Part 9

703 39 0
                                    

Mark bangun dari kursi dan mendekati Bu Guru. Tubuh Bu Guru sudah mulai bergetar. Kakinya juga melemas. Bersyukur para siswa-siswi sudah berhasil dibangunkan semua.

"Bu, ada apa? Apa yang terjadi" tanya Mark.

"Itu, ada yang aneh sama sopir bus nya," ujar Bu Guru melirik ke arah sopir dengan takut-takut.

"Apa yang aneh sih Bu," sahut Sherly.

Sherly ikut berdiri. Dia berdiri di depan kursi. Badannya harus menghadap ke arah belakang bus untuk melihat wajah Bu Guru.

"Kalian lihatlah keluar jendela. Diluar sangat gelap dan kita berada di tengah," suruh Bu Guru.

Para siswa-siswi melihat ke arah luar. Tapi mereka tidak merasakan ada yang aneh kecuali mereka heran kenapa tidur sangat lama. 

"Bu, kata Pak sopir tadi ada perbaikan jalan. Jadi Pak sopir memutar arah agar kita bisa menuju ke pantai," terang Mark.

"Itu tidak mungkin, Mark. Ibu sudah mematikan semua itu agar perjalanan kita tidak terhambat. Tidak ada perbaikan jalan sama sekali," sahut Bu Guru.

"Iya, ini aneh juga. Dari tadi kita berada di tengah hutan, Mark. Ini sudah jam tujuh malam. Tadi kita terbangun saat jam empat. Kenapa kita belum juga keluar dari hutan. Apa masih jauh," ujar Sherly kebingungan yang sudah melihat jam kembali untuk mengecek waktu.

"Berarti kita semua kek kebo dong. Kita sudah tidur dari tadi siang. Masak di antara kita tidak ada yang terbangun," sahut Karla.

Mark juga merasa ada yang aneh. Tidak mungkin Bu Guru berbohong. Apa untungnya. Mereka lebih mempercayai ucapan Bu Guru daripada sopir bus yang tidak mereka kenal.

Mark memberikan kode kepada Davin, Arga, Wisnu dan Bagas untuk ikut menanyakan kepada pak sopir bus. Mengikuti dia yang berjalan ke arah depan bus.

Mereka berempat langsung paham maksudnya Mark. Tanpa banyak bicara mengikuti langkah Mark yang sudah berjalan duluan ke arah sopir bus. 

Sherly dan lainnya hanya melihat mereka berlima. Mereka berdoa semoga semuanya baik-baik saja.

"Pak!" panggil Mark yang tidak mendapatkan respon.

Mark melirik ke arah teman-temannya. Mereka memberi kode menyuruh dia lanjut bertanya.

"Pak, sekarang kita ada di mana?" tanya Mark dengan suara halus.

"...."

"Pak, jangan diam saja dong. Apa bus ini lagi penculikan atau penyanderaan atau bagaimana," ujar Wisnu tidak sabar.

"Wisnu," tegur Davin dan lainnya.

Mereka semakin ketakutan dengan perkataan Wisnu. Mereka takut jika beneran diculik atau disandera. Apalagi sekarang banyak kasus penjualan organ manusia secara ilegal.

"Pak berhenti sekarang juga," perintah Mark dengan tegas.

"...."

"Bapak jangan memaksa kami ya," kata Mark sudah dengan nada tinggi.

"...."

"Percuma kita bicara sama dia," ujar Arga.

Arga dengan nekat ingin mengambil paksa kendali bus. Dia tahu bagaimana cara membawa bus. Dia sudah terbiasa membawa berbagai jenis mobil.

Arga yang mengambil ahli paksa kemudi menyebabkan bus bergoyang. Bus tidak lagi berjalan dengan lurus. Berliuk-liuk ke kiri dan ke kanan.

"Arga, apa yang kamu lakukan," tegur Mark mencari pegangan.

Para siswa-siswi yang lain berteriak histeris. Mereka segera memegang apapun yang bisa menjaga tubuh mereka. Sherly juga sudah duduk kembali. Dia memeluk kepalanya karena sangat takut.

"Anak-anak, hati-hati. Jangan sampai kita kecelakaan," ujar Bu Guru memeluk kepala kursi dengan posisi masih berdiri.

Bersambung ….

Misteri Bus SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang