Part 11

700 38 0
                                    

"Davin!" teriak Mark.

"Aku masih berusaha menariknya," balas Davin mengerti maksud Mark.

"Ah, sial," umpat Arga sangat panik.

"Awas!" teriak Wisnu yang melihat di depan ada jurang.

Mark dan Arga dengan kuat memutar setir kemudi. Mereka menghindari jurang agar tidak terjatuh ke sana. Di sekitar jalanan yang mereka lewati banyak jurang yang dalam.

"Kalian semua pegangan yang erat. Kita bisa saja mengalami kecelakaan," teriak Mark dengan keras.

"Apa!" teriak para siswa-siswi.

Mereka dengan patuh mencari tempat pegangan yang cocok. Di antara terkejut dan masih syok mereka berusaha melindungi diri sendiri.

Karla yang berbadan gemuk segera memeluk Sherly dan Putri. Dia ingin melindungi mereka berdua dengan tubuhnya. Tubuhnya yang berisi bisa melindungi orang.

"Karla," ujar Putri kaget melihat Karla melindungi mereka.

"Kalian jangan banyak bergerak," sahut Karla tersenyum.

"Karla," ucap Sherly dengan mata sedih.

"Aku hanya ingin melindungi sahabat aku."

"Aku tidak akan mati kejepit kan," timpal Sherly menghilangkan rasa takutnya.

"Sherly," tegur Putri.

"Aku sangat takut," ujar Sherly memeluk Putri dan Karla dengan erat.

"Kita pasti akan selamat," kata Karla dengan tidak yakin.

Putri dan Sherly memeluk Karla dengan erat. Mereka sangat berharap akan baik-baik saja. Serta Karla yang membalas memeluk mereka.

Mark dan Arga sangat kesusahan mengambil alih kendali. Tangan sang sopir bergerak sendiri secara tidak teratur dan mencengkram setir kemudi dengan kuat. Seperti sudah terlem mati di sana.

"Davin, apa masih belum bisa?" tanya Bagas masih menahan tubuh sopir.

"Aku tidak bisa menariknya. Kakinya sudah sangat kaku," sahut Davin menarik sekuat tenaga.

Hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Bus sudah tidak bisa dikendalikan lagi dan menabrak pembatas jalan setelah berliuk-liuk tidak karuan di jalan. Bus itu masuk ke dalam jurang. 

Bus tersebut berguling-guling beberapa kali di pinggir jurang sebelum terdampar di kaki jurang.

"Aaaa …." Teriak mereka saat bus menabrak pembatas jalan.

"Berlindung!" teriak Mark sebelum bus masuk ke jurang.

Mark segera menarik Arga dan Davin. Mereka bertiga saling melindungi dan berpegangan yang kuat pada apapun.

Wisnu dan Bagas melepaskan tubuh sang sopir. Mereka berdua segera berjongkok dan meletakkan kedua tangan di atas kepala untuk melindungi kepala dan tubuhnya. Sesekali tubuh Bagas berbenturan dengan dinding bus saat bus berguling

Karla semakin mengeratkan pegangan. Kakinya juga dia taruh di bawah kursi agar mereka tidak terombang-ambing. Mengikuti bus yang berguling.

Bu Guru setelah bisa mengendalikan diri mencoba berdiri. Dia ingin membantu Mark dan lainnya. Ketika Mark berteriak, dia linglung dan tidak sempat memegang apapun. Alhasil tubuhnya terlempar mengikuti gerakan bus yang bergelinding.

Para siswa lain juga ikut memegang apa yang mereka bisa pegang. Tapi sayangnya banyak di antara mereka yang tidak kuat berpegangan. Tangan mereka terlepas. Sehingga tubuh mereka terlempar seperti Bu Guru.

Bus itu berhenti saat menabrak sebuah pohon. Bagian yang menabrak pohon adalah bagian belakang bus. Sehingga keadaan bus bagian belakang sangat hancur.

***

Sherly membuka mata dengan pelan ketika bus sudah berhenti bergelinding. Dia berusaha mengintip lewat bahu Karla. Karla masih memeluk mereka berdua dengan sangat erat.

Banyak siswa yang tergeletak di atas kursi dan juga lantai. Apalagi bagian bus belakang yang sangat parah. Para siswa-siswi terjepit di sana. Tubuh Ibu Guru juga terletak di lantai dengan darah di sekujur tubuh.

"Huhuhu," Sherly hanya bisa menangis ketakutan melihat semua itu.

Bersambung ….

Misteri Bus SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang