Not much different. This life is never important anymore.
...
B E R K E N D A R A sejak tengah malam hingga fajar menyingsing, bukanlah waktu yang singkat. Perjalanan dari pusat Palermo menuju daerah Catania cukup memakan banyak waktu—lama, sangat lama. Dan selama itu pula, kedua insan yang saling berbagi jok motor itu dapat merasakan kedekatan satu sama lain.
“Tuan Zee ...”
Dari sekian lama kebungkaman yang dibiarkan merajalela, Nunew pada akhirnya bersuara. Menarik sedikit keterkejutan dari sang empu nama di belakang. “Hm?”
Seulas senyum terbit segaris. Motor tetap melaju saat Nunew mulai mengajukan pertanyaan yang terdengar aneh. “Kau membiarkan ku mengemudi, apa kau tak takut bila aku bisa saja menabrakkan motor ini pada truk sewaktu-waktu?”
“Tidak.”
Singkat—dan itu tak cukup membuat Nunew puas. “Alasan?”
“Aku memiliki banyak nyawa. Kalaupun kau melakukan itu, kau yang akan mati seorang diri.”
Tch! Yang benar saja. Nunew terkekeh lirih. Meregangkan jari-jarinya yang mulai di terpa kebas. Dalam hati ia membatin, bahwa sebenarnya ia juga tak memiliki pilihan dan arah pandang. Ke mana? Apakah ia akan aman? Seberapa banyak kekacauan yang di buat si bajingan Aof yang akan mempersulit kehidupannya?
“Seberapa banyak hutang keluarga Hargreave pada mu?” Beban baru, menimpa pundaknya untuk kesekian kalinya. Nama suci keluarganya telah benar-benar menjadi kotor. Mengembalikan semuanya seperti sediakala adalah impian barunya. Lalu jika bukan dirinya siapa lagi?
“Banyak.”
“Boleh ku katakan, bahwa permasalahan hutang itu adalah ulah seorang bajingan, dan bukan anggota keluarga Hargreave?” Aof hanyalah iblis terkutuk, yang sialnya berada dalam kehidupan Hargreave, itu saja. “Bukan aku juga,” cicit Nunew.
“Peduli apa aku. Kesepakatan tetap kesepakatan. Jika tidak sanggup membayar, maka terimalah deritanya.”
Nunew paham bahwa apa yang telah ia bahas tak akan memperbaiki apapun, namun setidaknya ia sudah mencoba menjelaskan. Kapan lagi ia bisa berbicara empat mata dengan orang seperti Zee.
Sebuah gerbang tinggi dengan bebatuan hitam dan baja menyambut tak jauh di depan. Gerbang awal kediaman telah terlihat—dan Nunew harus mulai mengucapkan kata perpisahan pada kebebasan. Dalam hati ia mengutuk Aof atas semua yang ia rasakan.
“Tuan Zee.”
Kali ini apa lagi? Zee memilih tak merespon, menatap lekat surai belakang si manis datar.
Nunew menarik nafas dalam-dalam. Kedua matanya memanas, ia harus mengatakan ini—karena kesempatan tak selalu datang dua kali. “Jika ... jika kau mulai jengah dengan permasalahan hutang ini, bisa langsung bunuh aku saja, tanpa perantara orang lain?”
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOMAFIA-Another Part of Love [ZeeNunew] END
FanfictionTerrible beginnings don't always end badly. Zee Pruk - salah satu keturunan utama Ravenlovell tak pernah mengira akan jatuh sampai sedalam ini. Keturunan keluarga mafia yang tanpa sengaja terjerat pada permainannya sendiri. "Dia tak lebih dari 'bar...