Part 10

712 39 0
                                    

"Kita ambil alih paksa saja kalau dia tidak mau melepaskannya. Ayo lepaskan," ujar Arga masih berusaha merebut alih kemudi.

Bus bukan bergerak semakin pelan, tapi sangat sopir bus malah menambah kecepatan bus. Kakinya menginjak pedalaman gas semakin dalam.

"Kalian pegangan yang erat," teriak Davin memperingati yang lain.

Mark memerintahkan Wisnu dan Bagas untuk menahan badan sang sopir. Mereka juga harus membantu Arga. Bus harus dihentikan sekarang juga.

Wisnu dan Bagas berjalan ke belakang kursi kemudi. Mereka memegang bahu Pak sopir. Supaya tidak banyak bergerak.

Mark mulai membantu Arga melepaskan tangan Pak sopir dengan paksa. Sedangkan Davin berusaha menggeserkan kaki sopir bus dari pedal gas.

Mereka sama sekali tidak bisa menggeserkan tangan atau kaki sopir bus sedikitpun. Semakin lama guncangan bus juga semakin terasa.

Guncangan bus yang sangat kuat membuat Mark tidak sengaja menyenggol kepala sopir dengan sikunya. Sehingga menyebabkan  kepala Pak sopir jatuh. Kepala itu jatuh terguling di lorong bus.

"Aaaa …."

Para siswa-siswi berteriak histeris melihat kepala sopir bus yang terjatuh menggelinding melewati mereka. Bu Guru yang berdiri sampai terjatuh duduk. Kakinya tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Seketika kaki jadi lemas tidak bertenaga melihat kepala sopir bus menggelinding.

Kepala itu terus menggelinding sampai ke arah kaki Bu Guru. Kepala itu baru berhenti bergerak setelah bersentuhan dengan ujung sepatu Bu Guru. Dengan mata yang terbuka dan melotot menghadap ke arah Bu Guru.

"Aaaa …."

"Aaaa …."

Bu guru berteriak lebih keras daripada siswa-siswi. Dia sangat syok melihat kepala manusia jatuh tepat di depan kakinya. Sangat mengerikan dan menjijikkan.

Sherly reflek bangun dan berdiri memepet ke arah jendela. Menjauhkan tubuhnya dari kepala sopir bus. Sehingga botol minuman yang tadi dia pegang tanpa sengaja jatuh ke arah luar jendela tersapu angin. Rencana tadi dia ingin minum karena kehausan saat Mark dan lainnya berjalan ke arah sopir bus.

"Botol kesayangan aku," teriak Sherly.

Sherly dengan reflek dan nekat mengeluarkan kepala dari jendela. Dia ingin meraih botol itu sebelum terjatuh. Namun botol itu sudah duluan terjatuh di pinggiran jalan.

"Sherly!" teriak Karla dan Putri.

Karla dan Putri dengan segera bangkit dari tempat duduknya. Mereka segera menarik tubuh Sherly agar tidak terjatuh ke jalanan. Kondisi bus yang tidak berjalan normal takut akan melemparkan tubuh Sherly.

Mark dan lainnya juga sangat takut saat kepala sopir bus terjatuh. Tapi mereka dengan cepat sadar. Mereka kembali mencoba untuk mengambil alih kemudi bus yang sudah oleng. Harus ada yang mengendalikan bus.

"Sherly, apa yang kamu lakukan," bentak Karla marah dengan apa yang dilakukan oleh Sherly. Sherly sangat membahayakan dirinya.

"Botol minuman aku jatuh," ujar Sherly setelah berhasil ditarik oleh Karla dan Putri.

"Apa kamu mau mati, hah," kata Putri dengan marah marah.

"Itu botol kesayangan aku," bela Sherly dengan pandangan menunduk.

"Kamu jangan gila Sherly. Tadi kamu bisa saja jatuh ke jalan," ceramah Karla.

"Maaf, aku reflek tadi," ucap Sherly menyesal.

Mark dan lainnya masih berusaha untuk mengambil alih kemudi. Walaupun sopir itu sudah tidak ada kepala, tapi tangan dan kakinya tidak mau lepas dari pedal gas dan juga setir bus.

Bus itu semakin lama semakin tidak karuan. Berjalan zig zag melewati malam yang mencengkam.

Bersambung ....

Misteri Bus SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang