NAKENZO

12.7K 615 233
                                    

"NAYA!"

Teriakan itu mampu membuat Naya yang sedari tadi melamun tersentak kaget

"Kaget anjir" umpat Naya kepada kedua sahabatnya

"Lo sih pagi pagi udah ngelamun, ntar kesambet pak Samsul mampus lo" kata Lena

"Kok pak Samsul sih? Awas lo yang nanti didatengin" mendengar jawaban Naya, Lena sontak kaget

"Maksud lo apa Nay?"

"Lo belum tau kalau pak Samsul udah meninggal dua hari yang lalu?"

"Ck. Gue pikir itu cuma candaan semua siswa. Jadi bener pak Samsul udah meninggal?"

"Ya" jawab Naya singkat sambil meninggalkan kedua sahabatnya

Entah ada apa dengan Naya. Tak biasanya gadis itu seperti ini. Melamun dan murung bukanlah kebiasaannya. Bahkan dua kata itu sepertinya tidak ada dalam kamus hidupnya

Gabriella Naya Adella Richardo. Seorang gadis berkulit putih dengan pipi chubby itu baru saja sampai di kantin. Keadaan kantin sangatlah ramai, namun pandangan Naya kosong. Raganya memang di kantin, tetapi pikirannya berada ditempat lain

"Lo kenapa kenapa sih Nay? Dari tadi ngelamun terus. Lo lagi ada masalah?" interogasi Yessica pada Naya

"G-gue gapapa kok. Kalian ke kelas aja dulu. Nanti gue nyusul." lamunan Naya bubar karena pertanyaan Yessica. Entah sejak kapan Lena dan Yessica ada disana

"Yakin nih gapapa? Ayo dong cerita kalau lo ada masalah. Kita kan sahabat" Yessica membujuk Naya agar mau berbagi masalah padanya

"Iya gue lagi ada masalah. Tapi...." ucap Naya menggantung

" Tapi apa? Masalahnya apa? Lo kalau ngomong itu jangan setengah-setengah. Lo pikir gue bisa tau isi otak lo?" Lain halnya dengan Yessica yg penuh kelembutan. Kali ini yang menginterogasi Naya adalah Lena yg tak suka basa basi karena sifatnya yang arogan

"Naya lagi ada masalah, jangan gitu kalau tanya. lembut dikit bisa ga sih" protes Yessica terhadap perlakuan Lena

"Kalau gue ga ngedesak dia, gue mana bisa tau masalahnya. Secara lo tau sendiri Naya itu orangnya gimana" cetus Lena meninggikan nada bicaranya yang kesal karena Yessica protes dengan sikapnya. Tentu Lena tidak suka

"Kalau didesak terus, bukannya cerita dia malah tertekan"

"Mending lo diem! Gue lebih dulu sahabatan sama Naya daripada lo. Jadi gue tau cara nanganin Naya. Lo tuh cuma BENALU! Untung gue mau maafin lo waktu itu. Kalau bukan karena Naya, gue udah ga sudi punya sahabat kek lo" nada bicara Lena kini semakin tinggi dan penuh penekanan

Hati Yessica bagai tersambar petir saat mengetahui bahwa Lena belum sepenuhnya bisa memaafkan kesalahannya di masa lalu "Lo kok malah ngungkit masa lalu sih Len. Kita kan udah sepakat buat ngelupain itu semua" kesal Yessica

"Mulut gue yang sepakat. Tapi hati gue nggak!" ujar Lena penuh penekanan

Telinga Naya yg sedari tadi panas mendengar perdebatan para sahabatnya, akhirnya angkat bicara
"Udah,cukup! berhenti!" Naya menjadi penengah antara Lena dan Yessica
"Kalian mau tau kan ada apa sama gue hm? Jadi tuh... nyokap gue... nyokap gue mau nikah lagi" lanjut Naya dengan raut wajah sedih

Ketiganya hening....

"Gue bingung. disatu sisi gue ga tega lihat nyokap gue sendiri terus tanpa pendamping. Tapi disisi lain gue ga mau punya papa baru. Gue ga mau ada yang gantiin posisi papa"

Lena ingin sekali memeluk sahabatnya itu dan menenangkannya. Tapi karena egonya sangat tinggi, Lena mengurungkan niatnya

"Udah Nay, lo jangan sedih, nanti gue juga ikut sedih" Yessica menepuk pundak Naya dan memeluknya berharap bisa menenangkan Naya

Lena yg melihat pemandangan itu menjadi kesal 'dasar bitch. sok baik banget sih' Lena membatin. 'coba dulu Naya ga ngelarang gue buat beraksi. mungkin lo udah ketemu tuhan waktu itu' lanjut Lena membatin seraya menatap tajam ke arah Yessica

"Yaudah ijinin aja nyokap lo nikah lagi. Apa susahnya sih" cetus Lena memecah suasana

"Lo tuh kok k-" Yessica belum selesai dengan kalimatnya, Lena langsung memotong "LO DIEM! Gue ga ngomong sama lo YESSICA WARDANA PUTRI!" Lena berbiaca penuh penekanan dan menunjuk pada Yessica

"Gue sih ga keberatan sebenernya klo nyokap gue nikah lagi. Ya walaupun gue masih belum siap. Tapi gue kecewa sama nyokap gue. ternyata pria yg akan dinikahinya itu selingkuhan nyokap gue. Nyokap gue punya hubungan sama laki laki lain sewaktu almarhum bokap gue masih hidup" penjelasan Naya itu mampu membuat kedua sahabatnya melongo

"Udah. Mendingan lo ngomong sama nyokap lo dari hati kehati. Mungkin nyokap lo selingkuh karena ada alasannya"

"Lo bego atau apa sih Yes?! Orang selingkuh itu tetep salah! Meskipun ada alasannya, itu ga bener" rasanya Lena ingin sekali menghantamkan kepala Yessica

"Mau bel masuk nih. Ke kelas aja yuk!" Naya yang tidak ingin kedua sahabatnya itu bertengkar, berinisiatif mengalihkan topik

Mereka bertiga pergi meninggalkan kantin dan melangkah menuju ruang kelas X IPA 1. Tanpa disadari, ada seorang pria yang mulai mengikuti mereka sedari tadi. Baru saja mereka menginjakkan kakinya masuk. Tiba-tiba....

Bugh

"Awwwhhh" rintih Naya ketika seorang pria mendorongnya dengan kuat

"Lo yg namanya Naya? Anak dari Michel Richardo?!" ucap sang pria penuh penekanan dan Naya hanya mengangguk

"Oh jadi lo anak jalang itu?!" pria itu mendekatkan wajahnya dengan Naya. Naya seketika mematung tak kuasa mendengar ucapan pria itu

"Kalau nyokap nya jalang. Terus lo apa ya? Jalang kecil?!" mencengkeram dagu Naya

Plak!

Satu tamparan melesat dipipi mulus pria itu.

"Berani banget lo nampar gue! Lo siapa? gausah ikut campur!" Pria itu menatap tajam gadis yang menamparnya

"Yang seharusnya tanya itu gue. Lo siapa? Berani banget lo nyatikin sahabat gue" ya itu Lena. Lena lah yang menampar pria misterius itu

"Gue sampek lupa. Lo kan masih junior, baru masuk sekolah ini. Gue maklumi kalau lo ga kenal gue" sahut pria itu dengan tatapan remeh

"Lo ga usah basa basi. Kuping gue panas denger suara lo" ujar Lena sambil menepis tangan pria itu yang sedari tadi menarik rambutnya

"Ternyata lo junior yang angkuh. Dengerin gue baik baik. Nama gue KENZOLIO ABRAHAM STEPHENSON" jawabnya sambil menjauh dari Lena, pria itu malah mendekatkan wajahnya kepada Naya dan menatap Lena kembali.

'Dia ngomong apa tadi? Kenzolio Abraham Stephenson? Jadi, dia primadona sekolah?! Dan kenapa nama belakangnya Stephenson? Apa dia marga Stephenson? Mampus gue' Lena membatin bergeming. Seakan tau siapa pria yang sedang Lena hadapi. Dan jika Lena masih bersikap angkuh, tamatlah riwayatnya

"Kenapa diem? Kok nyalinya jadi ciut setelah lo tau nama gue?!" Terukir senyum kemenangan diwajah Ken.

'Maafin gue Nay. gue ga bisa bantu lo kali ini. Karena gue ga mau cari masalah sama nih cowok. Kalau gue salah ngambil tindakan, bisa habis gue' dalam keadaan mematung, Lena terus saja membatin

Ken kembali mendekatkan diri pada Naya dan kini wajah mereka hanya berjarak satu cm. Lalu Ken semakin mendekatkan bibirnya dengan telinga Naya "Sepulang sekolah tunggu gue di parkiran. Gue antar lo pulang. Tapi lo harus ikut gue dulu!" bisik Ken dengan suara khas beratnya

"Tapi gue nant—" Ken membekap mulut Naya. Padahal gadis itu belum selesai dengan kalimatnya. "Gue ga suka penolakan! dan gue ga butuh persetujuan lo. mau ga mau lo harus ikut gue!!" Ujar Ken tidak main main

Setelah selesai mengatakan itu, Ken pun pergi meninggalkan kelas Naya. karena bel masuk sudah berbunyi

LUANGKAN WAKTU UNTUK VOTE DAN KOMEN YA!!

JANGAN PELIT, NANTI KUBURANNYA SEMPIT

NAKENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang