Sebuah ancaman

1.7K 140 73
                                    

•Follow

•Follow

•Follow

•Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy reading 🤗

———••———

Seperti biasa, Naya menyiapkan sarapan untuk Ken yang tentunya dengan menu makanan kesukaan Ken, yaitu nasi goreng.

"Ken, sarapan dulu. Naya udah—" Naya tidak jadi melanjutkan kalimatnya karena Ken hanya melewatinya begitu saja.

Naya berlari menyusul Ken sambil membawa tas nya. Mendengar suara motor yang sedang menyala, langkah Naya semakin cepat. Tapi sayang, Ken sudah lebih dulu melajukan motornya padahal tinggal beberapa langkah lagi Naya akan sampai.

Naya menghela nafasnya panjang. Naya paham jika Ken masih marah padanya.

Tin... Tin....

Naya pun menoleh mendengar suara klakson tersebut. "Mau berangkat bareng?"

"Iya deh. Daripada gue telat." Naya pun naik ke atas motor itu.

Sang pengemudi motor sengaja mempercepat laju motornya agar Naya mau berpegangan. Hingga mereka sampai di lampu merah dan tak disangka, mereka bersebelahan dengan Ken.

"Bangsat!" Ken mengumpat saat melihat sisi kirinya yang terdapat dua sejoli dalam satu motor.

Ken langsung turun dari motornya dan menghampiri keduanya tanpa membuka helm.

"Turun!" bukan sebuah permintaan, tapi itu sebuah perintah.

"Ken?" beo Naya.

"Lo gak liat kalau lampu merah?! Jangan buat kekacauan di jalan!" sewot Haikal.

"Nay, gue bilang turun!"

"Tapi Ken ini—"

"Lo tuli?! Turun anjing!" Ken menarik paksa tangan Naya.

"Ken, sakit...." Naya segera turun dengan pontang-panting karena ditarik paksa oleh Ken.

"Lo bisa hati-hati gak sih? Dia kesakitan!" Haikal pun turun dari motornya.

"Dia cewek gue! Lo gak usah ikut campur!"

Ken menarik Naya menuju motornya. Ken pun segera naik keatas motor. "Buruan naik!"

Naya masih bergeming ditempatnya menatap Ken yang tiba-tiba menjadi posesif.

"Nay?" panggil Ken yang membubarkan lamunan Naya.

"Lo masih punya telinga kan? Atau lo udah tuli?"

Naya pun segera menaiki motor Ken. Naya merasa bahwa kemungkinan Ken sudah memaafkannya.

Tanpa aba-aba lagi, Ken langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Dan tidak ada obrolan diantara keduanya.

Sesampainya di sekolah, Naya terlihat senyum-senyum sendiri sambil memandangi Ken yang sedang merapikan rambutnya karena berantakan setelah melepas helm.

Ken yang melihat itu, menjadi sinis. "Ken udah maafin Naya, kan?"

"Sampai kapanpun, gue gak akan maafin lo!"

"Kok gitu? Tadi itu—"

"Gue gak suka di deket-deket sama cowok lain!"

"Kenapa? Ken cemburu?"

NAKENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang