jadi sebal dengan Mark. Dia sudah capek membangunkan Mark dari tadi. Itu anak bukannya terbangun tapi malah semakin lelap.

"Ih, Sherly marah," gumam Sherly menatap Mark dengan mata besarnya. Mirip anak-anak sedang marahan.

Sherly seketika mempunya ide untuk membangunkan Mark. Tangannya dengan usil meraih hidung Mark. Dia akan membuat Mark kesulitan bernafas supaya mau bangun. Sudah capek dan habis suara membangunkan Mark.

Sherly menjepit hidung mancung Mark dengan keras. Tertawa kecil melihat Mark yang kesusahan bernafas.

"Rasain, makanya tidur jangan kek kebo. Habis suara Sherly," ucap Sherly terkekeh kecil.

Mark mulai kehabisan nafas, dia langsung terjaga setelah menyingkirkan tangan Sherly. Setelah itu dia berusaha menghirup nafas dengan kuat. Seperti orang habis tenggelam.

"Sherly," tegur Mark melihat sang pelaku.

"Maaf, aku sengaja," ujar Sherly sambil cengar-cengir.

"Apaan sih kamu. Aku masih ngantuk. Jangan ganggu aku. Aku mau tidur lagi," kata Mark melihat kelakuan Sherly dan bersiap ingin tidur lagi.

"Jangan tidur dulu," cegah Sherly memegang lengan Mark.

"Apa lagi," sahut Mark mendengus kesal karena mimpi indahnya buyar.

"Mark, coba lihat keluar. Ada yang aneh," suruh Sherly melepaskan tangan Mark. Membiarkan Mark melihat sendiri ke arah jalanan. 

"Aneh kenapa sih?" tanya Mark langsung melihat ke arah jendela.

Mark mengernyitkan alisnya ketika melihat ke arah luar jendela. Kemudian dia berbalik melihat teman-teman. Teman-temannya masih tertidur lelap. Termasuk Davin dan lainnya. Tidak ada yang bangun kecuali mereka berdua dan sang sopir tentunya.

"Kenapa kita bisa di dalam hutan? Kita mau ke pantai kan?" tanya Mark linglung. 

"Aku juga tidak tahu. Itu yang aku herankan juga. Makanya aku sengaja membangunkan kamu," balas Sherly.

"Apa pantai itu sangat jauh?"

"Kata Bu Guru, kita akan tiba di pantai saat sore. Jaraknya hanya empat jam saja," jawab Sherly.

Bersambung ....

Misteri Bus SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang