"Kamu sih, kalau bahas gituan jangan sama Sherly. Noh, sama Putri saja. Dia tuh yang doyan pakai baju seksi," timpal Davin bersandar di bahu Bagas.
"Iya kan Put?" tanya Davin beralih ke Putri.
"Kenapa kalian jadi bawa-bawa nama aku. Lagian ya, ya kali kita mandi di pantai pakai gaun. Mau berenang atau nikahan," sahut Putri sewot malah membawa namanya sesuka hati. Terserah dia mau pakai apa. Barang-barang dia. Tubuh-tubuh dia. Suka-suka dia dong.
"Mending kita pakai dasteran saja. Itu lebih sopan tahu," sanggah Sherly yang berniat menggunakan daster piyama di pantai.
"Kamu mau berenang atau tidur?" sindir Bagas tidak mau kalah.
"Sudah-sudah, jangan ribut lagi. Kalian norak tau nggak. Nggak pernah pergi liburan ya," lerai Karla sambil berkacak pinggang menatap mereka yang dari tadi ribut. Mengganggu dia yang sedang fokus makan saja.
"Mereka tuh yang norak," kata Sherly tidak terima dan menunjuk ke arah Davin dan lainnya.
"Kalian sama saja," timpal Karla tidak butuh pembelaan dari Sherly. Kemudian dia melanjutkan makan cemilan yang baru saja dibuka.
****
Setelah beberapa puluh menit kemudian, salah satu bus yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba. Para siswa-siswi langsung berseru sangat senang melihat bus memasuki halaman sekolah. Apalagi Sherly dan lainnya. Itu adalah bus yang akan digunakan oleh Sherly dan teman-teman. Mereka yang mendapatkan bus pertama.
"Mia, kami duluan ya," ujar Sherly dengan semangat melambaikan tangan.
"Kalian hati-hati ya," sahut Mia membalas lambaian tangan Sherly.
"Kamu Mia, omongan kamu kek kita nggak pernah bertemu lagi," kata Karla menggeleng kepala.
"Ya sudah, kalian jangan balik lagi. Aku muak sama muka kalian. Sana, pergi yang jauh. Aku tidak mau melihat kalian lagi," ucap Mia tanpa sadar karena sewot. Dia sudah berbaik hati berbasa basi sama mereka. Bukannya mereka berterima kasih.
"Ih Mia jahat. Kok gitu sih. Apa Mia sudah nggak sayang lagi sama Sherly," protes Sherly dengan mata sedih. Sherly paling tidak suka jika dijauhi teman-teman.
"Sherly, aku bukan ngomong sama kamu. Tapi sama anak songong itu. Bukannya berterima kasih malah nyolot," terang Mia sebelum Sherly menangis beneran.
"Pikir nggak suka sama Sherly lagi," kata Sherly mengusap air mata yang sempat turun satu tetes di ujung pelupuk mata.
"Anak-anak, ayo naik," panggil Bu Guru menyuruh para siswa masuk ke dalam bus.
"Sana naik," suruh Mia.
"Sherly duluan ya," kata Sherly memeluk Mia sebelum pergi.
"Hati-hati," ucap Mia. Entah kenapa perasaannya sedih melihat teman-teman yang naik bus.
'Mia, nanti kamu akan bertemu lagi dengan mereka di sana. Kamu jangan cengeng gini. Mereka bukan pergi jauh dari kamu,' batin Mia menghapuskan air mata yang ikut keluar melihat Sherly dan lainnya mulai naik bus.
Mia kembali bergabung dengan teman-teman yang satu bus dengannya. Dia ingin menyibukkan diri agar tidak memikirkan yang aneh-aneh. Tidak tahu saja jika perasaannya adalah feeling tidak bisa bertemu dengan teman-temannya lagi.
Mereka dengan semangat naik ke dalam bus. Setelah itu duduk sesuai nomor bangku yang telah diundi. Ada juga sebagian siswa siswi yang sengaja menukar nomor bangku agar bisa duduk dengan teman-teman dekat atau se frekuensi. Termasuk Sherly dan kawannya.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Bus Setan
HorrorBlurb Menceritakan kisah sekelompok siswa yang terjebak di dalam bus setan. Bus itu membawa mereka ke dalam jurang. Dari 25 penumpang hanya 8 orang yang selamat. Mereka segera kabur untuk menyelamatkan diri. Dari belakang sang hantu sopir bus mengik...